10 : Rencana

28 6 0
                                    

Jangan lupa follow akun ig author 👇
@ang.ahrr
@udinaaaa__

***

Berhari-hari telah berlalu. Semuanya berjalan seperti biasa. Seperti Nara yang mulai dekat dengan gebetannya, juga Mahen yang hidupnya kembali bewarna saat Airin kembali menerimanya untuk masuk ke dalam hidup gadis itu.

”Makasih ya, kak. Besok jadi, kan? Kita nonton bareng?” Nara tersenyum sambil memainkan tali tasnya. Cewe itu nampak malu-malu saat Xaviar merapikan anak rambutnya yang berantakan.

”Jadi dong. Besok aku jemput kamu di sini, okey? Sekalian ijin sama orang tua kamu.” lihatlah. Bagaimana tidak berbunga-bunga hatinya. Sudahlah ganteng, anak-anak baik, gentle man lagi, duhh duhh.

Hem! Kalau gitu aku masuk ya? See you tomorrow...”

”Okey, nanti malam kita call-an,” Xaviar memberikan kode seperti menelpon ke Nara, yang kemudian diangguki oleh gadis itu. Setelah saling berpamitan, barulah Nara masuk sambil bersenandung ria. Tapi gadis itu menghentikan langkahnya saat melihat seorang gadis cantik sedang duduk di ruang tamu sambil meminum segelas teh.

”Siapa? Temen mama? Tapi kok muda banget?” gadis itu mengernyit heran. Berjalan mendekat kemudian menatap dengan teliti pada gadis yang mukanya sangat tidak asing.

Mukanya mirip sama gadis yang ada di...

”Lohh anak mama udah pulang? Sini duduk. Temennya Mahen datang loh, Airin namanya. Cantik, kan?”

What? Airin? Mahen berani bawa dia ke sini? Wahhhh, benar-benar cinta mati ya, sampai berani dibawa dan dikenalkan pada mamanya.

Ya, itu adalah gadis yang mirip dengan foto yang ada didalam dompet Mahen. Nara tersenyum canggung sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. Gadis itu bingung harus berbuat apa sekarang.

”Hai.. Nara, ya?”

Nara mengangguk, lagi-lagi dirinya berada di dalam suasana canggung.

”Duduk sayanggg, masa berdiri gitu. Nggak sopan ih. Dianterin sama siapa tadi?”

”Kak Xaviar, Ma. Dia sekalian mau beli martabak yang ada disamping pos perumahan kita buat mamanya, ini dia ada beliin juga buat mama. Hmm, kayaknya Nara mau langsung naik ke atas deh, capek banget soalnya hari ini. Mahen mana?” gadis itu menyerahkan martabak yang dibelikan Xaviar kepada mamanya kemudian celingak-celinguk mencari keberadaan manusia aneh bin menyebalkan itu.

”Di atas. Ganti baju dia. Kan dia mau pergi lagi sama Airin buat jalan-jalan.”

”Ooo...” Nara hanya mengangguk sambil membulatkan mulutnya. Gadis itu kemudian naik ke atas setelah pamit dengan mamanya.

Saat sudah berada diatas, tak sengaja gadis itu berpas-pasan dengan Mahen yang sudah bersiap. Cowo itu menggunakan kemeja lengan pendek warna hitam yang dipadukan dengan celana kain model jatuh yang warnanya matching dengan baju. Tak lupa liontin kecil dengan inisial huruf A yang bertengger dilehernya. Di sini kita tahu kalau Mahen itu benar-benar bunlol. Gila, budak cinta, stress, cinta matinya nggak main-main.

”Lo—”

Shuttt, anak kecil diem,” belum sempat Nara bersuara, sebuah permen mendarat ke dalam mulutnya yang terbuka. Otomatis Nara langsung kicep dan bungkam. Kurang ajar!

”Mahen orang gila! Stress! Bulol syalann!”

”Apa? Nggak kedengaran!” teriak cowo itu jahil, sambil menuruni tangga dan langsung bersikap cool saat melihat Airin yang menatapnya tanpa kedip.

COUSIN'S WEDDING | NI-KI ENHYPEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang