❍1.4

72 12 0
                                    

Setelah lewatnya hari pertemuan dadakan karena kedatangan Endo di tempat yang dilupakan Shiro. Dia kini merasa was was dengan keadaan sekitarnya.

Dia merasa, diawasi? Entah apapun itulah yang dia rasakan selama ini setelah pertemuannya dengan Endo. Memng tak ada yang spesial darinya tapi, darimana dia tahu?!

Manusia bertopeng itu....
Dia tau darimana?! Maksudnya, dia menyimpulkan nya darimana?!

Okeh! Kita abaikan saja semua ini...
Mari kita ketempat mbk Kotoha untuk mengisi perut sesuai request cacing cacing.

Lagian aneh juga rasanya tidak mungkin juga.....

Shiro merasa bersalah membantu orgil yang dikejar anjing gila beberapa hari yg lalu.

"Minamoto kun?" panggil seseorang yang ia kenal.

"Are? Nirei? Apa yang kau lakukan disini?" tanya Shiro sedikit soak.

Menatap bingung sosok didepannya itu, Nirei tersenyum kakuk "bukankah seharusnya aku yang bertanya yah? Apa yang kau lakukan di depan tempat sampah?" tanya Nirei.

Hah? Tempat sampah?

Krik....
Krik.....
Krik.......

"Lah anjeng?!!! Berarti sejak tadi aku di depan tempat sampah?!!!! Pantesan bau pantek!!!!!" teriak histeris Shiro seperti Zenitsu.

Menenangkan teman bodohnya itu, Nirei memberikan sebuah minuman dingin untuk menemani mereka pergi ke sekolahan.

Clang!

Suara tutup kaleng terbuka mengalihkan pandangan Nirei ke Shiro. Sepertinya ada yang ingin ia tanyakan ke temannya ini.

Tapi sepertinya hari ini tidak terlalu mendukung yah????

"Apa ada yang mengganggu mu? Wajahmu jadi lecet" tanya Shiro makin bodoh.

"Minamoto kun kalau sedang bodoh, ternyata bodoh banget yahhh" jawab Nirei jujur.

"Ini kan karenamu dan Suo san yang melatihku....." lanjutnya membuat Shiro diam seribu bahasa.

Jujur, dia benar-benar melupakannya!!!!

"Gomen..." gumam Shiro langsung meminum soda dinginnya.

"Sepertinya Minamoto kun sedang merasakan depresi yah....🤗" Nirei.

"Kesimpulan darimana itu?" Shiro sungguh tak habis pikir dengan nirei. Apalagi darimana bocah ini muncul tadi? Bukankah mereka beda arah rumah ya?

"Ketika sedang kesal atau banyak pikiran, dahi Minamoto kun selalu mengerut dan itu terlihat jelek" jujur Nirei membuat Shiro muntah darah.

Jelek?

Gwh jelek?

"B-benarkah....?" pundung Shiro.

"Sebenarnya ada yang ingin kutanya kan, apa boleh?" tanya Nirei hati hati.

"Tanyakan saja, toh aku tidak menggigit."

"Tapi, Sakura san bilang kalau Minamoto kun sedang kesal suka menggigiti orang"

"KAU PERCAYA DENGAN OMONGAN BOCAH SETRES ITU?!?"

"Sejujurnya iyah...."

"NIREI!!!!"

.....

....

.....


"Ahhhh soal itu yah..." apa? soal apaan cok?

"Aku bertemu dengannya karena tak sengaja menolong nya dari kejaran anjing rabies"

"Seharusnya kubiarkan saja mati rabies. Aku menyesal..." keluh Shiro.

"Sepertinya, aku pernah bertemu dengannya dulu. Tapi aku lupa dimana" jelas Shiro ke Nirei yang dengan berbinar mencatat semua itu ke buku mungil ajaibnya.

"Memangnya itu perlu dicatat ya?" herannya.

"Tentu saja! Informasi yang ku ketahui tentang Minamoto kun sangat sedikit!"

"Lah? Kenapa tidak bertanya saja denganku langsung gwendeng!!!"

"Aku tak memikirkan itu sebelumnya....."

"Kau lebih bodoh dariku, Nirei"

Banyak yang mereka bicarakan, seperti membahas Sakura yang sangat pemalu. Suo yang sok misterius padahal emang iyasih. Sughishita yang tinggi bet...

Pokoknya banyak yang dijadikan mereka sebagai topik hots ghibah. Tapi terpaksa harus dihentikan karena mereka melihat Sakura bersama Suo, Hiragi, dan Sughishita di jalan.

"Are? Sakura!" panggil Shiro sumringah berlari menyusul sang empu.

Sang pemilik nama sontak melihat kearahnya, tak terduga wajah Sakura malah memerah seperti tomat, bahkan lebih merah dari tomat sih dan itu dilihat Suo yang menatapnya dengan tatapan 'wtf😯'.

"K-Kau! Jangan m-mendekat bodoh!!!!" perintah Sakura gagap dengan wajahnya yang masih merah.

Namun, Shiro malah menyeringai mendengar perintah itu. Ohh apakah Sakura mengira Shiro akan menurut? Tentu tidaklah😏

"Ohhh apa kau malu Sakura?" teriak Shiro masih berlari.

Karena merasa Shiro mulai dekat, Sakura reflek putar badan dan lari sejauh mungkin agar tidak berhadapan dengan Shiro.

Wush!!

Efek angin dari larian panik Sakura benar-benar diluar nalar....

"Apa yang terjadi dengan Sakura kun?" tanya Suo ke Shiro.

"Mana kutahu...."

"Ahhh apa karena hal itu ya?" gumam Nirei mengapit dagunya seolah berpikir.

"Hal itu?" tanya Suo.

"Apa Suo san lupa? Setiap kali jika Minamoto kun berlari menghampiri Sakura san, dia pasti akan langsung memeluk Sakura san kan? Mungkin dia malu jika kita melihat nya lagi? Mungkin...." jelas Nirei.

"Alasan macam apa itu?!! Memangnya dia tahu aku akan melakukan itu lagi?" Shiro tak terima difitnah.

"Yahhh karena faktanya memang begitu sih" keringat dingin Nirei.

"Dan sekarang Sakura kun sudah tak terlihat" tunjuk Suo kearah dimana Sakura lari tadi. Dan benar saja, tak ada tanda kehidupan nya sih.

Menghela nafas cuapek, Hiragi lantas menatap mereka.

"Kalian benar-benar unik...." dengus Hiragi.

"Kalian carilah Sakura, Aku dan Sughishita akan ke sekolahan dulu. Padahal Sakura dibutuhkan Umemiya hari ini..." perintah Hiragi.

"Sebenarnya yang unik itu Sakura kun"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Oii Sakura! Kau dimana?!!" Shiro.

"Sakura san! Sakura san! Sakura san!" Nirei.

"Tunggu, kenapa kau memanggilnya 3x berturut-turut?" heran Shiro.

"Ahhh aku mengikuti tutorial dari buku aneh milikmu. Katanya untuk memanggil seseorang, kita harus menyebut namanya 3x.." polos Nirei.

"MEMANGNYA KAU KIRA SAKURA JELANGKUNG?!!"

"Oh?! Itu untuk jelangkung?!! Maafkan aku Sakura sannnn!!!!"

Suo?
"gw capek ngek"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

||'The Crown Majesty•Wind BreakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang