"Kau bisa merasakannya, Drafar?" Vierra merasakan getaran halus pada roda. Goncangannya tak biasa. Sebagai Knight of Hyperion, Vierra sudah melalui banyak hal yang mengasah kepekaannya mejadi lebih tajam. Sedangkan Drafar memiliki kemampuan serupa merupakan bakat bawaan. Dia sangat sensitif dengan pergerakan tanah meski pun tertutup salju.
"Aku merasakan ada energi yang kuat di sekitar sini." Zuyin menatap Drafar yang mengiyakan.
Pak Tua menghentikan kereta mereka, Zuyin yang duduk di belakangnya siap merapalkan mantra perlindungan. Pak Tua yang tuli pasti memiliki indra lain yang berkembang lebih baik. Seperti sensor perasa pada kulit yang bisa merasakan pergerakan hanya melalui pergerakan udara dan getaran tanah.
Retakan muncul di jalur yang mereka lalui, celah yang terbentuk melebar dengan cepat menampakkan makhluk raksasa yang menyembul ke permukaan. Badannya yang panjang berwarna putih kebiruan dilapisi kulit tebal dengan pori-pori besar.
Semua mata membelalak dengan kemunculannya. "O Divine Light, shield us from harm. Let your holy aegis guard us with your radiant arm. Sanctify our path and hold danger at bay, with your heavenly power, keep all threats away."
Zuyin mengangkat tongkat perak ke langit-langit sebuah perisai magis tiba-tiba terbentuk secara ajaib. Vierra berdiri, dia membidik salah satu pori-pori dengan panah api. En mengembuskan angin, tetapi bukannya membesar, api Vierra justru padam.
"Yang benar saja, En!" Mata Vierra membola. Di bawah bulan purnama pun wajahnya yang pucat sudah merona. "Kalau tidak membantu setidaknya jangan ganggu."
Makhluk itu melancarkan serangan di antara En dan Vierra. Sebuah tanah mencuat membentuk perisai mengurung ketiganya dalam sebuah bola. Drafar sudah di sana, dia berkata, "Kalian mempercayakanku memimpin dalam misi ini bukan? Kalau begitu, dengarkan."
Drafar menarik napas panjang, "Bisakah kalian bekerja sama saja? Ini bukan permainan."
Hantaman energi yang besar menghancurkan perisai tanah.
"Kalian tak apa?" Zuyin sudah di sana membentuk lingkaran pelindung menggantikan barrier tanah milik Drafar.
En melesat ke udara, dia bersiap. Meski enggan diperintah siapa pun, En tahu mereka harus mengakhiri semua ini. Sekali lagi Vierra melakukan serangan dia berteriak, "Sekarang En!"
En mengangkat tongkat sihirnya, angin yang keluar membesarkan kobaran api di ujung mata panah Vierra, tetapi belum sempat menyentuh tubuh silindris itu, api sudah padam begitu saja, hilang. Hanya menyisakan asap tipis yang lenyap kemudian.
"Pori-pori itu menyerap panas di sekitarnya?" En menyimpulkan. "Dia menyerap panas, kalau begitu, rasakan ini! WindBlade ...."
Drafar pun melancarkan serangan berupa tombak-tombak dari tanah yang menghujani makhluk dengan diameter kurang lebih lima meter. Lagi-lagi serangan kombinasi itu tak sampai menyentuhnya. Dalam jarak beberapa meter saja puluhan tombak berduri itu melebur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feather of Melody
Fantasi[ZODIAC ACADEMY SERIES] Tiga siswa dari asrama Virginids-- Zuyin, En, dan Drafar--terpilih untuk melaksanakan studi tour ekslusive lintas dimensi. Mereka akan dikawal oleh Knight of Hyperion yang memiliki zodiak yang sama (virgo) dengan pintunya. Tu...