Chapter 4: Bayang-Bayang di Balik Pintu

67 6 0
                                    

Selamat membaca!

*****
Hari-hari setelah pertemuan malam itu berlalu dengan cepat. Chika Tamara terus merenungkan percakapan dengan Angelina Christy, merasa semakin terhubung dengan gadis misterius itu. Kunjungan-kunjungan ke kafe "Bintang Senja" menjadi bagian dari rutinitasnya, dan ia menantikan setiap kesempatan untuk berbicara dengan Angelina.

Sementara itu, Angelina merasa canggung namun tertarik dengan kedekatan yang berkembang dengan Chika. Meski dia menyadari bahaya yang mungkin timbul, dia tidak bisa mengabaikan rasa nyaman dan kehangatan yang didapatnya dari pertemuan-pertemuan mereka.

Suatu malam, saat hujan baru saja mulai turun dengan lembut, Chika memutuskan untuk mengunjungi kafe. Ia merasa seperti ada sesuatu yang berubah dalam suasana hati Angelina, dan dia ingin memastikan semuanya baik-baik saja. Saat memasuki kafe, ia melihat Angelina sudah duduk di meja yang sama, menatap jendela dengan ekspresi melamun.

Chika duduk di meja sebelah Angelina, memesan teh hijau seperti biasa. “Selamat malam, Angelina. Aku senang melihatmu lagi. Apakah semuanya baik-baik saja?”

Angelina menoleh dan memberikan senyum tipis. “Selamat malam, Chika. Semuanya baik. Aku hanya sedang memikirkan beberapa hal.”

“Maksudmu, tentang apa?” tanya Chika, mencoba membuka percakapan.

Angelina memandang cangkir kopinya, seolah mencari kata-kata yang tepat. “Kadang-kadang, kita tidak tahu apakah kita sedang membuat keputusan yang benar atau salah. Ada beberapa hal dalam hidupku yang membuatku merasa ragu.”

Chika merasa ada beban emosional di balik kata-kata Angelina. “Aku rasa kita semua pernah merasa seperti itu. Apakah ada sesuatu yang bisa kubantu atau yang ingin kamu bicarakan?”

Angelina terdiam sejenak. “Kadang, hanya berbicara dengan seseorang yang bisa mengerti kita sudah cukup membantu. Tapi aku merasa ada hal-hal yang lebih baik aku simpan untuk diriku sendiri.”

Chika mengangguk, mencoba untuk tidak memaksa. “Tentu, aku mengerti. Jika kau ingin berbagi, aku selalu ada di sini.”

Percakapan mereka kemudian beralih ke topik yang lebih ringan. Mereka berbicara tentang buku, film, dan impian masa depan. Meskipun Angelina tampaknya lebih terbuka malam itu, dia tetap menjaga beberapa rahasia.

Saat malam berlanjut, Chika merasakan bahwa Angelina semakin nyaman di sekelilingnya, tetapi ada sesuatu yang masih tersembunyi di balik sikapnya. Ketika mereka bersiap untuk meninggalkan kafe, Angelina terlihat lebih tenang. “Terima kasih atas percakapannya malam ini, Chika. Kadang, berbicara denganmu membuatku merasa sedikit lebih baik.”

Chika tersenyum. “Aku juga merasa begitu. Semoga hari-harimu ke depan menjadi lebih baik.”

Mereka berpamitan dan keluar dari kafe, dengan hujan yang semakin reda. Chika merasa ada sesuatu yang penting yang masih belum diungkapkan oleh Angelina, tetapi dia tahu bahwa dia harus sabar.

---

Bayangan di Kota Kembang (ch²)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang