Di tengah malam yang sunyi, denting jarum jam di suatu tempat terdengar memenuhi ruangan yang sangat luas. Udara dingin menyusup ke dalam ruangan tersebut yang dipenuhi peta, senjata, dan layar komputer yang berkedip-kedip. Di luar, hujan turun lebat, menghantam atap seperti irama tak beraturan dari pertempuran yang belum dimulai. Beberapa orang terlihat berkumpul di ruangan itu lebih tepatnya mengelilingi meja bundar dengan raut wajah yang saling waspada antara satu sama lain, karena saat ini tempat itu telah menjadi markas besar sebuah organisasi pembunuh bayaran yang mengintai targetnta seperti malaikat kematian.
"Kita ngapain kumpul di sini?" Tanya seorang laki-laki bernama Revan.
"Gue juga nggak tau van, kita tunggu aja orang yang bersangkutan datang" jawab laki-laki lainnya yang bernama Zean.
"Udah kita tunggu aja nggak usah banyak tanya" ucap satu laki-laki lagi yang tidak lain adalah Ollan, namun setelah Ollan Tiba-tiba datanglah dua orang perempuan.
"Wah, udah ada orang ternyata" ucap seseorang perempuan yang bernama Jinan.
"Gue kira baru kita berdua yang dateng, ternyata kalian bertiga juga udah dateng" sahut perempuan lainnya bernama Fiony.
"Fiony...Fiony... Jangan pernah meremehkan ketepatan waktu dari seorang mantan prajurit militer, meskipun para jenderal bajingan diatas sana sudah berkhianat tapi kami tetaplah pernah menjadi bagian militer yang terlatih untuk tepat waktu, owh iya kalau boleh tau dia siapa?" Tanya Zean sambil melirik ke arah Jinan.
"Dia yang bakal gabung sama kita juga" jawab Ollan menyela Fiony saat ingin menjawab.
"Menarik" sahut Revan yang sudah memperhatikan Jinan sejak datang ke ruangan itu.
Kemudian mereka kembali dibuat terdiam karena mendengar suara langkah kaki dari beberapa orang yang masuk.
"Akhirnya datang juga kamu Freya" ucap Revan.
"Iya" balas Freya singkat.
"Siapa mereka?" Ucap Zean kembali menanyakan orang-orang yang baru saja datang, Zean sedikit tertarik saat melihat ke arah seorang perempuan serta seorang laki-laki yang berdiri di belakang Freya.
"Gue ketemu sama mereka di depan pas mau masuk ke sini, katanya mereka disuruh datang ke sini juga" jawab Freya.
"Ternyata bukan cuma kita yang diundang kesini" ucap Ollan.
"Siapa nama lu berdua?" Tanya Revan kepada dua orang yang ada di belakang Freya.
"Gue Chika" jawab perempuan itu.
"Christian" jawab laki-laki yang baru saja datang bersama Freya.
"Umm..Oke salam kenal gue Revan" ucap Revan memperkenalkan dirinya.
Ditengah obrolan mereka kemudian datanglah seorang laki-laki yang memakai sebuah setelan jas rapi yang membuat dirinya terlihat sangat rapi dan sopan.
"Wah rame juga ternyata" ucap laki-laki sambil mendekati yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Deadly Thirteen
Action"The Deadly Thirteen" Cerita sebuah kelompok pembunuhan bayaran yang sangat ditakuti dan tak tersentuh. Dengan keterampilan tempur, keahlian startegi, dan kecerdasan tiada tanding, mereka menerima misi dari berbagai pihak, tak peduli siapa kliennya...