Soobin menguap saat melihat suasana resto itu nampak senyap.
"Sepi amat."
"Enaklah, kita dapet gaji buta." Ucap Hueningkai sembari menyandarkan dirinya di meja bar.
Beomgyu pun sudah hampiri tertidur di meja pelanggan hingga sesuatu membangunkannya.
Ia segera melotot.
"Woi woi woi!"
Soobin dan Hueningkai yang terganggu dengan teriakan Beomgyu pun segera memberikan atensi.
Soobin buru-buru berdiri tegap di meja kasir.
Beomgyu bangun dan segera menghampiri pintu masuk.
"Selamat datang."
Para anak-anak muda datang dengan ramai.
Mereka langsung berjalan menuju kasir untuk memesan.
Soobin mengusap wajahnya yang mulai panas karena tegang.
"Kalian mau pesen apa nih."
"Gue ini aja deh."
"Disamain aja deh, yang lain juga belum dateng. Biar nggak kelamaan."
Soobin menunggu hingga mereka siap dengan pesanannya.
"Kak, kita mau chicken teriyaki delapan, es dingdong delapan, dan tiramisunya delapan ya kak."
"Eh iya bentar." Dengan terburu-buru Soobin memasukkan pesanan itu ke dalam komputer. Dengan tangan berkeringat ia berharap tidak menekan angka yang salah.
"Saya ulang ya, chicken teriyaki delapan, es dingdong delapan, tiramisu delapan. Udah?"
"Iya kak udah."
Setelah itu mereka segera melakukan transaksi.
"Oke, karena sebelumnya belum ada reservasi, pesanannya agak lama nggak apa-apa ya kak."
Orang itu mengangguk sembari memberi jempol.
"Iya, kita di lantai atas ya."
Soobin mengangguk dan menghela napas lega.
"Silahkan lantai atas kosong melompong." Beomgyu memberi mereka jalan.
"Anjing es dingdong apaan." Ucap Hueningkai sembari mengusap rambutnya kasar.
"Es lonceng."
"Gundulnya."
"Abang udah lama kerja disini?"
"Lumayan, udah hampir dua tahun sih." Jawab orang itu sembari membersihkan pisau. "Oh iya, jangan panggil gue abang, panggil aja Han atau Hanjis."
Yeonjun bergumam pelan, "Najis?"
"Lo kenapa tiba-tiba kerja disini? Nggak sekolah?" Tanya Han saat melihat tampilan Yeonjun dari atas hingga bawah.
Yeonjun menggaruk rambutnya. "Anu, buat penelitian sosiologi. Cara manusia bersosialisasi. Jadi kita pilih tempat ini karena banyak bersosialiasi sama pelanggan."
Han mengangguk mengerti. "Anak-anak jaman sekarang kreatif-kreatif ya."
Yeonjun hanya bisa terkekeh. Taehyun yang sedaritadi mendengar percakapan mereka itu terkekeh pelan, dalam hati berkata 'mau aja dikibulin'
"Asik banget ngobrolnya, ada pesenan nih." Hyunjin datang dengan kertas pesanan di tangannya yang langsung diterima Yeonjun.
"Bang, kita punya delapan orderan." Yeonjun membaca pesanan tersebut.