Seulgi POV
Aku dan Wendy berlari mendekati sungai, air sungai nampak bertambah dan jauh lebih deras daripada sebelumnya. Kami mencari-cari tempat dimana Jimin mungkin berdiam diri untuk memancing.
"Bukankah itu sepatu milik Jimin?" ucap Wendy membuatku berpaling dan melihat kearah dimana Wendy menunjukan letak sepatu milik Jimin.
"Nee, dia pasti berada disekitar sini" ucapku diangguki Wendy.
"PARK JIMIN! DIMANA KAU?" teriakku tidak begitu keras karena suara deburan air dan petir jauh lebih menggelegar dibandingkan suaraku.
"PARK JIMIN!!!" teriak Wendy begitu keras, dia memang memiliki pita suara yang bagus.
"Oh! WENDY!! BEARRR!! AKU BERADA DISINI!" teriakan Jimin terdengar samar ditelinga kami namun itu sudah membuat kami cukup yakin jika ia berada didekat sini.
"KEMBALILAH KE TENDA SEKARANG!! KITA HARUS MENCARI KEMANA LIM PERGI" teriakanku kini menyahut jawabannya.
"AKU TERJEBAK DIATAS BATU INI AIRNYA TERLALU DERAS UNTUK AKU LALUI!!" jawaban Jimin membuat kami saling melirik satu sama lain dan segera berlari menuju arah suara Jimin dan berapa gilanya kami setelah tau jika Jimin terjebak berada diatas batu besar yang berada ditengah-tengah sungai.
SPLASHH
Suara air bah membuat kuduk kami bergetar, kita harus segera menyelamatkan Jimin dan bagaimana dengan Lim kita bahkan belum mengetahui dimana keberadaannya. Jimin terlihat memandang kami penuh permohonan, namun aku dan Wendy juga kebingungan harus melakukan apa.
Aku bisa melihat air mulai datang dan itu sangat cepat, kita harus segera bergerak atau semuanya akan tamat. Aku bisa melihat Jimin menangis walau air matanya tersamarkan karena hujan masi lebat.
"YAK JIMINSHII!!" aku berbalik mendengar suara teriakan seseorang yang tidak kami ketahui keberadaanya sejak tadi.
Lim berlari dan hendak melompat kedalam sungai untuk meraih Jimin disana, namun dengan sigap aku begitu juga dengan Wendy menahannya.
"Jangan menjadi gila kau bisa saja terluka!" teriakku menahan tubuh Lim yang memberontak.
"Lalu kau akan membiarkannya mati begitu saja?! Kalau begitu kau yang gila!" Lim memelototiku, ini pertama kalinya aku bisa melihatnya semarah ini.
Wendy menepuki pundakku gusar, dan aku melihat bahwa air bah sudah berada tepat dihadapan Jimin. Lim melepaskan genggaman kami dan melompat menangkap Jimin yang beradad disana.
"YAK SHIBAL!!" teriak Wendy begitu ia melihat Jimin dan Lim yang tergulung arus deras sungai, dan terseret begitu saja.
Kami berlari mencoba mengejar mereka namun nihil mereka hilang dari pandangan kami.
-
Jimin POVAku menutup mataku, pasrah dengan keadaan yang mungkin bisa merengut nyawaku sekarang. Percikkan air yang mendekat aku bisa merasakannya, namun ketika aku siap dengan deburan air ganas itu tiba-tiba saja seseorang menagkapku dan kami mencengkram satu sama lain.
Deburan ombak menggulung kami yang sesekali harus menabrak batu-batu besar yang cukup membuat tubuhku lemas menahan nyeri. Aku hampir kehilangan nafasku hingga benturan keras mengenai Lim yang langsung menarik tubuhku dan tergesa untuk melipir ke sisi sungai.
"Kau tidak seharusnya membahayakan dirimu dengan menyelamatkanku Lim" ucapku kesal.
Lim hanya melirikku sekilas, ia masih terengah-engah.
"Kau bajingan sialan" ucap Lim menatapku lemah.
"Lim" ucapku lirih, Lim masih berdiri dia nampak lemas dan terjatuh begitu saja.
YOU ARE READING
MANOBAN ; let me love you
RomanceSelamat datang di cerita baru tentang kehidupan seorang Limario Manoban yang harus mengahadapi ketiga gadis dari Keluarga Kim. Warning⚠️ Cerita ini mengandung kata-kata kasar, kekerasan, adegan dewasa jadi mohon bijak dalam membaca. Manoban ; let m...