Tingkah Si Bungsu

182 23 0
                                    


" Kakakkk..!!! Tolonggg aku!!! "

" Suara apa itu? " ucap Pangeran Jaguar yang baru terbangun dari tidurnya.
Karna suara teriakan tadi, tidak hanya Pangeran Jaguar, tapi pangeran yang lainnya juga ikut terbangun. " Sudah jam berapa  ini? " ucap Pangeran Baldema sambil menutupi matanya yang terkena sinar matahari.

" Siapapun tolong akuu..!! Kakakk..!! "

Mendengar suara teriakan itu, Pangeran Kenzero langsung memperhatikan area sekitar. " Dimana Pangeran Valderan? " tanya Pangeran Kenzero karna tak melihat si bungsu diantara mereka.

" Toloong..!! Aku mohon jangan makan akuu...!! "

" Pangeran Valderan! " sadar jika itu suara sang adik, Pangeran Ellimazen langsung berlari kearah sumber suara.
" Astaga kenapa aku bisa ketiduran seperti ini " ucap Pangeran Rabazen sesal, kemudian juga pergi mengikuti Pangeran Ellimazen, begitupun yang lainnya.

" Pangeran Valderan, dimana kau?!! " pekik Pangeran Baldema saat merasa sudah dekat dengan sumber suara.

" Tolong akuu!! " pekik Pangeran Valderan yang sudah ketakutan setengah mati.

" Suaranya dari sana, " ucap Pangeran Xavier, lalu mereka segera kesana. Saat sampai ditempat keberadaan Pangeran Valderan, mereka langsung terkejut melihat ada seekor beruang.

Saat Pangeran Xavier ingin melangkah, dia langsung dihentikan oleh Pangeran Valderan. " Pangeran Xavier awass!! Disitu ada beruang! " pekik Pangeran Valderan yang berada diatas pohon, benar saja setelah Pangeran Valderan berteriak keluar 2 ekor beruang lagi yang juga mengejar Pangeran Valderan.

" Astaga apa yang dia lakukan disana? " ucap Pangeran Kenzero terkejut saat melihat Pangeran Valderan berada diatas pohon yang tinggi, saking tingginya Pangeran Valderan hampir mencapai puncak pohon itu.
" Astaga, dari mana asal 3 beruang ini? " ucap Pangeran Jaguar, karn setaunya, mereka belum sampai ke bagian dalam hutan.

Demi keamanan semua orang, akhirnya Pangeran Rabazen mengusir beruang itu dengan cara menakuti mereka. Tidak butuh waktu lama, akhirnya beruang-beruang itu pergi meninggalkan mereka.
" Apa yang kau lakukan? Kenapa beruang itu mengejarmu? " tanya Pangeran Ellimazen.
" Biarkan aku turun terlebih dahulu Kak " ucap Pangeran Valderan, setelah dia turun, dia kembali ditanya.

" Katakan. " ucap Pangeran Baldema datar.
" mereka ingin mengambil ikan-ikan ku Kak " ucap Pangeran Valderan sambil memperlihatkan ikan yang dia tangkap.
" Kau menangkap ikan lagi? Untuk apa Pangeran Valderan, kita tidak kehabisan makanan " ucap Pangeran Jaguar.
" Aku sangat benci pembohong, katakan yang sebenarnya " ucap Pangeran Baldema masih menatap Pangeran Valderan lekat.
" Aku mengatakan yang sebenarnya, percayalah padaku Pangeran Baldema " ucap Pangeran Valderan meyakinkan.
" Jangan membuatnya marah Pangeran Valderan " tegur Pangeran Kenzero.

" A-aku..  "
" Cepat katakan, apa yang kau lakukan? " ucap Pangeran Rabazen penasaran.
" Aku.. aku mengambil anak mereka (mengeluarkan seekor bayi beruang yang sedang memakan ikan) " Melihat itu, Pangeran Kenzero langsung menahan tawanya dengan sekuat tenaga, apa yang sudah dia lakukan batin Pangeran Kenzero.

" Astaga Pangeran, apa yang kau lakukan " ucap Pangeran Ellimazen geleng-geleng kepala, apa yang ada dalam pkiran Pangeran Valderan sehingga bisa mengambil bayi beruang itu.
" Pangeran Valderan, kau tau itu berbahaya bukan?! Jika terjadi sesuatu bagaimana? " ucap Pangeran Xavier menasehati.
" Kau juga tidak boleh menggangung hewan liar yang ada di hutan ini, mereka juga tidak akan mengganggu jika tidak di ganggu " ucap Pangeran Jaguar.
" Aku tau kesalahanku Kak, maafkan aku " ucap Pangeran Valderan sambil menunduk hormat.
" Kembalikan beruang itu pada ibunya sekrang juga " titah Pangeran Baldema. Mengengar itu jelas Pangeran Valderan dibuat terkejut. " APA?!! Bagaimana mungkin aku mengembalikannya Kak, jika mereka mencabik- =cabik tubuhku bagaimana? " ucap Pangeran Valderan tak terima.
" Itu kesalahan mu, jadi bertanggung jawablah dengan perbuatanmu " ucap Pangeran Baldema, lalu kemudian pergi dan diikuti oleh yang lainnya.

Menjaga Aset NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang