Wills : Chapter 10

153 21 4
                                    

Suara tawa terdengar saling bersahutan saat kedua pemuda itu tengah memandang ponsel mereka secara bergantian. Keduanya menertawakan beberapa meme yang terkenal belakangan ini.

"Wah saking serunya hari mulai gelap" ucap Seungmin sembari mengusap air mata yang keluar karena kebanyakan tertawa. Minho pun baru menyadarinya.

"Minho apa kau ada acara malam ini? Sebenarnya aku sangat ingin menonton sebuah film bersama mu" ucapnya. Minho langsung berbinar mendengarnya, menonton film sepertinya menyenangkan.

Hatinya cukup dilema karena hari sudah mulai menjelang malam. Jika Minho pergi pasti kakaknya akan cemas dan panik, jika Minho meminta izin Chan pasti juga tak akan membiarkannya pergi dengan orang sembarangan.

Apalagi dia tak tahu Seungmin.

Tapi jika Minho menolak, tak akan ada kesempatan yang datang dua kali. Pria ini adalah Seungmin! Seungmin, orang yang sangat dia idolakan. Jika Minho menolak akan membuat dia kecewa, apalagi wajah Seungmin terlihat berbinar saat ini.

"Tapi sudah malam" ucapnya. Perlahan Minho merasakan tangan pria itu menggengam tangan mungilnya. Di saat itulah Minho merasakan aneh sampai berkeringat dingin.

"Aku akan menjaga mu, pokoknya kau akan pulang selamat setelah kita menonton" katanya berusaha meyakinkan Minho. Si manis menelan ludah, debaran aneh dapat dia rasakan di dalam  hatinya. Sepertinya tak hanya mengidolakan, tapi sepertinya Minho menyukai pria ini.

"Baiklah. Ayo" ucap si manis dengan senyuman di wajahnya untuk Seungmin.

_

Minho tidak bisa mendeskripsikan perasaannya saat ini. Tangan Seungmin terus menggenggam tangannya dari sebelum masuk ke dalam ruangan teater sampai keluar. Pikiran Minho benar-benar melayang, tak pernah dia merasa seperti ini sebelumnya.

"Apa kau kedinginan? Setelah ini aku akan mengantar mu pulang" ucap Seungmin saat mereka makan. Minho hanya tersenyum menikmati makanan yang mereka makan sebagai santapan malam. Di sisi lain, perasaan Minho pun agak gusar. Sebelum masuk ke ruangan film ponselnya mati karena kehabisan daya. Alhasil Minho sama sekali tidak mengabari kakaknya Bang Chan.

"Tidak kok, kak Chan pasti tak akan marah. Dia kan baik" gumam si manis. Pria manis itu berusaha berpikir positif, walaupun susah. Setelah makan, keduanya naik bis untuk pulang.

Tangan Seungmin terus menggengam tangan Minho, seperti memastikan dirinya aman. Minho jadi tidak enak, padahal mereka baru kenal hari ini tapi rasanya sudah seperti sangat dekat.

"Apa kau tidak bosan memegang tangan ku?" Tanya Minho padanya. Bukannya melepaskan tangan mungil si manis, Seungmin kini mengusap punggung tangan Minho dengan lembut.

"Tidak. Tangan mu mungil dan hangat, aku sangat menyukainya" jawabnya dengan santai. Minho terdiam sembari menatap ke arah lain, pipinya benar-benar panas dan mungkin saat ini memerah.

"Mau tahu sesuatu?" Tanya pria itu perlahan. Minho masih diam, tak sanggup menatap wajah tampan pria ini. Seungmin benar-benar membuat dia lemah.

"Maaf ya. Sepertinya aku lancang, padahal kita baru kenal" Minho merasakan tangan Seungmin melepaskan dirinya. Baru saat itulah, dirinya berani menoleh. Minho dengan jelas melihat wajah kecewa Seungmin.

"Bukan begitu. Tapi, lihat ini" katanya sembari mengambil tangan Seungmin dan menautkannya sama seperti yang dia lakukan padanya tadi. Melihat ekspresi Minho yang panik, Seungmin hanya terkekeh lalu kembali ceria.

"Kau benar-benar lucu Minho" ucap Seungmin sembari mengusap rambut berwarna Minho dengan lembut. Minho tersenyum, usapan ini sangat lembut dan membuat dirinya merasa nyaman.






______






Chan terlihat sangat cemas saat ini. Berulangkali dirinya menelepon Minho, tapi tak tersambung. Jantungnya berdegup kencang, semua tempat sudah dia singgahi untuk menjadi pria muda itu.

"Minho tidak ada di sini Chan" kata sang kakak yang saat ini masih memakai pakaian santai dan menggendong anak pertamanya. Wanita itu pun juga terkejut mendengar semua cerita Chan. Apalagi saat ini sudah hampir tengah malam.

Tak pernah Minho pergi keluyuran sampai malam seperti ini sebelumnya.

"Aku takut ada yang menculiknya kak" ucap Chan frustasi.

"Apa mungkin dia pergi dengan teman-temannya? Tapi setahu ku dia hanya punya teman yang bernama Felix" ucap Ayu.

"Biarkan saja Chan, dia kan masih muda juga. Aku pun begitu dulu" katanya agak santai.

"Tapi kak" kata Chan menghela napas.

"Kau terlalu mencemaskan istri mu, atau apa kau sudah mulai menyukai Minho?" Tanya Ayu dengan senyuman nakalnya pada Chan. Mendengar itu membuat pria itu memegang kepalanya.

"Dia adik kita kak, kenapa kau mengatakan  itu?" Tanya Chan. Wanita itu agak terkekeh mendengarnya.

"Iya dia memang adik ku, tapi dia itu istri mu ingat itu Chan. Entah sampai kapan kau akan berusaha untuk menjaga perasaan mu, tapi ya. Kau adalah pria dewasa, apapun bisa terjadi" katanya. Chan seperti semakin stres saat mengobrol dengan wanita ini. Jujur saja dari dulu sampai sekarang perasaan Chan ke Minho sama. Minho adalah adik kecilnya yang manja dan lucu.

"Sudahlah, aku akan menelepon polisi saja" katanya berbalik meninggalkan kediaman sang kakak dengan perasaan gusar.

Pria itu menatap ke sekeliling, pikirannya benar-benar kalut, apalagi laporannya di kepolisian ditolak karena Minho sudah dewasa.

"Apa dia sudah di rumah ya?" Guman Chan berusaha berpikir positif. Pria itu kini semakin melajukan mobilnya menuju ke rumah mereka.



_____

"Ini rumah mu?" Tanya Seungmin saat mereka sampai di depan rumah besar. Pria manis itu mengangguk sembari tersenyum.

"Terima kasih Seungmin sudah mengajak ku jalan-jalan" katanya dengan sangat ceria. Seungmin mengangguk, tangannya mengusap rambut Minho seperti tadi. Minho memejamkan matanya menerima usapan itu.

"Minho sepertinya aku menyukai mu, ini sangat cepat" kata Seungmin tiba-tiba. Minho menelan ludah, apalagi langkah pria itu kian mendekat ke arah dirinya.

Tangan Seungmin menaikan dagu Minho ke atas agar wajah mereka saling berhadapan. Perlahan tapi pasti, Minho melihat wajah Seungmin mulai mendekat. Matanya kini fokus menatap bibir merah merona milik si manis.

"MINHO!!!" Suara teriakan itu membuat mereka terkejut. Minho pun refleks mendorong tubuh Seungmin dari depannya. Sorotan lampu mobil membuat keduanya agak silau. Suara pintu mobil ditutup dengan kasar terdengar di depan sana.

"Kak Chan" ucap Minho melihat sang kakak yang terlihat agak berantakan keluar dari mobil. Dengan cepat dirinya mendekat dan menarik Minho.

"Aku mencari mu ke mana-mana, ternyata kau keluyuran dengan pria ini" ucap Chan yang agak kesal. Minho menelan ludah berusaha memberikan penjelasannya.

"Kak Chan. Ini Seungmin, dia teman ku. Tadi kami...." Minho menjelaskan semuanya dari awal sampai akhir. Mendengar semuanya Chan pun agak lega dan dirinya mengangguk saat ini.

"Terima kasih Seungmin, tapi kau harus pulang sekarang ini sudah malam" kata Chan padanya. Matanya menatap lekat Seungmin, entah kenapa. Seperti ada sebuah dendam di dalam hatinya, apalagi pria itu tadi berusaha mencium adiknya ini.





TBC

Wills [ Banginho ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang