🌸Selamat membaca🌸
🌸🌸🌸Wuusshhhhh........
Kejadiannya begitu cepat dan semua orang heboh karena pengendara motor itu terjatuh begitu ia menerobos lampu merah, tidak ada pejalan kaki yang terluka kecuali buah jerukku yang tergeletak dijalan. Buah jerukku, mereka terluka dan satu diantara mereka hancur karena terlindas ban motor.
Aku tadi terjatuh dengan cepat bangkit dan memungut buah jerukku yang masih bisa aku selamatkan, mereka berceceran dijalan dan aku berinisiatif memungutnya. Namun sebuah tangan besar mengcekalku, setelah aku melihat pemilik tangan besar itu aku mendongak dan melihat sosok menakutkan.
Dia akan memukulku tapi-
Bughhhh!!
Sepertinya tidak jadi, aku membuka sedikit mataku dan melihat orang bertubuh besar itu menjauh dan memegangi rahangnya.
"Ayo."
Tubuhku dengan mudahnya tertarik oleh orang yang menerobos lampu merah itu tadi ia menarikku untuk ikut dengannya, ia menggenggam erat tanganku dan membawaku pergi meninggalkan para buah jerukku yang tersayang.
Aku menegok kebelakang dan melihat segerombolan anak muda yang mereka sangat terlihat seram, tubuh mereka besar dan kekar. Mereka membawa senjata tajam dan seusatu yang keras panjang untuk memukul.
Mereka ada banyak sekali, para warga yang melihat kami berdua dikejar oleh orang - orang seram dan jelek itu hanya bisa mengindar. Karena mereka semua pun juga takut, aku pun takut dan orang yang menarikku ini juga takut.
"Ini gila! Aku hampir dipukul tadi." Ucapku dalam hati.
Tapi untungnya orang yang bersamaku ini sempat menyelamatkanku, tapi sialnya juga aku jadi ikut terlibat dalam semua ini.
Kami berdua menyusuri seluru kota dengan berlari, jangan tanya bagaimana lelahku sekarang karena terus - terus berlari bersama orang ini. Kami memasuki area gang perubahan yang kumuh, gelap, lembap dan juga sempit. Seumur hidup aku tak pernah memanjat tapi karena dibelakang sana ada sekelompok orang yang kemungkinan akan memutilasiku dan membunuhku, mau tidak mau aku pun mengelurkan skill ku yang terpendam selama ini.
Aksi kami berdua sangat mirip dengan di film action, dimana kami berusaha untuk menyematkan diri dari kejaran orang - orang yang akan membunuh kami. Kami berdua bahkan melewati apa saja baik itu tembok tinggi, segerumbulan burung yang sedang bersatai di tanah, para pedangan sayuran dipasar dan nenek penjual makanan. Makanan yang dibawa semuanya jatuh ketanah dan dia meneriaki kami. Sebenarnya bukan hanya nenek itu saja yang marah tapi semua orang yang melihat kami, semuanya berteriak dan mengatai kami
"Dasar berandalan."
"Anak nakal."
"Sampah masyarakat."
Kurasa itu yang terburuk, aku tidak bisa membayangkan sebesar apa kekacauan yang kami berdua lakukan dan sepertinya semua orang akan memarahi kami.
Aku malu sekali, tapi orang yang membawaku ini mungkin tidak masalah karena dia memakai helm dan orang - orang yang tidak akan mengenalinya.
Paru - paruku rasanya panas dan menusuk rasanya sudah tidak kuat lagi, kakiku lemas seketika dan tak sanggup untuk berlari lagi.
"Ayo bangun." Ujarnya menarikku untuk kembali berdiri.
"Aku lelah, aku tidak sanggup lagi." Keluhku dengan wajah yang sudah bercucuran keringat.
"Kau ingin mati, mereka mengejar kita." Ucap lagi dengan sedikit membentak, kurasa dia panik.
Para sekumpulan anak muda itu dari belakang semakin mendekat, orang ini gusar dan dengan terpaksa menawarkan punggungnya padaku.
"Ayo naik."
"Hah???"
Aku bigung dan diam membeku, aku tahu aku lelah tapi mana mungkin dia sanggup membawaku apa lagi dengan berlari. Pipiku bersemu merah, kurasa kalian tahu kan apa yang ada dipikiran seorang wanita jika akan digendong oleh pria.
"A- Aku berat." Cicitku.
Ia terlihat geram dan langsung menarikku begitu saja, ia mengalungkan tanganku dilehernya dan mengangkatku ke punggungnya. Baru kusadar jika tubuhku yang sekarang cukup mungil, bukan tubuh seorang wanita berusia 25 tahun.
Aku takjub, dia bisa membawaku dan tidak meninggalkanku dari para orang - orang jahat itu yang sedang mengejar kami. Tapi bukannya lebih tepat orang ini yang sedang dikejar, tapi karena dia aku jadi ikut terlibat, memang sial.
Posisi kami tak jauh dari pemberhentian bus, disana orang - orang sudah banyak menaiki bus. Dugaanku saat ini, mungkin orang ini semakin mempercepat langkah kakinya untuk mengejar bus itu kami tidak tertinggal.
Bagus, ayo lebih cepat lagi.
Tapi orang - orang dibelakang juga semakin dekat, mereka tahu apa yang akan kami berdua lakukan dan mereka tidak ingin kami berdua selamat. Diantara mereka ada meloncat melewati tembok - tembok dan mempersempit jaraknya diantara kami.
Kami berdua berhasil naik ke bus bersamaan dengan itu busnya juga sudah jalan, tapi tidak jadi bernafas lega saat salah satu diantara mereka juga berhasil naik ke bus.
Cowok itu membawa tongkat baseball dan terus mengayungkannya, siapa pun yang tidak menghindar akan terkenal ayunan tongkat itu. Aku panik, takut dan semua orang yang berada di bus juga takut. Keadaan begitu heboh dimana semua orang berteriak namun tak ada satu pun diantara mereka yang berani melawan.
Aku hanya bisa bersembunyi dibalik punggung lebar orang ini, dan dia yang memasang tubuh seakan sedang melindungiku.
Cowok itu mengayungkan tongkatnya kearah kami, namun segera ditahan olehnya.
Dia menendang cowok seram itu memukulnya hingga berulang kali sampai cowok seram itu tak berkutit lagi, ternyata orang ini hebat juga. Kalau bukan karena dia mungkin tidak satu pun yang akan berani menghentikan cowok itu, bahkan sopir bus pun dibuat bergetar ketakutan sampai ia tidak mendengarkan teriakan para penumpang untuk segera memberhentikan busnya.
TBC....
KAMU SEDANG MEMBACA
Calia Dimension
Fiksi RemajaApa kalian pernah jatuh cinta? Kalau pernah, lalu bagaimana rasanya jatuh cinta itu? Bahagia atau sakit? Atau bahagia dan sakit?