20

188 10 4
                                    

Jisoo pergi ke halaman rumah mereka untuk menikmati matahari pagi dengan secangkir kopi di tangannya. Sedangkan Jennie berada di dapur untuk memasak menu-menu unik dari internet. Itu adalah hobi barunya akhir-akhir ini.

"Apa si chipmunk itu belum bangun juga? Ia tidak pernah bangun lebih dari jam enam pagi" ucap Jisoo heran karena masih tak mendengar si bungsu dari dalam rumah.

Sedangkan di sisi lain Rose baru saja terbangun karena cahaya matahari mencuri masuk ke dalam kamarnya. Ia masih berada di dalam kukungan Limario yang masih nyenyak tak bergerak sama sekali. Rose mengusap-ngusap lengan besar Lim untuk membangunkannya namun nihil, ia pun perlahan mengangkat tangan besar itu walau berat dan menyisikan tubuhnya untuk keluar dari kukungan tangan Lim.

"Akhirnya" ucap Rose lega karena sudah berhaasil keluar.

Rose lalu menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan melihat bercak-bercak darah di kasur. Ia takut sekaligus panik, dengan cepat ia mengambil tisu basah untuk menghilangkannya namun tidak bisa.

"Awhh shit" Rose mengaduh ketika merasa begitu sakit di bagian intimnya karena malam panas yang ia lakukan semalam.

"Bagaimana aku bisa berjalan?" Tanya Rose pada dirinya sendiri, ia benar-benar tidak memiliki ide untuk ini.

"Ssshhh awhh" Rose berjalan membuka kakinya untuk bisa sampai ke kamar mandi dan membersihkan diri.

Jisoo menatap makanan di atas meja, Jennie berada disana memerhatikan apa saja yang kurang dan segera melengkapinya. Ia ingin sarapan pertama mereka setelah menjadi keluarga itu sempurna dilengkapi dengan masakan yang dibuat penuh dengan cinta.

"Aku akan membangunkan dua pemalas itu" ucap Jisoo diangguki Jennie yang sedang membuka apronnya untuk ia gantung dengan rapih ditempatnya.

Jisoo hendak menaiki tangga ketika melihat Rose terdiam di sana sembari memegang pagar pelindung. Ia tampak terkejut melihat Jisoo disana, ia terlihat seperti sedang menyembunyikan sesuatu.

"Ada apa denganmu?" Tanya Jisoo, ia menatap Rose curiga.

"Tidak ada" jawab Rose singkat lalu kembali menuruni tangga dan berjalan menuju ruang makan.

Jisoo tak memalingkan matanya dari Rose karena ia merasa sesuatu yang aneh dari adiknya. Begitu juga Jennie yang memerhatikan Rose yang terlihat aneh pagi ini. Jennie melirik Jisoo di atas tangga dan memberinya bahasa bibir untuk membuatnya mengerti apa yang sedang terjadi.

"Ada apa dengannya?" Tanya Jennie tanpa suara hanya melewati gerak bibirnya.

Jisoo mengangakat kedua tanganya tak tahu. Ia lalu bergerak menuju kamar Rose untuk membangunkan Lim yang ternyata masih tertidur pulas dengan bantal, guling, selimut yang berantakan dimana-mana.

Jisoo mengelap wajah Lim membersihkannya untuk membuat Lim sedikit lebih segar dan bisa membuka matanya untuk bangun. Lim hanya terdiam dan berusaha membuka matanya walau rasanya begitu berat.

"Bangun pemalas" Jennie mencubit lengan Lim gemas.

"Hmm stop it" jawab Lim yang masih belum sepenuhnya sadar.

Lim menarikan kursi untuk Jisoo yang akan duduk di sampingnya, di susul oleh ia yang juga duduk di hadapan Jennie yang masih memperhatikannya.


"Sudah, ayo kita mulai makan" ajak Jisoo lalu melirik Rose.

"Rosie, ayo" ucap Jennie menyenggol Rose.

Rose memimpin doa makan mereka karena dia yang paling suka melakukan itu. Lim hampir saja terjatuh dari kursinya karena tertidur ketika ia memejamkan matanya untuk berdoa. Jennie dan Jisoo berusaha menahan tawanya ketika melihat Lim dan Rose yang sangat bertolak belakang sementara Rose masih dalam khusyukannya berdoa.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 01 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MANOBAN ; let me love youWhere stories live. Discover now