prolog (permulaan)

1.1K 64 11
                                    

haruto itu anak tunggal di keluarganya. ibunya sudah cerai dengan sang ayah sejak lama, namun syukurlah bahwa ibu haruto bisa membiayai hidup mereka dengan cukup.

hidup sederhana cukup bagi haruto. haruto sendiri bukan orang yang sering menginginkan sesuatu, kalo di tanya mau apa, mungkin haruto akan menjawab Ingin makan, karena bagi haruto, makan itu hadiah paling enak.

hari ini haruto berulang tahun dan dia akan berumur 18 tahun. ibunya tidak membeli kue, tetapi ia memasak banyak makanan kesukaan haruto.

"haruu-yaa.. kamu mau apa buat kadomu?" tanya sang ibu sembari melihat anaknya memakan masakannya dengan lahap. haruto berhenti makan sejenak lalu menatap sang ibu.

"aku tidak ingin apa apa sih, tapi kalo bunda mau kasih apa aja boleh, lagian di masakin banyak kayak gini aja, haru udh seneng kok" ucapnya kemudian melahap makanan itu lagi. hening sejenak sampai ibu haruto memulai pembicaraan.

"haru-ya... bunda tau ini terlalu tiba², tapi... kalo semisal bunda nikah lagi gmn?" ucapnya sambil menatap haruto seperti meminta izin, dia tidak ingin anak satu-satunya itu membencinya.

haruto diam sejenak, ia kalut dalam pikirannya sendiri. mendengar ucapan ibunya itu... bukan dia tak mau, tapi dia hanya takut... takut kalo punya bapak tiri ntar kyk yg di novel² yang bapak sama anak tirinya jahat lah, yang itu lah, yang ini lah..

"terserah bunda sih, asal bunda seneng haru juga seneng. bagi haru, kebahagiaan bunda nomor 1. haru masih belum bisa kerja, makannya belum bisa bahagiain bunda, tapi haru bisa nurutin semua permintaan yang bisa bikin bunda seneng" jelas haruto, dia benar² tak masalah akan hal ini, yang paling penting adalah ibunya bahagia.

ibu haruto tersenyum, sungguh, ia sangat bersyukur mempunyai anak yang sangat pengertian seperti haruto. ia akan menjaganya, menyayanginya dan melakukan apapun untuk membuat mereka bahagia, ia berjanji.

"tapi... nanti ayah tirinya baik kan?? ga jahat kyk di novel² kan? punya anak ga?? nanti kalo aku di bully gmn? nanti kalo bunda ga sayang sama haru lagi gmn? nanti kalo-" sebelum melanjutkan ucapannya, ibu haruto lebih dulu memotong ucapannya.

"ngomong lagi bunda buang kamu ke jembatan. lagian ya, ayah baru kamu nanti baik kok, anaknya ada 9, mereka juga pada baik² semua, bunda udh kenal sama mereka. kakak kamu nanti juga sekolahnya tinggi, pasti pinter banget, tapi haru lebih pinter sih, soalnya haru anak bunda" ucapan sang ibu membuat haruto tersenyum, baiklah, kalo sampai bundanya berbohong, ingatkan haru untuk marah padanya.

mereka akhirnya melanjutkan makan mereka sambil berbincang santai. sungguh, haruto merasa seperti dikhianati karena tidak diberi tahu lebih awal.

kata ibunya, dia kenal dengan calon ayahnya itu sudah 8 bulan lalu dan mulai dekat 7 bulan lalu, bahkan kata sang ibu, ia sudah berkunjung ke rumah calon ayahnya dan bertemu dengan anak² mereka, dan katanya mereka juga sudah akrab. dan kata ibunya, mereka akan menikah 3 Minggu lagi, haruto kecewa karena itu.
.
.
.
3 Minggu kemudian, mereka telah melakukan acara pernikahan itu, dan kini sudah malam alias acaranya sudah selesai. haruto masuk ke rumah megah yang sangat besar itu. haruto tak percaya mulai sekarang dia akan tinggal di rumah ini.

sebelumnya lebih tepatnya 2 Minggu lalu, haruto sudah bertemu dengan calon ayah tirinya, dan benar saja, beliau sangat baik dan ramah. bahkan mereka punya hobi yang sama, mereka sama² Suka melukis dan sama² suka membaca, mungkin haruto akan cepat akrab dengan ayahnya itu.

haruto berjalan menuju lantai atas, menuju kamarnya yang sudah disiapkan oleh sang ayah. setelah masuk, haruto melihat kamarnya, tak besar tapi tak kecil, ia yang bilang bahwa ia tak ingin kamar yang luas. cat berwarna biru gelap yang digradasi oleh biru muda itu sungguh cantik, apalagi dengan hiasan seperti lampu led di bagian atapnya itu membuatnya semakin cantik.

haruto berjalan menuju lemari, ia buka lemari itu dan menemukan beberapa alat lukis dan sebuah catatan.

'selamat datang haru, ini hadiah selamat datang dari ayah, kamu boleh cat kamar kamu kalau mau. bilang ke ayah kalau kamu butuh sesuatu, jangan sungkan, ayah tau ini masih canggung buat kita berdua, tapi, ayah pengen kita Deket, layaknya hubungan ayah dan anak yang seharusnya. walau ayah ga lihat kamu waktu lahir hingga sebesar ini, ayah yakin ayah bisa menyayangimu seperti ibumu yang hebat dan keren.' isi catatan itu membuat haruto tersenyum kecil dan sedikit mengeluarkan air matanya, ia senang bahwa ayah barunya itu sangat baik, haruto bersyukur bahwa yang menjadi ayah barunya adalah jaehyun.

haruto mengeluarkan alat lukis itu lalu menaruhnya di meja. haruto menata semua baju dan barang²nya di lemari itu. kata sang ayah, haruto akan pindah sekolah ke sekolah yang sama dengan saudaranya nanti. jujur haruto takut bertemu dengan saudara tirinya. mereka sempat bertemu dan saling menyapa, hanya itu, tak lebih.

dari tampang mereka saja bisa haruto simpulkan bahwa mereka dingin, apalagi mereka natap haruto kayak tajem dan aneh gitu, bikin haruto ngeri.

haruto berjalan menuruni tangga rumahnya, niat awal hanya ingin mengambil minum dan akan kembali ke kamarnya, namun siapa sangka dia malah bertemu dengan 9 saudara tirinya di bawah.

haruto menatap mereka sebentar lalu lanjut berjalan ke dapur. sesampainya di dapur, ia mengambil air dan berbalik.

'bruk

haruto menabrak seseorang saat ia berbalik. ia usap pelan wajahnya karena memang wajahnya tertabrak cukup keras, mungkin? haruto melihat siapa yang ia tabrak dan ternyata itu kakak ke-3 nya, kalau ga salah.. namanya yoshi.

"ehh, maaf kak.. aku ga sengaja.. yahh, baju kakak jadi basah kena airku, gmn dong.. mau aku ambilin handuk?" ucap haruto yang merasa bersalah. haruto menunggu jawaban dari kakaknya itu beberapa menit namun sama sekali tak ada yang keluar dari mulut kakaknya itu.

"kak? kakak ga bisu kan?" ucap haruto sekali lagi yang mendapat gelengan kecil dari yoshi. baiklah, haruto berpikir bahwa saudaranya ini aneh. ia tak ingin ketularan aneh, jadi dia berjalan pergi tak lupa mengucapkan maaf dan membungkuk kecil pada yoshi.

'bruk

untuk kedua kalinya haruto menabrak, kali ini yang ditabrak adalah adik pertamanya, jeongwoo. haruto meringis sekali lagi, ia usap pelan wajahnya dan melihat di belakang jeongwoo ada saudara²nya yang lain.

"emhh... maaf?" ucap haruto lalu ia berjalan pergi, namun sebelum itu, tangannya terlebih dahulu di tarik oleh seseorang, yap, itu junghwan.

haruto yang bingung pun hanya menatap mereka dan sedikit memiringkan kepalanya.

"Lo... menarik" ucap mereka ber-9 serempak





























ini book pertama akuu, maaf kalo ada typo, atau hal² yang ga bisa dipahami.. aku cuma anak seni yang nyasar ke sastra... anyway, SEMOGA SUKA CERITANYA YAA!! sempetin komen yaa?!!!

kakak tiri (haruto harem)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang