HAPPY READING
Enjoy your time reading this story
and support the outhor you can give your vote and comment after reading this story
sorry for typo
🌸🌸🌸
Zayn povSrett...
Aku melirik jam dinding kamar, tepatnya sekarang 18:44 masih belum terlalu malam pikirku. Gantian aku melirik tas yang berisi beberapa pakaianku, kemudian aku beranjak memakainya.
"Zayn kamu mau kemana?"
Itu suara ibu, langkahku untuk keluar dari rumah terhenti. Ku pikir sudah tidak ada orang ternayata aku salah, aku melihat keduanya memakai pakaian yang sedikit formal.
"Kamu mau kemana?" Tanya ibuku lagi dengan pertanyaan yang sama.
"Kamu sekarang tidak boleh pergi, sebentar lagi kita bertiga akan menghadiri acara penting." Ucap ayahku menimpali dari arah yang tak jauh dari aku dan juga ibu, matanya sama sekali tak melirik kami berdua karena sibuk memperhatikan penampilannya di cermin.
Acara penting yang harus dihadiri adalah hal yang biasa bagi keluarga ini, dimana kedua orang tuaku adalah orang penting dan berpengaruh di kota ini. Dan di saat seperti inilah keluarga kami mendadak menjadi keluarga yang begitu harmonis, pergi ke acara pertemuan penting dengan saling melempar pujian satu sama lain.
Pujian yang tak lain hanyalah kebohongan belaka, akting kami bertiga pun selalu berhasil membuat semua orang percaya, kami bertiga selalu bisa membuat semua orang tertipu bahkan tak sedikit ada yang merasa iri karena keharmonisan dan kehangatan keluarga kami.
Seperti aktor film terkenal aku, ayah dan ibuku selalu bisa terlihat baik dihadapan semua orang dengan begitu profesionalnya.
"Tidak, aku tidak ingin pergi."
Ucapaku yang barusan membuat kedua orang tuaku menatapku dengan tatapan, kenapa? Ada apa? Mengapa tidak ingin pergi ? dengan kedua alis mereka yang bertaut.
"Karena aku akan pergi dari rumah ini."
Tidak ada yang mengubris keduanya sama - sama diam, dua kali aku membuat mereka terdiam seperti ini. Padahal sudah semestinya yang terjadi sekarang adalah ibuku akan berbicara cerewet dan ayahku akan mengeraskan suaranya lantang bertanya balik padaku.
Padahal aku sudah menunggu respon mereka, aku siap jika mereka akan marah atau ayah akan memukulku. Tapi selalu saja ekspektasi tak sesuai dengan realita. Tanpa menunggu lagi aku kembali melanjutkan langkah ku untuk keluar dari rumah, namun sama saja mereka berdua tetap diam melihatku berjalan keluar.
Karena pergi adalah keputusan terbaikku saat ini, demi diriku dan demi hidupku. Delapan belas tahun aku hidup di keluarga yang tidak sehat seperti keluarga ku ini hanya akan membuat hidupku berantakan dan kacau, sekarang aku merasa kalau aku sudah cukup dewasa untuk bisa lepas dari orang tua gila seperti mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calia Dimension
JugendliteraturApa kalian pernah jatuh cinta? Kalau pernah, lalu bagaimana rasanya jatuh cinta itu? Bahagia atau sakit? Atau bahagia dan sakit?