4

102 8 0
                                    

Akhir acara membuat tubuh Lim cukup kelelahan, mereka bermabuk ria dan menari sepanjang malam. Lim terbangun dan melihat sarapan yang lezat sudah terhidang di atas nakasnya. Namun tidak terlihat ada siasat dari Lim untuk menyantap makanan tersebut, ia kembali meringkuk, dan melanjutkan tidurnya.

"Lelaki tidak waras! Bangun! Apa kau tidak melihat ini sudah jam berapa? Apa kau lupa jika kau masi punya pekerjaan yang harus kau urus? Beginikah caramu akan menghidupiku nanti?"

Lim terbelalak suara yang sama sekali harusnya tidak ia dengar, semakin bergema di gendang telinganya. Dia melihat ke sekitar kamar.

Apa aku begitu mabuk? Aku bisa mendengar Jennie memarahiku seolah dia adalah istriku.

Lim tersenyum malu setelah ia membayangkan hari-hari jika Jennie benar-benar menjadi istrinya kelak. Dia kembali memeluk gulingnya erat.

"Sialan! Bangun kau!" Teriak Jennie.

Jennie memukul-mukul tubuh Lim kencang, ia menarik selimut tebal yang Lim gunakan dengan kasar. Lim terkejut bukan main setelah ia sadar bahwa suara yang ia dengar benar-benar suara Jennie, dan lebihnya Lim terkejut ketika Jennie menarik selimut tebalnya itu. Lim tidak menggunakan baju apapun yang dapat menutupi tubuh kekarnya, Lim segera menarik kembali selimut dan itu membuat Jennie jatuh terjerembab ke atas tubuh Lim.

"Jennie apa kau sudah melakukan apa yang unnie kata-" Jisoo menghentikan kalimatnya.

"Maaf aku mengganggu, aku tidak tau jika kalian-"

"TIDAK UNNIE!!!!" Teriak Jennie.

Jennie segera bangkit dari tubuh Lim, ia merapikan pakaiannya seperti sebelumnya dan melenggang pergi begitu saja meninggalkan Jisoo dan Lim yang masi sama-sama terdiam kaku.

"Tidak usah berekspresi seperti itu seolah aku menangkap mu sedang berselingkuh Lim, adikku Jennie juga akan menjadi istrimu" Jisoo berkata lembut dan menghampiri Lim ke atas kasurnya.

Jisoo mendekatkan diri ke tempat Lim bersandar, dia bergabung dengan Lim untuk menghangatkan diri dipagi yang dingin ini. Lim dengan sadar mulai memeluk Jisoo dengan nyaman, mencari kehangatan di ceruk leher Jisoo yang sangat harum untuknya. Jisoo mengelus pelan rambut Lim, menyoba untuk membuat Lim juga nyaman dengan posisinya.

-
Jennie POV

Aku pergi dari kamar lelaki gila itu. Aku melanjutkan apa yang aku dan Jisoo unnie kerjakan di dapur, kami sedang membuat makanan lezat makan siang kami hari ini. Sarapan yang ku buat untuk Lim belum ia santap, dan dia sudah harus makan siang dengan kami sekarang. Aku masih terus  memantau handphoneku mencari kabar si bungsu yang sedang dalam perjalanan kemari. Aku tau dia kesal karena hal ini, tapi bagaimana? Melihat eomma yang sedih karena aku dan adikku masih belum bisa menerima Lim jauh lebih menyiksa dari pada ini.

"Terimakasih untuk sarapannya Jennie" Lim meminum segelas susu yang berada di atas meja setelah ia mengatakan itu padaku.

"Tidak usah banyak bicara, pergi dan segera bersihkan tubuh baumu itu"

Aku tetap sibuk dengan apa yang aku lakukan, dan aku bisa melihat dari ujung pandanganku kalau Lim menuruti apa yang aku pinta. Jisoo unnie datang dengan seseorang yang aku tunggu sejak tadi, Rosie terlihat sangat tidak suka berada disini dia menaruh handphonenya kasar di meja dan segera berjalan untuk memelukku.

"Aku tidak ingin melihatnya unnie"

Aku tersenyum, bukan hanya Rosie akupun enggan untuk melihatnya terlebih harus kusadari dialah yang akan menikahiku diwaktu yang akan datang. Jisoo unnie mengelus punggung Rosie lembut, dan tidak bicara apapun. Aku tau Jisoo unnie juga merasa tidak enak dengan apa yang kami rasakan.

MANOBAN ; let me love youWhere stories live. Discover now