Chapter 2: Jejak dalam Hujan

122 10 0
                                    

Selamat membaca dan Selamat menikmati!!

*****

Hari-hari setelah pertemuan pertama mereka, Chika Tamara terus merasakan dampak dari interaksi singkat dengan Angelina Christy. Setiap kali ia duduk di kafe "Bintang Senja," pikirannya sering melayang kembali ke percakapan mereka malam itu. Sementara itu, Angelina tampak seperti bayangan yang sulit ditangkap, bersembunyi di antara keramaian kota yang sibuk.

Chika memulai hari-harinya dengan rutinitas yang sama, mengejar berita terbaru untuk kantor dan melakukan wawancara. Namun, rasanya ada kekosongan yang sulit diisi sebuah rasa ingin tahu yang tak terjawab tentang Angelina. Keberadaan gadis itu di benaknya seperti teka-teki yang menunggu untuk dipecahkan.

Suatu sore, setelah menghabiskan waktu di kantor berita, Chika memutuskan untuk kembali ke kafe "Bintang Senja." Ia merasa seperti ada sesuatu yang perlu dicari di tempat itu, meskipun ia tahu Angelina mungkin tidak akan datang kembali. Dengan suasana hujan yang masih meliputi Bandung, Chika merasakan kedamaian yang aneh saat memasuki kafe.

Di dalam kafe, Chika memilih meja yang sama seperti sebelumnya, dekat dengan jendela. Ia memesan teh hijau dan memulai rutinitas menulis di jurnalnya, mencoba mengalihkan pikirannya dari rasa ingin tahunya yang mengganggu.

Tak lama setelah ia duduk, pintu kafe terbuka dan Angelina muncul di dalam jangkauan pandangnya. Seperti malam pertama, Angelina memasuki kafe dengan langkah tenang, namun kali ini, tampak lebih cerah dan segar. Dengan jaket cokelat tua dan rambut yang lebih rapi, Angelina tampak lebih tenang dari biasanya.

Chika merasa hatinya berdegup lebih cepat. Ia melihat Angelina menuju meja yang agak jauh dari tempatnya, tetapi kemudian ia tampak ragu dan memilih untuk duduk di meja yang bersebelahan dengan meja Chika. Melihat ini, Chika merasa dorongan untuk menyapa Angelina kembali.

“Selamat sore,” kata Chika, mencoba tersenyum ramah.

Angelina memandang Chika dengan sedikit keterkejutan, namun kemudian tersenyum tipis. “Selamat sore. Ternyata kita bertemu lagi,” jawab Angelina dengan nada yang lebih hangat dari sebelumnya.

“Kau benar-benar datang ke sini sering sekali?” tanya Chika sambil membuka jurnalnya.

Angelina mengangguk. “Ya, tempat ini memiliki daya tarik tersendiri. Dan hujan malam ini membuatnya terasa lebih istimewa.”

“Benar juga,” kata Chika sambil menuangkan teh hijau ke cangkirnya. “Aku hampir tidak percaya bertemu denganmu lagi. Aku sebenarnya ingin tahu lebih banyak tentangmu setelah pertemuan kita yang lalu.”

Angelina tersenyum samar, menatap cangkir kopi hitamnya. “Ada banyak hal yang bisa dibagikan, tetapi juga banyak yang lebih baik disimpan untuk diri sendiri.”

Percakapan antara mereka mulai mengalir lebih natural dari sebelumnya. Chika, yang penasaran dengan kepribadian Angelina, tidak bisa menahan diri untuk menggali lebih dalam. “Apa yang membuatmu datang ke sini begitu sering?” tanya Chika, berusaha untuk tidak terdengar terlalu menginterogasi.

Angelina menghela napas ringan. “Kadang-kadang, aku hanya butuh tempat untuk merenung dan menjauh dari segala sesuatunya. Tempat ini membuatku merasa nyaman dan tenang.”

Chika merasakan ada kedalaman yang tersimpan di balik kata-kata Angelina. “Kau pasti memiliki banyak hal yang dipikirkan. Aku bekerja sebagai jurnalis, dan sering kali aku merasa sangat membutuhkan waktu untuk memikirkan segala hal yang terjadi di sekelilingku.”

Angelina menatap Chika dengan penuh minat. “Menulis sebagai cara untuk merenung, ya? Aku rasa pekerjaanmu memerlukan banyak introspeksi.”

“Ya, benar. Menulis membantu aku untuk memproses apa yang terjadi di sekelilingku. Dan sering kali, aku merasa seperti ada banyak cerita yang belum sepenuhnya aku pahami,” kata Chika dengan serius.

Percakapan mereka berlanjut dengan lebih dalam, mengungkap berbagai pandangan dan filosofi hidup masing-masing. Angelina mulai membuka diri sedikit, berbagi beberapa pandangannya tentang kehidupan, meskipun ia tetap berhati-hati untuk tidak mengungkapkan terlalu banyak tentang masa lalunya.

Saat malam semakin larut, suasana di kafe semakin tenang. Hujan di luar masih turun dengan deras, menambah rasa nyaman di dalam kafe. Chika merasa bahwa setiap kata yang keluar dari mulut Angelina membawa sebuah pesan tersembunyi, dan ia semakin ingin memahami lebih dalam tentang gadis misterius di hadapannya.

Di tengah percakapan mereka, Chika tidak bisa menahan rasa penasarannya. “Aku penasaran, Angelina. Apa yang membuatmu merasa ada rahasia besar dalam hidupmu? Kau tampak seperti seseorang yang menyimpan banyak hal di dalam diri.”

Angelina terdiam sejenak, memandang jendela yang basah. “Kadang-kadang, rahasia adalah cara kita melindungi diri dari dunia luar. Kita tidak selalu siap untuk menghadapi semua hal yang kita simpan di dalam diri kita.”

Chika mengangguk, merasakan bahwa ada banyak hal yang belum terungkap. “Aku merasa seperti kita baru saja memulai perjalanan untuk saling memahami. Apakah kamu merasa nyaman untuk berbagi lebih banyak tentang dirimu?”

Angelina tersenyum lembut, namun dengan tatapan yang tetap misterius. “Mungkin suatu hari nanti, jika waktu dan keadaan memungkinkan. Untuk saat ini, aku lebih suka menikmati momen yang kita miliki sekarang.”

Saat malam berakhir dan kafe mulai kosong, Chika dan Angelina saling berpamitan dengan perasaan yang campur aduk rasa ingin tahu, ketertarikan, dan sedikit kekhawatiran. Chika merasa pertemuan ini bukanlah kebetulan, melainkan awal dari sesuatu yang lebih besar. Sementara itu, Angelina merasa bahwa kehadiran Chika dalam hidupnya bisa menjadi hal yang membawanya pada perubahan yang tidak pernah ia duga sebelumnya.

Ketika mereka berpisah di luar kafe, hujan masih turun dengan lembut, menyelimuti kota dengan suasana misterius. Chika berjalan pulang dengan pikiran yang penuh, sedangkan Angelina, meskipun terlihat tenang di luar, merasakan sesuatu yang berbeda di dalam hatinya—sebuah pertanda bahwa pertemuan mereka mungkin hanya permulaan dari sebuah kisah yang jauh lebih kompleks.

---

Bayangan di Kota Kembang (ch²)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang