8

92 7 0
                                    

Malam ini Jisoo yang sudah siap dengan tampilan cantiknya harus bergegas berlari ke kecil ke arah sang adik yang masih sibuk dengan persiapannya. Ini sudah empat puluh lima menit sejak Jisoo berkata pada adiknya jika ia harus segera dan Jisoo akan menunggunya didalam mobil mereka.

"Rose, sudah unnie bilang untuk bersiap lebih awal kau akan membuat kita terlambat, sungguh" ucap Jisoo sambil menggandeng lengan Rose yang masi sibuk mengecek isi tas yang ia bawa.

"Unnie, aku harus tampil cantik dihadapan mereka. Bagaimanapun juga aku ingin mereka tau kalau kita bukanlah orang biasa sama seperti orang diluaran sana" Rose bergegas masuk ke dalam mobil mewah yang sudah dibukakan oleh supir mereka.

"Sudahlah, eomma mungkin akan marah jika kita terlambat"

-
Author POV

Malam ini restoran mewah milik Keluarga Besar Manoban tengah sibuk mempersiapkan ruangan khusus yang akan digunakan untuk pertemuan penting kedua belah pihak keluarga yang akan segera menjadi satu keluarga besar itu.

Rose dan Jisoo memasuki ruangan itu dan memberikan salam kepada kedua orang tua Lim juga beberapa saudaranya disana. Mereka mulai berbincang-bincang dengan beberapa anggota keluarga yang berada disana hingga suara dentingan gelas berbunyi nyaring membuat keadaan terpusat pada seseorang di ujung sana.

Ayah Lim tersenyum ketika melihat semua tamu sudah memusatkan perhatian kepadanya. Ia memulai makan malam ini dengan beberapa sambutan dan rasa terimakasih yang besar untuk para tamunya yang sudah meluangkan waktunya untuk hadir. Makan malampun dimulai, makanan pembuka hingga makanan penutup sudah selesai dilahap dengan bersih oleh semua tamu terhormat disana. Cita rasa direstoran mewah memang tidak bisa diragukan sama sekali, bahkan beberapa kali Rose berpikir untuk terus mendatangi tempat ini karena makanan yang mereka sajikan benar-benar membuatnya kagum.

-
Lim membuka matanya perlahan, matahari sudah bertengger sedari tadi ini sudah terlalu siang untuk pergi sarapan. Tenggorokan yang sangat kering membuat Lim bangkit dan berjalan ke arah sofa mencari teko air untuk menuangkan sedikit teh manis ke cangkir kecil miliknya. Jennie berada di dapur, memasakn sesuatu yang mungkin ia inginkan.

"Selamat pagi, ada yang bisa kubantu mungkin?" Lim  bertanya dan memerhatikan apa yang sedang Jennie buat.

"Tidak ada sir, silahkan kembali ke kursimu dan kita akan segera memakannya" ucap Jennie mendorong tubuh Lim yang menghalangi pergerakannya memasak.

"Baiklah ma'am, aku tidak sabar untuk menikmatinya" Lim menjauh dan mendudukan diri dikursi makan kecil mereka.

Lim melipat tangannya di atas meja, dan menangkupkan kepalanya disana. Ia menghela nafas berat beberapa kali, ntah mengapa ia merasa sedikit sesak. Ia segera menegakkan tubuhnya tak kala mendengar langkah Jennie mendekat ke arah meja makan mereka, ia tersenyum tipis sangat tergiur dengan menu makanan mereka.

"GALBITANG" ucap Lim antusias.

"Kau menyukainya?" tanya Jennie terkejut.

"Tentu! Ini kesukaanku. Aku benar-benar merindukan masakan Korea, kau selalu tau apa yang seharusnya kita dapatkan Jennie" Lim berucap dan merapikan alat makan yang akan mereka gunakan.

"Kau berlebihan, biarkan alat makan itu. Ini tugasku untuk menyiapkannya" Jennie berkata dan berusaha mengambil alat makan mereka digenggaman Lim.

"Tidak, kau sudah memasak sedari tadi, ini giliranku untuk mempersiapkan meja makan kita. Kita harus bekerja sama untuk saling menghargai satu sama lain ok? Lagi pula ini adalah hal yang mudah" Lim menata kembali mangkuk dan piring yang mereka gunakan, tidak lupa ia mengelap alat makan mereka terlebih dahulu untuk lebih meningkatkan kehigienisan alat makan.

MANOBAN ; let me love youWhere stories live. Discover now