"Selamat malam Tim, tadi coach Shin menyampaikan bahwa besok kita ada freetime dari jam delapan hingga pukul satu atau dua siang, latihan akan di jadwalkan jam sembilan malam. Untuk yang muslim, besok kita akan umroh, setelah subuh kita berangkat. Untuk yang non muslim, kalian bisa beristirahat lalu mengikuti Misa Akbar secara online bersama dengan acara Misa Akbar di Jakarta.
Perlengkapan umroh akan dibantu dipersiapkan, nanti berangkat bersama saya dan dipimpin oleh muthowif yang sudah kami siapkan okay."
Sebuah pengumuman disampaikan oleh Pak Sumadji setelah makan malam. Mereka akan melaksanakan umroh, begitu jika Sananta tidak salah dengar. Umroh itu berarti mereka akan ke Makkah kan? Sama seperti apa yang Farah katakan, gadis itu akan ke Makkah dengan kereta cepat karena akan melaksanakan umroh. Apakah berarti ada kesempatan untuk Sananta bertemu dengan Farah?
Melepaskan sepatu dan kaos kakinya, Sananta mengingat lagi apa saja doa yang dia tuliskan di buku catatan milik Farah.
1. Timnas lolos ke putaran selanjutnya
2. Semua pemain diberikan kesehatan dan dijauhkan dari cidera
3. Sananta dapat segera melaksanakan umroh dan haji
4. Sananta menemukan jodohnya ♡Sungguh baru saja dia menitipkan doa pada Farah kemarin saat di pesawat, tiba-tiba salah satu doanya sudah hampir terkabul. Melaksanakan umroh sesuai informasi Pak Sumardji tadi. Apakah karena gadis itu sudah membaca doa untuknya?
Okay, Malam ini sedikit banyak Sananta merasa senang dan gugup di waktu yang sama. Senang karena dia akan melaksanakan umroh dan gugup karena dia sedikit berharap bertemu dengan Farah diantara ribuan manusia di Masjidil Haram besok.
--
Farah duduk mengistirahatkan kakinya di pelataran Ka'bah. Gadis itu sudah selesai melaksanakan rangkaian umroh dan sedang menunggu waktu sholat dzuhur dan mengumpulkan energi sebelum gadis itu akan maju kedepan Ka'bah untuk dapat menyentuhnya dan menciumnya.
Mengeluarkan buku catatannya, Farah membuka list doa yang dia tulis dan dia titipkan. Membuka halaman demi halaman sambil membacanya hingga jatuh ke halaman yang ditulis dengan tulisan tangan yang sedikit berantakan.
Titipan Doa dari M. Ramadhan Sananta:
Sebuah senyuman terukir ketika gadis itu membaca tulisan tersebut. Membuatnya akhirnya kembali mengulang doanya. Abang Sananta, semoga Allah pertemukan abang dengan wanita baik sebagai jodoh abang. Begitulah penutup doa yang Farah bacakan.
Gadis itu menutup buku catatannya, lalu meminum beberapa teguk air zamzam. Lalu berjalan mendekat kearah Ka'bah yang begitu ramai. Gadis itu ikut dalam kerumunan jamaah yang berjuang untuk menyentuh Ka'bah.
--
Para pemain timnas ikut berdesakan siang ini sebelum waktu sholat untuk berjuang menyentuh Ka'bah. Mereka bergandengan agar tetap satu jalur, tidak terpisah dan berharap ketika salah satu bisa menyentuh Ka'bah maka yang lain juga bisa. Hal yang sama dilakukan oleh Sananta. Laki-laki itu juga punya doa yang ingin dia panjatkan.
Air matanya sudah menetes sejak tadi, sejak segala gundahnya dia tumpahkan dalam sujudnya dihadapan Ka'bah, dan kali ini dia ingin tuntaskan semua doanya, tanpa perduli sebanyak apa air matanya menetes. Persetan dengan rasa malu toh semua manusia akan meneteskan air mata sebanyak yang mereka bisa ketika berada di tempat ini.
Genggaman tangan Sananta pada Ragnar terlepas, lalu Ragnar menghilang diantara para kerumunan jamaah. Okay, akhirnya Sananta memutuskan maju sendirian, nanti dia akan mencari rombongannya setelah puas berdoa.
Tubuh Sananta terdorong kedepan ketika dia berusaha meraih Ka'bah, mempermudah jalannya membuat kedua tangannya akhirnya bisa menyentuh area Ka'bah, dia mempunyai kesempatan emas itu. Sekilas ketika menoleh dia melihat siluet Farah!
Farah yang begitu kecil berusaha menembus kerumunan Jamaah dengan postur yang lebih besar dari tubuhnya, membuat Sananta sedikit khawatir. Lelaki itu akhirnya meraih tangan Farah. Memaksda gadis itu membelah kerumunan. Menempatkan gadis itu didalam kungkungan kedua lengan kekarnya yang memegang Ka'bah.
Sananta dan Farah menyentuh Ka'bah bersama, dengan kedua lengan Sananta menempel di dinding Ka'bah melindungi gadis itu. Mereka berdoa bersama.
Tetesan air mata Sananta sempat terjatuh membasahi lengan gamis yang Farah kenakan dan gadis itu menyadarinya.
Beberapa menit setelah berdoa, Farah berbalik dan mendongak, mendapati wajah Sananta yang memerah bercampur tangis bahagia.
"Abang?" Ucap Farah tidak percaya.
"Ayo sudah, kita bergantian dengan yang lain." Sananta kembali memegang lengan Farah. Membantu gadis itu keluar dari kerumunan dan menjauh dari Ka'bah.
Masih dengan tangan Sananta yang menggengam lengannya mencari tempat yang sedikit lengang, Farah menatap lelaki itu dari belakang.
Ya Allah, aku bertemu dengan Sananta lagi. Diantara puluhan ribu manusia disini.
Ada apa sebenarnya Ya Allah?Farah memandang lengannya yang digenggam Sananta. Gadis itu berdebar lalu memejamkan matanya. Merapalkan doa yang entah hanya dia dan Allah yang tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramadhan Sananta - Destiny
FanfictionPertemuan pertama dan doa mereka di depan Ka'bah hari itu sepertinya benar-benar diijabah oleh Allah. Hidup mereka jadi berputar-putar dalam titik yang sama, mempertemukan keduanya dalam berbagai keadaan.