Wills : Chapter 12

121 23 10
                                    

"Apa benar seperti ini Minho?" Tanya Seungmin sembari memperlihatkan layar laptopnya. Minho menatap hasil kerja Seungmin, setelah beberapa kali mengulang dia pun mengangguk.

"Kau sudah sangat pintar" ucap Minho mengusap rambut Seungmin seperti mengusap seekor anak kucing. Seungmin terkekeh, dirinya langsung memeluk tubuh mungil Minho dengan erat.

"Hmmm kau pintar sekali, aku sangat beruntung punya pacar sepintar dirimu" katanya. Minho tersenyum, tapi dia pun juga sangat bersyukur punya pacar yang baik seperti pria ini. Padahal belum seminggu berkenalan, saat hari ketiga Seungmin langsung mengajak Minho berpacaran.

Agak gugup dan takut sebenarnya, apalagi Minho harus merahasiakan hubungannya dengan pria ini. Takut sekali Chan tahu dan marah seperti malam itu. Tapi, untung saja sudah satu minggu berlalu. Minho sudah mulai terbiasa, saat di rumah dia sebisa mungkin seperti biasa.

Dia juga mengatakan ingin lebih mandiri pada Chan. Sehingga pria itu tidak terus mengawasi dirinya. Dua minggu sudah berlalu, hubungan Minho dan Seungmin menampakan kemajuan yang sangat baik. Keduanya sering pergi belajar, jalan-jalan dan menghabiskan waktu libur untuk pergi.

Akhir-akhir ini Chan sungguh sibuk, pria itu sangat jarang ada di rumah. Pria itu berangkat dari pagi dan pulang sangat malam hingga larut. Jadi dia tak tahu apa saja yang adiknya ini lakukan.

"Nanti malam kita makan steak ya, apa kau mau?" Tanya Seungmin padanya. Minho tersenyum dia pun mengangguk. Sepertinya malam ini akan aman seperti biasanya.

"Aku tahu restoran steak enak di dekat rumah ku. Dulu kak Chan sering mengajak ku ke sana" kata Minho. Seungmin tersenyum, tanpa ragu dia mencium bibir tipis Minho saat sang empu mengomel.

"Seungmin" gumam Minho langsung berhenti, wajahnya benar-benar pucat pasi saat ini. Hal itu membuat Seungmin jadi tidak sabar untuk melakukan hal yang lebih dengannya. Minho adalah pria polos dan lugu. Sepertinya dia juga belum pernah pacaran.

"Ayo ke rumah ku, aku bisa memasakan steak yang enak untuk mu" katanya. Minho sebenarnya agak ragu. Saat masih kecil, Kakek pernah mengatakan, jangan pernah mau datang ke rumah orang asing. Apalagi mencoba makanan dari mereka. Apa wejangan itu masih berlaku padanya saat sudah dewasa?

Tapi Seungmin bukanlah orang asing, dia adalah pacar Minho. Orang yang sangat dia percaya, tak mungkin kan pria ini menyakiti dirinya.

"Kenapa? Kau tidak mau?" Tanya Seungmin. Minho terlihat gelagapan saat dirinya tertangkap basah tengah berpikir keras. Namun, pada akhirnya dia mengangguk mengiyakan apa yang Seungmin inginkan.

"Baik, setelah selesai kita pergi ke supermarket ya untuk beli bahan-bahannya" ucap Minho dengan penuh semangat. Seungmin mengangguk, keduanya pun kembali mengerjakan skripsi mereka masing-masing.



______

Minho sibuk mengambil beberapa bahan yang sudah dituliskan oleh Seungmin untuk makan malam nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minho sibuk mengambil beberapa bahan yang sudah dituliskan oleh Seungmin untuk makan malam nanti. Jujur ini pertama kalinya Minho berbelanja seperti ini, mereka benar-benar seperti pasangan yang sudah menikah.

Wills [ Banginho ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang