1

600 26 0
                                    

"Unnie!!!" Teriak Jennie menggelegar keseluruh penjuru ruangan.

"Kim jennie! Berhentilah! Unniemu sudah mengerti kenapa appa melakukan ini pada kalian semua, jangan membuatnya kembali bimbang" ucap ayahnya murka.

"Unnie, tolong lakukan sesuatu kumohon" suara lirih dari gadis berambut pirang yang mulai menangis memohon pada seseorang yang kini tengah terdiam lesu, berusaha menerima semua hal yang terjadi padanya dengan pasrah.

"Appa"

Semua orang dalam ruangan itu menatap kearah seorang yang sejak tadi hanya diam.

"Bagaimana jika aku sudah bisa menerima semuanya, tapi dia tidak bisa menerimaku? Bukankah usahaku menjadi sia-sia?" Tanya Jisoo tak berdaya.

"Aku sudah mengorbankan diriku sendiri, dan aku tidak bisa menjadi unnie yang baik untuk adik-adikku karena aku tidak menuruti mereka kali ini. Appa, aku ingin menjadi orang yang selalu mengahapus air mata adik-adikku tapi kali ini bagaimana? Karena keputusanku sendiri yang membuat mereka menangis seperti ini sekarang" lanjut gadis cantik itu.

Tangis kedua gadis yang sejak tadi memohon itu semakin pecah, harapan mereka benar-benar pupus karena sang kakak telah menentukan keputusannya untuk menerima perjodohan mereka dengan seorang yang dipilih oleh Kim Seo Jun, ayah dari ketiga gadis cantik itu. Sang ibu yang iba, mulai memeluk dan mengelus pelan punggung anak sulungnya itu mencoba memberi pemahaman kepada anak-anaknya.

"Gwaenchanh-a jisooya, menangislah, kita biarkan air mata jatuh ke pipi manismu malam ini. Eomma akan selalu membantumu, membantumu menjalani semuanya sesulit dan seberat apapun itu, jadi tenanglah. Kita lewati semuanya bersama-sama dengan adik-adikmu ne?" Ucap ibunya berusaha menenangkan si sulung.

Kim jisoo mengangguk pelan, lalu kembali ke pelukan sang ibu mecoba mencari ketenangan di sana, air mata yang ia punya masi enggan untuk meluruh, tetap tertampung dengan rapih di kelopak matanya. Dimalam yang sunyi itu, sang ibu mencoba memberikan segala yang terbaik yang bisa membuat ketiga putrinya berlapang dada menerima semua keputusan sang ayah yang dianggapnya kejam.

-
Seorang lelaki bertubuh tegap itu memejamkan matanya sejenak, ia kembali menatap sang ayah dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Mesin penghangat ruangan bekerja sejak tadi, tapi ruangan ini masi terasa sangat dingin seperti sesuatu yang buruk akan segera datang sebagai kiamat.

"Dad, tapi kau tau jika aku tidak tertarik untuk menjalin cinta dengan siapapun"

"Biar kau lihat lebih dulu, Daddy membawa gambar dari ketiga gadis itu" Kim Seo Jun mengeluarkan sebuah cetakan foto dari saku jas nya.

"Kim Jisoo, Kim Jennie, Kim Rose. Daddy dan Seo Jun selalu berangan-angan untuk menjodohkan anak kami kelak, agar kami berdua selalu memiliki ikatan yang kuat" ucap Marco.

Lelaki itu itu terdiam.

"I'm sorry dad, tolong jangan lanjutkan semua ini. Aku benar-benar tidak bisa dan aku tidak ingin kita bertengkar karena in-"

"Setidaknya cobalah terlebih dahulu. Kau belum mencobanya, bagaimana kau tau kalau itu tidak akan berhasil?" Ucap Marco.

-
Limario POV

Hari ini seharusnya menjadi hari yang sangat sibuk, namun perdebatan mengenai keinginan Ayahku tadi malam membuatku malas untuk menyelesaikan pekerjaanku. Demi menghilangkan beban pikiran akupun memutuskan untuk pergi ke sebuah mall besar ditengah kota Seoul, aku mencari resto mana yang  bisa memanjakan perutku siang ini.

Sesampainya disebuah resto, aku memesan Jjampong untuk makan siangku. Aku membenamkan wajah ku diatas meja, menanti makananku datang. Setelah makananku datang, aku segera memisahkan beberapa sayur yang ada di dalam mangkuk Jjampongku dan mulai melahap makan siangku itu.

MANOBAN ; let me love youWhere stories live. Discover now