16

123 6 0
                                    

Lim kembali kerumah megah tempat ia tinggal bersama kedua orangtuanya. Tidak ada siapa-siapa disana karena orang tuanya masih dalam perjalanan pulang kerumah megah itu. Lim tidak bisa berpikir jernih sejak kejadian semalam, ia hampir saja dibunuh oleh mantan kekasih Jennie, Taehyung. Ia mengenal Taehyung sebelumnya, dia adalah orang yang sangat mudah bergaul dan baik hati namun kejadian yang mematahkan hatinya mampu membuat orang baik menjadi begitu nekatnya.

Lim membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaian dengan pakaian santainya dirumah, ia berbaring sambil mengecek isi ponselnya. Orang tuanya baru saja sampai dan mereka segera bersiap untuk pergi kembali menuju venue tempat pernikahan Lim dan wanitanya.

Dalam perjalanan, Lim membuka ponsel dan menghubungi teman-temannya untuk berkunjung kerumahnya ia tidak ingin mati kebosanan karena tidak ada kegiatan yang dilakukan.

"Turunlah nak, kita sudah sampai" ucap Marco, ayah Lim.

Lim mengangguk dan mengikuti langkah kedua orang tuanya untuk memasuki gedung besar dengan nuansa putih itu. Ini adalah venue yang sangat besar. Semua orang sibuk mempersiapkan gedung itu untuk acara besar-besaran yang akan segera dilaksanakan dua hari lagi.

"Lihat semua ini, sangat indah bukan? Jisoo, Jennie dan Rose memikirkan setiap detail gedung ini untuk bisa membuatnya nampak sangat menakjubkan" ucap Ibu Lim, Lim masih terperangah melihat keindahan gedung pernikahannya.

"Aku tidak menyangka-"

"Karena kau selalu sibuk bekerja" ucap Seulgi dari arah belakang, ia memukul Lim dengan gulungan kertas di tangannya.

"Mereka tidak memberitahuku jika mereka andil dalam urusan gedung dan pernikahan kami" ucap Lim menggosok-gosok kepalanya.

Lim dan Seulgi berkeliling melihat-melihat lagi seluru isi gedung itu, ternyata satu gedung besar itu diperuntukkan khusus acara mereka. Mulai besok hari seluru tamu undangan sudah mulai bisa mendatangi gedung dan bisa beristirahat di room-room yang sudah disediakan. Selain venue, ada ratusan kamar ekslusif yang disediakan untuk tamu yang datang dari jauh untuk beristirahat disana.

"Apa kau siap? Tinggal esok hari kau menjadi lajang" ucap Seulgi terkekeh.

"Mereka lebih menggapku sebagai teman, itu mudah saja mereka tidak akan mengekangku kau tau? Karena mereka belum sepenunya mencintaiku" ucap Lim santai, ia nampak sangat seperti pecundang sekarang.

"Hanya karena kau tidak peka, jangan berbicara seperti itu lagi bodoh!" balas Seulgi begitu kesal dengan yang Lim sampaikan.

Setelah tiga jam penuh mereka mengurusi gedung untuk persiapan acara pernikahan Lim, akhirnya Lim dan Seulgi kembali kerumah karena Jimin, Wendy dan yang lainnya sudah menunggu disana.

-
Seorang pembantu rumah tangga mengetuk ruangan tempat Lim dan teman-temannya bermain vidio game. Jimin dengan cepat berlari dan menerima senampan makanan ringan ditangannya, ini adalah makanan yang mereka pesan tadi. Lim dan Wendy masih sibuk bermain vidio games, sedangkan Seulgi masih berada dibalkon melakukan panggilan vidio dengan istri galaknya.

"Dia terlihat sangat serius, apa Irene memarahinya dan menyuruhnya untuk segera kembali kerumah?" bisik Jimin di dengar oleh Wendy dan Lim. Lim melirik Seulgi sekilas dan kembali fokus pada vidio gamesnya.

"Tidak akan, aku akan menahan Seulgi tetap disini. Irene noona tidak akan bisa membantahku selama dua hari kedepan" ucap Lim diiringi senyum kemenangan yang akan terlihat sangat menjengkelkan dimata Irene.

-
"Jennie cepatlah, kami menunggumu!" teriak Rose dari dalam mobil, membuat Jennie kembali berlari menghampirinya.

"Akan kubunuh kau karena memanggilku Jennie, kau pikir aku temanmu hah?!" ancam Jennie menarik daun telinga Rose yang duduk tepat disebelahnya.

MANOBAN ; let me love youWhere stories live. Discover now