Di Negeri Xolvedocks terdapat sebuah kerajaan besar yang dipimpin oleh seorang raja, yaitu Raja Dagala Binaraja Widaba.
Raja Dagala mempunyai 1 Permaisuri 6 Selir, dan 7 orang anak lelaki. Diantara ke 7 istrinya, hanya Permaisuri lah yang tidak memiliki anak, namun meskipun begitu Permaisuri tidak merasa kesepian atau bersedih, karna sudah mempunyai 7 Pangeran tampan dan baik hati, serta memiliki adik-adik yang sangat baik. Istana itu bak keluarga yang amat sangat harmonis tanpa ada rasa iri dengki, atau hal tidak baik lainnya.
Di Kerajaan utama.
" Bagaimana menurut kalian tentang pendapatku? " tanya Raja Dagala kepada Permaisuri dan selir-selirnya.
" Apa tidak terlalu berbahaya Yang mulia? Mereka masih terlalu muda untuk dikirim ke negara selatan.." ucap Permaisuri kurang setuju.
" Benar yang dikatakan oleh Ratu, Yang mulia.. Para pangeran masih terlalu kecil untuk mengurusi masalah sebesar ini.. " Ucap Selir Valena juga tidak setuju." Aku setuju dengan Selir Valena, bagaimana jika Pangeran Kenzero saja yang mengambil tugas ini Yang mulia? Dia yang paling tua.. " Ucap Selir Agung yang bernama Liyana.
" Aku tau kalian semua khawatir, tapi aku percaya pada putra-putra ku " ucap Raja Dagala meyakinkan. Mendengar hal itu, semua menjadi diam memikirkan solusi yang terbaik." Aku setuju dengan ucapan Yang mulia, tidak mungkin kita menaruh beban sebesar itu hanya kepada Putra Mahkota, jika bersama-sama mereka akan saling melindungi Kak.. " ucap Selir Jaubadema.
" Lalu kau akan mengirimkan Putra mu dalam misi ini Selir Jauba? " tanya Selir Ananta.
" Tentu Kak.. aku percaya putraku Baldema bisa melindungi Putra Mahkota " ucap Selir Jaubadema mantap. Mendengar ucapan Selir Jauba, semua orang merasa kagum." Sungguh besar hatimu untuk bangsa ini Selir Jaubadema, aku bangga padamu " ucap Selir Ananta.
" Terimakasih Kak, tapi kau juga sangat peduli dengan bangsa ini " ucap Selir Jaubadema lembut, diiringi dengan senyum hangatnya." Bagaimana dengan kalian? " tanya Raja Dagala pada istrinya yang lain.
" Jika Selir Jauba saja rela mengorbankan Putranya demi bangsa ini, bagaimana mungkin kita tidak melakukan hal yang sama? " ucap Selir Azzara. " Aku setuju dengan pendapat anda Yang mulia.. " sambung Selir Azzara. Mendengar itu Raja kembali tersenyum, tapi tidak dengan Selir Valena, dia sungguh khawatir.
" Aku juga setuju Yang mulia.. " ucap Selir Wabiva." Permaisuri dan Selir Valena, bagaimana dengan kalian? " raja kembali mengulang pertanyaannya.
" Semua ibu dari anak-anakku sudah setuju, tentu aku juga sudah setuju Yang mulia " ucap Permaisuri lembut. Kini semua mata tertuju pada Selir Valena, menantikan apa keputusan Selir Valena terhadap musyawarah ini." Aku-- " belum selesai Selir Valena mengatakan isi hatinya, tiba-tiba seorang pangeran masuk dengan santainya. " Bunda.. Ayahh--" Pangeran itu adalah Pangeran Valderan.
Melihat semua orang berkumpul disana, Pangeran Valderan segera memberi hormat. " Salam Yang mulia, Salam Ratu, Salam Ibu.. " ucapnya sopan, lalu sambut hangat oleh semuanya. " Maaf telah mengganggu kalian semua, aku tidak tau jika sedang ada rapat (cengengesan), kalau begitu aku pergi dulu.. " pamit Pangeran Valderan, tapi belum dia melangkah, dia sudah dipanggil oleh Selir Agung.
" Tidak masalah sayang, kemarilah.. " panggil Selir Agung. Melihat anaknya yang dipanggil oleh sang kakak, tentu Selir Valena menjadi khawatir. " Kak.. jangan sekarang " ucapnya lirih, sungguh dia masih dilema saat ini. Melihat adiknya yang gelisah, Selir Wabiva langsung mengelus lengan Selir Valena. " Tenanglah.. Selir Agung tidak mungkin setega itu " ucap Selir Wabiva lembut, lalu hanya dibalas senyum kecut oleh Selir Valena.
" Ada apa bu? " tanya Pangeran Valderan saat sudah berada disamping Selir Agung.
" Ibu dengar kau baru saja menangkap pencuri dipasar ternak, apa itu benar? " dengan antusias Pangeran Valderan langsung mengangguk. " Tentu saja, siapa yang berbuat salah harus segera ditangkap dan diadili " ucap Pangeran Valderan sedikit meninggi, melihat anaknya yang pemberani, raja mengacungkan dua ibu jarinya pada Pangeran Valderan." Apa kau tidak takut sayang? " tanya Permaisuri. " Tidak bunda, aku adalah Pangeran Valderan. Apapun akan aku lakukan untuk negeri ini, meskipun dengan nyawa ku, aku tidak masalah " berkata dengan lantang dan tegas. Setelah mendengar ucapan Pangeran Valderan, semua selir kembali melihat Selir Valena, sedangkan yang dilihat langsung berdiri dari duduknya.
" Aku akan memikirkannya, permisi Yang mulia (memberi hormat) ayo.. " menarik tangan Pangeran Valderan untuk keluar dari ruangan itu, meskipun terbilang tidak sopan tapi Selir Valena tetap melanjutkan langkahnya meskipun dipanggil oleh yang lain. " Selir Valena.. " panggil Selir Agung.
" Biarkanlah, biar aku yang membujuknya " cegah raja pada Selir Agung. Raja Dagala sangat tau sifat masing-masing istrinya, saat ini Selir Valena memang tidak bisa didesak, jadi memberinya luang untuk berfikir lebih baik pikir raja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjaga Aset Negara
FantasyPertualangan seorang pangeran dengan ke 6 Kakaknya, mempunyai jiwa yang aktif, ceria, kreatif namun konyol