"Oh no tas mahalku!"
Beomgyu berlari terlebih dahulu menghampiri tas-tas mereka yang tergeletak di lantai.
Sekolah sudah sepi bahkan gerbangnya hampir ditutup, namun mereka masih bisa bernegosiasi dengan satpam sekolah.
"Siap-siap besok kita dipanggil kesiswaan." Ucap Soobin sembari memakai tasnya.
"Siapa peduli. Ayo buruan setorin duitnya terus pulang, gue udah capek."
Mereka menyetuji ucapat Taehyun dan mulai pergi menuju cafe yang mereka datangi beberapa hari lalu.
"Ini kekurangan uangnya, bang. Pas kan?"
Mereka menunggu pelayan itu menghitung uangnya, berharap tidak ada kekurangan. Namun akhirnya mereka bisa bernapas lega karena mendapat anggukan kepala.
"Pas."
"Yaudah, makasih bang udah dikasih kesempatan. Kita pamit dulu."
"Besok-besok gue nggak mau ditraktir Beomgyu lagi."
"Yaudah bagus dong, gue nggak perlu ngasih makan anak raksasa macam lo."
"Guys, udah guys. Kalian nggak capek apa." Soobin melerai Beomgyu dan Hueningkai dengan pelan.
Beomgyu tidak menggubris dan sibuk menyiapkan kameranya. Ia kemudian menyorot wajah teman-temannya yang sudah lesu.
"Halo guys, balik lagi bareng kita. Eh kita udah menyelesaikan misi loh, tapi sayangnya nggak bisa direkam karena kerjaannya terlalu berbahaya dan beresiko. Tapi semuanya akhirnya selesai- Eh, apatuh."
Mereka menolehkan kepala saat Beomgyu menyorot sesuatu.
"Apaan?"
"Kuburan?"
Beomgyu menggeleng namun beberapa saat mengangguk, "Bukan, tapi iya sih. Itu loh ada yang bercahaya."
Di dalam pemakaman yang gelap, ada sebuah cahaya kecil yang terus menyorot ke arah mereka.
"Harta karun tuh! Ayo samperin."
Beomgyu berlari mendekati area pemakaman.
Soobin geleng-geleng, "Sinting tuh orang."
Mereka akhirnya berjalan menyusul Beomgyu yang sedang menyorot plang nama pemakaman itu.
"Nah teman-teman ini itu pemakaman umum di desa kita, bahkan desa sebelah juga pakai pemakaman ini. Nah, yang mau gue tunjukin tuh, itu." Ia menyorot sesuatu yang semakin terang kilauannya.