"Farah bukan ya?" Sebuah suara menghentikan langkah gadis itu. Memutar tubuhnya Farah menemukan dua lelaki berparas asing dan dua orang lain yang entah siapa tapi seperti pernah melihatnya.
Mengangguk ringan sebagai jawaban, "Iya. Maaf anda siapa?"
Lelaki tersebut tertawa ringan, "Jodoh beneran kayaknya. Aku Arhan dan ini Egy, ketemu di pesawat sama di Ka'bah bareng Sananta. Kalo dua ini baru ketemu, Sandy dan Shayne." Arhan memperkenalkan diri dan ketiga temannya.
Mereka berjabat tangan sebagai tanda perkenalan.
"Let's join us to lunch together. Ada Sananta juga nanti. Have you meet him?" Tanya Sandy.
Menarik senyum seadanya Farah mengangguk ringan. "Yas. I've meet him. Not only him actually. His girlfriend too."
Keempat lelaki itu bertukar pandangan penuh tanya. "Pacar Sananta?" Tanya Egy.
"Iya. Zahra namanya." Jawab Farah. "Cantik sekali, ramah juga."
Shayne menatap lekat Farah, membaca perubahan raut wajah gadis itu. Meskipun mencoba tetap ceria dan memuji perempuan lain yang dia bilang adalah kekasih Sananta, tapi mendung di wajahnya terlalu ketara mewakili perasaannya.
Mengangsurkan sekotak jus dingin yang baru dia beli, masih utuh tersegel. "This is for you. Meskipun kau menyangkal, kau terlalu jelas seperti majalah yang terbuka dan terlihat isinya. Kau cemburu bukan?"
Menatap Shayne lalu tertawa ringan. "Bukan kapasitasku untuk cemburu pada lelaki yang baru tiga kali aku temui. Terima kasih untuk jusnya. Aku permisi. Sampai jumpa dan good luck for the next match ya."
Melambaikan tangannya, Farah berlalu untuk menemui Anna yang menunggunya di salah satu cafe di ground flour Mall ini. Gadis itu mengatur nafasnya ketika dia teringat kalimat yang Shayne ucapkan. Dia cemburu? Yang benar saja.
--
Sananta sudah mengirim sepuluh pesan di jam makan siang ini untuk Farah. Dia tidak bisa menikmati makan siang bersama dengan tenang. Sananta harus menjelaskan semuanya pada Farah dan meminta maaf pada gadis itu.
"Jadi kalian ngga jadi putus? Break up?" Tanya Egy blak-blakan dihadapan Sananta dan Zahra.
Tertawa ringan Zahra menggeleng, "Tidaaaak. Ternyata aku masih sangat mencintai Sananta akuuu." Jawab Zahra dengan semangat dan ceria.
Sandy dan Shayne ikut tertawa melihat bagaimana Zahra bertutur. Gadis cantik dan ceria itu sudah cukup lama mengenal anggota timnas lainnya karena dia memang sudah lama berkencan dengan Sananta.
"Sia-sia dong doa minta jodoh lu kemarin di Makkah!" Seru Arhan sambil menunjuk Sananta dengan garpunya.
Zahra menatap Sananta dan Arhan bergantian, lalu memberengut. "Jahat banget sih kan bisa jadi jodonya gue!" Sahut gadis itu cepat.
Mengabaikan percakapan seru di meja makan mereka, Sananta masih terus mengamati ponselnya. Menunggu setidaknya satu pesan masuk dari Farah. Gadis itu harus mendengar atau membaca penjelasannya.
Akhirnya, ponsel hitam milik Sananta bergetar, sebuah pesan masuk dari Farah muncul sebagai notifikasi.
Farah Nabila
Hai Sananta.
Tidak perlu meminta maaf atau menjelaskan apapun padaku. Sungguh.Tapi minta maaflah pada Zahra. Kau berbohong dengan mengatakan bahwa kau tidak memiliki kekasih, padahal ada Zahra yang begitu bangga menjadi kekasihmu.
Mari menjadi orang asing lagi.
Senang mengenalmu.Meletakan ponselnya dengan keras, Sananta merasa tertampar membaca pesan dari Farah. Gadis itu begitu tegas membangun tembok diantara mereka.
Mari menjadi orang asing lagi, begitu katanya.
"Sayang kenapa?" Zahra menatap Sananta penuh tanya. Kekasihnya tiba-tiba meletakan ponsel dengan sangat keras.
"Aku ke kamar mandi sebentar." Sananta berdiri dengan serampangan hingga membuat kursinya berdecit.
Meninggalkan meja dengan cepat, berbelok kearah kamar mandi, menghubungi Farah. Sungguh dia memang bersalah, tapi bisa tidak Farah memberi kesempatan baginya untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Menekan tombol panggil di kontak nama Farah, lelaki itu hanya mendapatkan penolakan dan ketika akan kembali menghubunginya, Sananta menyadari bahwa Farah telah memblokir kontaknya.
Bagus Sananta! Rasakan akibat ulah plin planmu, kau harus kehilangan Farah yang begitu memikatmu bahkan tanpa perlu melakukan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramadhan Sananta - Destiny
FanfictionPertemuan pertama dan doa mereka di depan Ka'bah hari itu sepertinya benar-benar diijabah oleh Allah. Hidup mereka jadi berputar-putar dalam titik yang sama, mempertemukan keduanya dalam berbagai keadaan.