CHAPTER 4

226 28 3
                                    

HAPPY READING ALL

JANGAN LUPA VOTE DAN SPAM KOMEN YA BIAR AKU SEMANGAT UNTUK UPDATE!

***

Beberapa bulan berlalu, Ayna menjalani hari-harinya seperti biasa. Menyenangkan karena belajar dan menyedihkan saat di jadikan babu oleh Chelsy. Hari ini satu sekolllah di hebohkan oleh perubahan queen bullying di sekolahnya, Ayna dapat mengetahuinya karena sedari tadi hampir seluruh murid membicarakan.

Ayna tidak memperdulikan hal tersebut, karena menurut apa yang Ayna lihat Alora tetap pembully yang kejam. Saat masuk ke dalam kelas, Ayna dapat merasakan suasana yang sangat berbeda. Jantung Ayna rasanya seperti berhenti berdetak saat melihat Alora duduk di kursinya.

Detik itu juga otak Ayna berpikir lebih cepat untk mengingat kesalahan apa yang ia buat kepada Alora. beberapa detik terdiam, akhirnya Ayna memberanikan diri untuk mendekati Alora. Toh yang dia ingat ia tidak membuat kesalahan. dengan keberanian sekecil upil, Ayna pun melangkah mendekat.

"Emm Aora, ini kan tempat aku" ucap Ayna dengan takut dan sedikit terbata-bata.

Alora dan Grey yang sibuk berdebat itu langsung menoleh ke arah Ayna. Ayna meneguk salivanya dengan kasar. Ia juga terkejut melihat wajah Alora yang tidak seperti ibu –ibu mau pergi hajatan.

 "lo duduk di tempat gue ya Silvi mulai sekarang".

Ayna mengernyitkan dahinya saat Alora menyebutnya dengan nama Silvi. Grey menjitak kepala Alora.

"Nama dia Ayna anjir!"

Alora meringis, "ahh iya maksud gue Ayna, lo duduk di situ ya sekarang gue mohon banget".

Ayna semakin bingung saat melihat seorang Alora memohon kepadanya? Ini sangat tidak mungkin. Biasanya Alora akan melakukan apa saja sesuai kemauannya tanpa memohon sama sekali dengan bentakan dan paksaan. Tapi sekarang, di mata Ayna tidak ada yang menakutkan, bentakan tetapi, hanya ada wajah yang memohon.

 Ayna yang bingung, gugup dan takut pun langsung mengangguk saja. Lebih baik ia menurut daripada melawan yang akan mengakibatkan masalah baru. Cukup Chelsy saja yang mengganggunya, jangan sampai Alora ikut menganggunya hanya karna ia tidak mau atau melawan.

Ayna melangkah dengan gugup saat Rey dan Gerry melihatnya saja. Ayna pun hanya tersenyum kaku lalu duduk di depan mereka.

 "Seharusnya aku gak di sini, aku jadigak nyaman di lihatin mereka" batin Ayna.

***

Bel istirahat berbunyi, akhirnya Ayna bisa bernapas dengan lega setelah melawati waktu belajar dengan perasaan takut. Rey adalah cowok yang cukup terkenal di sekolahya dan Rey dkk juga anggota geng motor yang sangat suka tawuran. Hal itulah yang membuat Ayna takut.

Ayna pikir ia sudah bisa bernapas dengan nyaman, ternyata semua itu salah. Tangannya tiba-tiba di tarik oleh Alora dan Grey.

"Ayo ikut kita!" ajak Alora.

Ayna hanya diam dan menurut, kenapa mulutnya sangat susah untuk bertanya. Huaa rasanya Ayna ingin menangis, ia kan tidak melakukan kesalahan apa-apa.

Beberapa menit kemudian Ayna sudah duduk di kantin bersama Alora dan Grey yang sedang menikmati makanannya dengan sangat santai. Ayna tidak terlalu takut dengan Grey, karena mereka adalah teman sebangku sebelumnya. Tapi kalau Alora? Aduh memikirkannya saja Ayna sudah merinding.

"Kenapa mereka santai banget, setelah membuat aku ketakutan kayak gini" batin Ayna menatap Alora dengan tangan yang terus mengaduk-aduk makanannya.

"Lo takut sama gue?" tanya Alora yang menyadari hal itu.

EQUAL LOVELYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang