Memberi Pelajaran

407 37 8
                                    

Pagi harinya, Pangeran Ellimazen masih tidak ingin berbicara dengan Pangeran Valderan, lantaran dirinya masih kesal karna kemarin.

" Kak, apa aku salah? " bisik Pangeran Valderan pada Pangeran Rabazen.

" Kau masih bertanya setelah melakukan berbagai macam al aneh? " ucap Pangeran Rabazen mengomel.

" Apa yang salah, aku hanya berniat baik, kalian saja yang tidak mengerti " ucap Pangeran Valderan cemberut.

" Bukankah itu lebih ke iat jahat? Dari mana kau mendapatkan ular itu Pangeran? " tanya Pangeran Jaguar.

" Dogou yang menangkapnya, jadi aku ambil saja " ucap Pangeran Valderan sambil menunjuk Dogou, sedangkan yang ditunjuk langsung menoleh seperti tau jika dirinya lagi-lagi dikambing hitamkan.

" Lihatlah wajah terkejut itu, dia seperti mengerti maksud mu Pangeran " ucap Pangeran Kenzero terkekeh melihat ekspresi Dogou.

" Minta maaflah pada Pangeran Ellimazen atas kesalahanmu " titah Pangeran Xavier.

" Kak itu adalah hadiah, bagaimana-- "

" Berhenti mengelak Pangeran Valderan, apa kau mau didiamkan seumur hidup olehnya? " tegur Pangeran Baldema.

" Ah, tidak ada yang mengerti dengan niatku " menggerutu sambil mendekati Pangeran Ellimazen. Melihat si adik yang mendekat, Pangeran Ellimazen menatapnya datar, lalu kemudian kembali mengurusi Pilo (kuda milik Pangeran Ellimazen).

" Tajam sekali, apa dia pikir aku akan takut? Tentu saja iya " batin Pangeran Valderan. Setelah dirasanya sudah cukup tenang, Pangeran Valderan menyapa sang kakak. " Hai Kak.. (canggung) "

Pangeran Ellimazen hanya diam tidak menanggapi sapaan si bungsu.

" Maafkan aku telah membuatmu terkejut kemarin, walaupun ular adalah hewan yang lucu, tapi tidak apa-apa aku menghargai ketidak tertarikanmu " ucap Pangeran Valderan sambil membungkuk hormat. Mendengar itu Pangeran Ellimazen menatap tajam Pangeran Valderan.

Yang lain hanya terkekeh melihat melihat Pangeran Valderan yang tidak digubris oleh Pangeran Ellimazen. Para pangeran memaklumi sikap Pangeran Ellimazen karna umurnya yang tidak jauh dari Pangeran Valderan, masih wajar jika dia masih menggedepankan egonya.

" Kak!! " panggil Pangeran Valderan lagi, tapi tetap saja hasilnya nol.

" Ck, apa-apaan Pangeran Ellimazen ini, bisa-bisanya dia tidak menghiraukanku! " batin Pangeran Valderan kesal. Karna masih tak digubris oleh sang kakak, terbesitlah sebuah rencana jahat oleh Pangeran Valderan. " Kak, ada laba-laba di punggung mu! " pekik Pangeran Valderan.

" Apa! Dimana?! Kakk.. tolong akuu..!! " pekik Pangeran Ellimazen sambil menggeliat. Semua orang langsung tertawa puas melihat ekspresi ketakutan Pangeran Ellimazen, bisa-bisanya dia percaya dengan omongan Pangeran Valderan.

" Dia sangat pintar dalam hal memojoki lawan " ucap Pangeran Kenzero sambil terkekeh.

" Kau menipu ku Pangeran? " ucap Pangeran Ellimazen dengan wajah memerahnya.

" Hahaha... aku tidak bermaksud " ucap Pangeran Valderan tertawa puas. Saat sedang asik tertawa, tiba-tiba tawa Pangeran Valderan tercekat, dirinya terpaku melihat sesuatu di belakang Pangeran Ellimazen. " K-kak.. " ucap Pangeran Valderan sambil berjalan mundur.

" Apa, aku tidak akan percaya lagi! " ketus Pangeran Ellimazen.

" Beruang!!! " pekik Pangeran Valderan sambil berlari keluar dari goa.

" Pangeran Valderan tunggu! Astaga kenapa dia malah pergi sendiri " ucap Pangeran Jaguar kemudian menyusul Pangeran Valderan.

" Cepat keluar! " titah Pangeran Xavier sambil menarik Muge.

Menjaga Aset NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang