Chapter 6: Kepingan yang Mulai Terungkap

74 9 0
                                    

Selamat membaca dan Selamat menikmati

*****
Malam yang lain tiba, membawa hujan ringan yang membasahi jalan-jalan Bandung. Chika Tamara merasa semakin gelisah. Ada sesuatu yang mulai berubah dalam interaksinya dengan Angelina Christy—sebuah perasaan bahwa mereka mendekati sesuatu yang lebih dalam, lebih gelap, dan lebih rumit daripada sekadar hubungan persahabatan biasa.

Chika berjalan menuju kafe "Bintang Senja" dengan langkah yang lebih cepat dari biasanya. Ia merasa ada sesuatu yang mendesak dalam dirinya, dorongan kuat untuk segera bertemu Angelina dan melanjutkan percakapan mereka. Sesuatu di dalam dirinya memberitahu bahwa malam ini akan berbeda.

Ketika Chika tiba di kafe, ia mendapati bahwa tempat itu hampir kosong, kecuali untuk seorang barista yang sedang membersihkan meja di sudut ruangan. Chika memilih meja yang biasa ia duduki, dekat jendela, dan memesan teh hijau sambil menunggu kedatangan Angelina.

Tak lama setelah Chika duduk, pintu kafe terbuka, dan Angelina masuk dengan jaket cokelat tuanya yang sudah mulai basah oleh hujan. Wajahnya tampak sedikit pucat, dan ada kelelahan yang tak bisa disembunyikan di matanya. Chika langsung menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

“Selamat malam, Angelina. Kau terlihat lelah. Apakah semuanya baik-baik saja?” tanya Chika dengan nada penuh perhatian.

Angelina tersenyum tipis, tetapi tidak ada cahaya di matanya. “Selamat malam, Chika. Aku hanya mengalami hari yang panjang. Ada banyak hal yang harus kupikirkan.”

Angelina duduk di hadapan Chika, dan barista datang untuk mengambil pesanannya. Angelina hanya meminta secangkir kopi hitam, tanpa gula. Chika merasa semakin khawatir, tetapi mencoba untuk tidak terlalu mendesak.

“Angelina, kau tahu aku selalu ada untukmu, bukan? Jika ada sesuatu yang ingin kau bicarakan, aku akan mendengarkan,” kata Chika dengan lembut.

Angelina menatap Chika dengan tatapan penuh perasaan. “Aku tahu, Chika. Kau orang yang baik, dan aku menghargai kehadiranmu dalam hidupku. Tapi ada hal-hal yang sulit untuk kubicarakan, hal-hal yang aku sendiri masih berusaha pahami.”

Chika terdiam sejenak, mencoba meresapi kata-kata Angelina. “Apakah itu ada hubungannya dengan masa lalumu? Kau pernah mengatakan bahwa ada bagian dari dirimu yang lebih baik tetap tersembunyi.”

Angelina menghela napas panjang, seolah mencoba mengumpulkan kekuatan. “Ya, ada banyak hal dalam masa laluku yang tidak mudah untuk diungkapkan. Ada luka-luka yang masih terasa sakit, meskipun sudah bertahun-tahun berlalu.”

Chika menatap Angelina dengan penuh empati. “Kau tidak perlu menceritakan semuanya jika kau belum siap. Tapi aku ingin kau tahu bahwa aku di sini untukmu, apa pun yang terjadi.”

Angelina merasa air mata menggenang di matanya, tetapi ia menahannya. “Terima kasih, Chika. Aku merasa lebih baik setiap kali berbicara denganmu. Mungkin suatu hari nanti aku akan bisa membuka diri sepenuhnya. Tapi untuk saat ini, aku hanya ingin menikmati momen ini bersamamu.”

Chika tersenyum, mencoba menenangkan perasaannya sendiri. Ia tahu bahwa Angelina sedang berjuang dengan sesuatu yang besar, dan ia tidak ingin menekan gadis itu untuk mengungkapkan apa yang belum siap diungkapkannya.

Mereka melanjutkan percakapan dengan topik-topik yang lebih ringan, tetapi perasaan tegang dan gelisah tetap melingkupi mereka. Malam itu, meskipun penuh dengan kata-kata dan tawa yang tampaknya riang, ada sebuah kesadaran yang mendalam bahwa sesuatu yang lebih besar sedang menanti di balik semua itu.

Saat kafe mulai sepi dan mereka bersiap untuk pergi, Chika merasa dorongan kuat untuk mengulurkan tangan dan menyentuh lengan Angelina. “Angelina, aku tidak tahu apa yang kau hadapi, tapi aku akan ada di sini untukmu, apa pun yang terjadi.”

Angelina terdiam, merasakan kehangatan dari sentuhan Chika yang lembut. “Aku tahu, Chika. Dan itu berarti segalanya bagiku. Mungkin kau adalah satu-satunya orang yang bisa aku percayai sekarang.”

Kata-kata itu, meskipun sederhana, terasa sangat berat di hati Chika. Ia tahu bahwa ia baru saja menerima kepercayaan yang besar dari Angelina—sebuah kepercayaan yang mungkin akan mengungkap rahasia-rahasia yang telah lama terkubur.

Saat mereka keluar dari kafe dan melangkah ke jalanan yang basah oleh hujan, Chika merasa bahwa malam itu adalah awal dari sesuatu yang lebih dalam dan lebih rumit daripada apa yang bisa ia bayangkan. Dan meskipun ia tahu bahwa perjalanan ini akan sulit, ia juga merasa siap untuk menghadapi apa pun yang datang bersama Angelina.

Di bawah langit malam yang kelam, dengan suara hujan yang lembut mengiringi langkah mereka, Chika dan Angelina berjalan berdampingan, dengan hati yang penuh harapan dan kekhawatiran. Mereka tidak tahu apa yang menanti di depan, tetapi mereka tahu bahwa mereka harus melangkah bersama, apapun yang terjadi.

---

Semoga Chapter 6 ini memenuhi harapan anda

Bayangan di Kota Kembang (ch²)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang