11

588 86 11
                                    

"Lo beneran nggak papa, Noo?"

Jungwon melihat khawatir ke arah Sunoo.
Setelah selesai ujian tadi, ia tidak ke kos nya. Tapi ke kos Sunoo. Sunoo nggak akan kuat bawa sepeda. Jadinya, Jungwon membonceng Sunoo.

"Iya nggak papa."
"Lagian kenapa bisa lama gitu sih?"
"Jawabannya kan emang panjang, Won."
"Ya lo ringkas kek. Perhatiin waktu dong, Noo."

Suara Jungwon sedikit meninggi.

"Poinnya Giselle bisa aja kurang kalau diringkas."

"Ya bodo amat. Yang penting lo udah nolongin."

"Nggak bisa gitu, Won. Dia bayar."

"Emang duit segitu worth it sama apa Yang lo rasain?"

"Gue cuma batuk elah."

"Batuk apa yang sampai muntah-muntah gitu gue tanya?"

Sunoo terdiam.

"Besok pas Yunah ujian. Kalau lo nggak balik dalam waktu 20 menit. Gue turut Yunah ke kampusnya."

Jungwon langsung masuk ke kamar mandi. Sunoo menghela napas. Sungguh tadi adalah batuk terburuknya. Ia tak pernah merasa se sesak itu. Jungwon benar, seharusnya ia lebih memperhatikan waktu.

Ting!

Bunyi notif wa nya.

Beberapa produk Nike diskon 50% untuk 3 hari kedepan, yuk yang mau Jastip segera isi linknya.

Sunoo tersenyum lebar dan segera mengklik link tertera. Mengisi form nya lalu segera mentransfer uang. Ia gabung grup jastip luar negeri, karna di luar produknya sering diskon.
———————————————————————

Pagi sekitar jam 8, Jungwon sudah datang ke kosnya sambil membawa sarapan. Meskipun Sunoo nggak lapar, tapi Jungwon tetep paksa Sunoo makan.

"Yunah jam berapa?"

Jungwon bertanya setelah menelan makanannya.

"Satu setengah jam lagi."
"Ingat kata gue kemaren, Noo."
"Siap."

Satu setengah jam kemudian, Sunoo sudah duduk di kursi, memfokuskan pikirannya, menghembuskan nafas, dan menutup mata.

Blink!

Lalu ia pun membuka matanya. Segera ia menyelesaikan ujian Yunah. Tepat 20 menit berlalu, ia menyelesaikan ujian Yunah. Dengan cara yang sama yang ia lakulan tadi, ia pun segera kembali ke dirinya.

Di atas meja, sudah aja air minum, tisu, dan ember. Sunoo mengambil air lalu meminumnya.

"Ember buat apaan?"
"Buat lo lah, siapa tau lo muntah."
"Kamar mandi cuma selangkah ya kocak."
"Kalau gitu buat ini aja."

Dan Jungwon pun langsung memukulkan ember tadi ke punggung Sunoo.

"Sakit anjir. Knapa sih lo?"
"Gue kesel lo bantuin Yunah."
"Lo liat gue sekarang, nggak papa kan?"
"Tapi kemaren lo..."
"Itu kan kemaren Jungwon sayang. Sekarang buktinya gue nggak papa."

Jungwon terdiam. Hari ini Sunoo bahkan tak terbatuk sekali pun. Jungwon jadi overthinking. Kemungkinannya hanya dua. Efek sampingnya tidak sekarang terjadi atau Yunah emang punya semacam aura pelindung.

Jungwon jelas lebih percaya kemungkinan satu dibanding Yang kedua. Tetapi semoga apa yang ia khawatirkan tidak terjadi.
——————————————————————-

Minggu ujian pun selesai. Sunoo, Jungwon, dan Rei memutuskan untuk pergi merayakan hari ini dengan makan siang di Mall Hybe lantai 2. Mereka pun memesan taksi online dan membayarnya secara patungan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Money First, Love You Later| Sunsun's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang