Chapter 13: Luka yang Kembali Terbuka

57 3 0
                                    


---

Hari-hari setelah perjalanan mereka ke pantai berjalan dengan lebih tenang, seperti angin sepoi-sepoi yang membawa kedamaian sementara. Angelina dan Chika mulai merasa nyaman dengan kebersamaan mereka, meskipun tidak sedikit dari percakapan yang masih dibayangi oleh ketidakpastian dan trauma masa lalu. Namun, mereka berusaha menghadapi itu semua, saling mendukung dan membuka diri perlahan-lahan.

Suatu hari, Angelina mendapat undangan untuk menghadiri reuni kecil dengan beberapa teman lamanya. Awalnya, ia ragu untuk datang karena takut jika pertemuan itu justru akan membuka luka lama yang belum sepenuhnya sembuh. Namun, setelah mempertimbangkan, ia memutuskan untuk pergi dengan keyakinan bahwa ini adalah bagian dari proses penyembuhannya.

Chika, yang merasa sedikit khawatir, memberinya dukungan penuh dan meyakinkan Angelina bahwa ia akan selalu ada di sisinya, kapan pun dibutuhkan. Dengan itu, Angelina merasa lebih tenang dan memutuskan untuk menghadapi pertemuan ini dengan hati yang lebih kuat.

Ketika tiba di lokasi reuni, Angelina merasa sedikit canggung melihat teman-temannya yang sudah lama tidak ditemui. Mereka mengobrol ringan tentang masa lalu, berbagi cerita dan tertawa bersama. Namun, di tengah suasana yang hangat itu, Angelina tiba-tiba teringat pada satu sosok yang paling ia hindari—mantan kekasihnya, Aurel, yang merupakan penyebab dari trauma masa lalunya.

Aurel adalah seseorang yang sangat Angelina cintai di masa lalu, namun hubungan mereka berakhir dengan penuh luka. Saat itu, Aurel tiba-tiba memutuskan Angelina tanpa penjelasan jelas dan meninggalkannya begitu saja. Pengkhianatan itu begitu mendalam hingga menyisakan bekas yang terus menghantui Angelina sampai sekarang.

Saat Angelina tengah asyik berbincang dengan temannya, tanpa diduga, Aurel muncul di depan mereka. Angelina seketika merasa dadanya sesak, seolah-olah semua ketakutan dan kesakitan itu kembali menyeruak. Wajah Aurel tampak tenang, seolah-olah tidak ada apa-apa di antara mereka, tetapi bagi Angelina, kehadiran Aurel adalah pengingat dari setiap luka yang belum sepenuhnya sembuh.

Aurel tersenyum kecil dan menyapa Angelina dengan nada yang sangat santai, seolah tidak pernah ada rasa bersalah di hatinya. “Hai, sudah lama ya kita tidak bertemu.”

Angelina hanya mengangguk pelan, berusaha menenangkan dirinya. “Ya, memang sudah lama.”

Aurel kemudian mulai bercerita tentang kehidupannya setelah mereka berpisah, tanpa memedulikan betapa tidak nyamannya Angelina mendengar semua itu. Angelina merasa ingin segera pergi dari tempat itu, tetapi ia tidak ingin terlihat lemah. Di dalam hatinya, ada perasaan campur aduk antara kebencian, kesedihan, dan keinginan untuk melepaskan diri dari bayang-bayang masa lalu.

Setelah beberapa saat, Aurel mulai bertanya lebih dalam. “Bagaimana denganmu, Angelina? Apakah kau sudah menemukan seseorang yang spesial?”

Pertanyaan itu membuat Angelina terdiam. Ia tidak ingin menceritakan hubungannya dengan Chika kepada Aurel, tetapi di sisi lain, ia ingin menunjukkan bahwa ia telah berhasil melanjutkan hidup. Dengan suara yang sedikit ragu, ia menjawab, “Ya, aku sudah menemukan seseorang.”

Aurel tampak terkejut, tetapi ada kilatan kecil di matanya yang menunjukkan rasa penasaran. “Oh, sungguh? Siapa orang itu?”

Angelina merasa tidak nyaman dengan tatapan Aurel, namun dengan lembut ia menjawab, “Dia seseorang yang sangat pengertian dan sabar. Seseorang yang selalu mendukungku.”

Aurel hanya tersenyum, tetapi senyuman itu terasa mengganggu bagi Angelina. Seolah-olah Aurel merasa bahwa dirinya masih memiliki pengaruh dalam hidup Angelina. Tak lama kemudian, Aurel berkata, “Baguslah. Aku senang kau akhirnya menemukan seseorang. Tapi kau tahu, Angelina, kita pernah punya sesuatu yang spesial. Itu tidak akan hilang begitu saja, bukan?”

Kata-kata itu menusuk Angelina. Ia berusaha untuk tetap tenang, tetapi hatinya terasa sangat kacau. Ia sadar bahwa Aurel belum benar-benar memahami betapa besar luka yang ia tinggalkan, dan bagaimana ia terus menghantui Angelina meskipun mereka telah lama berpisah.

Dengan perlahan, Angelina menghela napas dalam-dalam dan berkata dengan tegas, “Apa yang terjadi di antara kita sudah berakhir, Aurel. Aku telah menemukan seseorang yang jauh lebih baik, yang benar-benar menghargai dan mencintaiku tanpa harus membuatku merasakan sakit yang sama.”

Aurel terlihat sedikit terguncang, tetapi ia tidak berkata apa-apa lagi. Ia hanya mengangguk pelan, lalu tersenyum tipis sebelum pergi meninggalkan Angelina. Meskipun percakapan singkat itu telah berakhir, Angelina merasa seperti ada beban yang terangkat dari dadanya. Ia tahu bahwa ia telah memberikan jawabannya kepada masa lalu—bahwa ia tidak akan lagi terjebak dalam bayangan Aurel.

Malam itu, setelah pertemuan itu selesai, Angelina pulang dengan hati yang terasa campur aduk. Ia menghubungi Chika dan menceritakan semuanya. Chika mendengarkan dengan penuh perhatian, memberikan dukungan tanpa berusaha memaksakan solusi apa pun.

“Aku bangga padamu, Angelina,” kata Chika dengan suara lembut. “Butuh keberanian besar untuk menghadapi masa lalu seperti itu. Kau telah melangkah lebih jauh dari yang kau sadari.”

Angelina tersenyum kecil di ujung telepon, merasakan kehangatan dan dukungan dari Chika. Untuk pertama kalinya, ia benar-benar merasakan bahwa ia memiliki seseorang yang akan selalu mendukungnya, apa pun yang terjadi.

Ketika malam semakin larut, Angelina merasa bahwa ini adalah awal baru yang sebenarnya baginya. Ia tahu perjalanan penyembuhannya belum selesai, tetapi kini ia tidak lagi merasa sendirian. Bersama Chika, ia siap menghadapi apa pun yang mungkin terjadi di masa depan—termasuk menyembuhkan luka lama yang masih membekas di hatinya.

---

vote bebs
maaf ya guys baru update :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bayangan di Kota Kembang (ch²)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang