Bencana.

316 35 6
                                    

Setelah kejadian kemaren, pagi harinya Pangeran Valderan langsung tidak enak badan, mungkin ini akibat tekanan dan banyak pikirannya.

" Bagaimana kalau kau pulang saja? Pangeran Baldema akan mengantarkanmu " ucap Pangeran Jaguar khawatir, karna jika Pangeran Valderan semakin lama diluar maka demamnya akan semakin memburuk.

" Aku baik-baik saja kak... " ucap Pangeran Valderan lemas, tubuhnya benar-benar sulit digerakkan karna suhu tubuhnya yang tinggi.

" Maafkan aku Pangeran Valderan " ucap Pangeran Ellimazen menyesal, meski dia sedang dihukum oleh kakak-kakaknya,  tapi dia tidak peduli, keadaan si bungsu adalah yang paling utama saat ini.

" Berhenti bersuara dan tetap berdiri disana! " ucap Pangeran Baldema dingin, dirinya benar-benar marah dengan aksi Pangeran Ellimazen tadi.

" Aku akanmenyiapkan barang-barangmu, kau akan segera pulang dengan Pangeran Baldema " ucap Pangeran Xavier, lalu beranjak dari duduknya.

" Ayolah Kak, aku baik-baik saja, lagian aku belum menyelesaikan tugas ku " ucap Pangeran Valderan tetap menolak.

" Kami tidak menerima penolakan, sekarang kau harus pulang dan diobati oleh tabib istana " ucap Pangeran Rabazen tegas. Mendengar itu Pangeran Valderan hanya bisa mendengus pelan, percuma melawan saat ini tubuhnya benar-benar lemas.

" Ayo " ucap Pangeran Baldema sambil membantu Pangeran Valderan bangun.

" Bilang saja kalian tidak ingin merawatku, kalian semua sangat jahat " gerutu Pangeran Valderan.

" Bukan tidak ingin merawatmu, tapi jika kau berada di istana akan lebih aman " ucap Pangeran Kenzero menjelaskan.

" Lalu bagaimana dengan Dogou, siapa yang akan menungganginya? " tanya Pangeran Valderan berharap dia tidak jadi dikirim pulang.

" Dogou kuda yang pintar, dia akan mengikuti kalian dari belakang " ucap Pangeran Xavier.

" Hati-hatilah dijalan, jika terjadi sesuatu segera beritahu kami " ucap Pangeran Rabazen sambil memberikan barang-barang Pangeran Valderan.

" Kak aku ingin memeluk Pangeran Valderan terlebih dahulu sebelum dia pergi " ucap Pangeran Ellimazen, dirinya benar-benar merasa bersalah.

" Jangan berani-beraninya kau mendekati Pangeran Valderan " peringat Pangeran Baldema. Melihat Pangeran Ellimazen yang menyesali perbuatannya, Pangeran Jaguar langsung melepaskan tali yang mengikat Pangeran Ellimazen.

" Kak?! " protes Pangeran baldema.

" Jangan berlebihan Pangeran Baldema, kau sudah mengikatnya selama 2 jam " tegur Pangeran Jaguar, Pangeran Baldema hanya pasrah namun masih kesal.

" Pangeran Valderan maafkan aku " sesal Pangeran Ellimazen, sambil memeluk si bungsu. Tau jika ini kesempatan untuk membalas dendam, Pangeran Valderan langsung memanfaatkan situasi itu.

" Aku tidak mau! " ucap Pangeran Valderan sinis.

" Kau boleh melakukan apa saja termasuk mengerjaiku, tapi aku mohon maafkan aku " ucap Pangeran Ellimazen memohon.

" Baiklah permintaan maaf diterima " ucap Pangeran Valderan sumringah.

" Astaga semudah itu? " ucap Pangeran Kenzero terkekeh.

" Baiklah kalo begitu kami pergi dulu " ucap Pangeran Baldema, sambil membantu Pangeran Valderan untuk naik ke punggung Buto (kuda Pangeran Baldema).

" Hati-hatilah, saran ku jika kau bertemu bandit lebih baik melarikan diri dari pada menghadapi mereka " ucap Pangeran Kenzero menasehati.

" Baiklah, aku pergi dulu " pamit Pangeran Baldema lalu kemudian pergi.

Selama perjalanan, Pangeran Valderan sedikit kesulitan karna kepalanya yang terasa berat. " Kak bisa kita istirahat sebentar? " tanya Pangeran Valderan lemas.

" Kenapa? Kondisi mu makin parah? " tanya Pangeran Baldema setelah menghentikan kudanya.

" Aku rasa begitu, kepalaku sangat sakit " keluh Pangeran Valderan. Mendengar ucapan Pangeran Valderan, Pangeran Baldema langsung mengecek suhu tubuh Pangeran Valderan, dan benar saja suhunya semakin tinggi.

" Bertahanlah sebentar, kita akan segera sampai " ucap Pangeran Baldema sambil melepaskan jubahnya, kemudian memakaikannya pada Pangeran Valderan.

" Wahh ternyata dia benar-benar pintar, aku kira kau akan hilang Dogou " ucap Pangeran Valderan terkekeh.

" Makanya cepatlah sembuh, agar dia tidak sendirian " ucap Pangeran Baldema sambil mengacak rambut Pangeran Valderan.

" Huhff.. ternyata sakit itu tidak enak, tapi kenapa aku tidak pernah sakit saat pergi ke gunung untuk beribadah " gumam Pangeran Valderan.

" Cih, jadilah anak yang baik " ucap Pangeran Baldema, kemudian kembali melanjutkan perjalanan.

Di Kerajaan Utama.

" Salam Yang mulia, salam Ratu, salam para selir, hamba ingin melapor " ucap seorang prajurit.

" Katakan.. " ucap Raja Dagala mempersilahkan.

" Pangeran Baldema dan Pangeran Valderan telah kembali Yang mulia " ucap prajurit itu.

Kembali? Semua orang terheran-heran mendengar laporan prajurit itu, karna waktu yang mereka tempuh baru 1 minggu, bagaimana mungkin misi telah selesai? batin semua orang.

Tanpa berfikir panjang, Raja Dagala, Permaisuri, serta para selir segera menyambut Pangeran Baldema dan Pangeran Valderan.

" Ibuu..!! " pekik Pangeran Valderan sambil memeluk Selir Valena.

" Salam Yang mulia, salam bunda, salam ibu.. " ucap Pangeran Baldema saat melihat mereka keluar dari istana.

" Pangeran Baldema.. Pangeran Valderan.. dimana yang lainnya? " tanya Selir Agung.

" Yang lain sedang bertugas bu.. " ucap Pangeran Baldema.

" Apa yang terjadi nak? " tanya Selir Jaubadema.

" Semua baik-baik saja, hanya saja aku kembali untuk mengantarkan Pangeran Valderan " ucap Pangeran Baldema menjelaskan.

" Ayo masuk terlebih dahulu kalian pasti lelahh.. " ucap Selir Wabiva.

" Ibu tolong buatkan aku sup buatanmu, aku sudah lama tidak mencicipinya!! " cicip Pangeran Valderan sambil berjalan masuk.

" Aneh, selama perjalanan dia terlihat lesu dan tidak berdaya, tapi sekarang? Bahkan dia bisa dikatakan sembuh " gumam Pangeran Baldema yang memperhatikan Pangeran Valderan sendari tadi, kemudian ikut masuk.




Menjaga Aset NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang