Setelah lama diperjalanan, akhirnya kini para pangeran telah sampai ditempat yang ditunjukan oleh Raja Dagala, yaitu sebuah tempat persembunyian para pemberontak.
Tempat ini memang seperti rumah bangsawan biasanya, tapi yang membuat tempat ini berbeda adalah penjagaan disini terlalu ketat, bahkan lebih ketat dari penjagaan kerajaan kecil.
" Wahh disini sangat ketat, apa ini tempat para militer? " ucap Pangeran Valderan kagum. Saat ini mereka sedang bersembunyi di sebuah rerumputan yang lumayan tinggi.
" Kalian lihat dibagian kanan, sepertinya itu dapur sedangkan yang disebelah kiri adalah tempat terpenting " ucap Pangeran Jaguar memelankan suaranya, karna jarak mereka tidak begitu jauh dari rumah itu. Tapi karna dasarnya tidak pernah melakukan misi seperti ini, Pangeran Valderan yang berada diatas pohon malah berbicara dengan volume besar.
" Apa yang kau katakan Kak? Aku tidak mendengarnya " Mendengar suara Pangeran Valderan yang besar, sontak semua pangeran menoleh kearahnya dengan wajah panik.
" Apa yang kau lakukan disana? Astaga, kenapa dia sangat sulit diatur! " ucap Pangeran Rabazen mulai kesal dan frustasi.
" Siapa disana?! " Pekik pengawal yang ada dirumah itu.
" Sial, pendengaran mereka cukup tajam! " umpat Pangeran Ellimazen.
" Haiii, aku Valderan! " ucap Pangeran Valderan menyauti pertanyaan pengawal itu, mendengar itu jelas semua pangeran langsung menatap tajam Pangeran Valderan. Apa-apaan si bungsu ini, bukannya bersembunyi malah menyerahkan diri! batin para pangeran.
" Apa yang kau lakukan Pangeran Valderan! Aisshh.. anak ini benar-benar membuatku gila! " ucap Pangeran Ellimazen sudah dipuncak kefrustasian.
" Ayo segera kabur! " ucap Pangeran Xavier sambil menarik Pangeran Valderan untuk turun dari pohon.
" Heii, berhenti disana! " pekik para pengawal disana sambil mengejar mereka.
" Pangeran, mereka memanggil kita, berhentilah "ucap Pangeran Valderan sambil melihat pengawal itu.
" Diam atau aku akan mematahkan lehermu Pangeran Valderan! " ucap Pangeran Ellimazen kesal.
" Aku tidak berbicara denganmu Pangeran Ellimazen jelek! " ucap Pangeran Valderan kesal, karna sendari tadi Pangeran Ellimazen selalu saja mengomelinnya.
" Behentilah bertengkar, cepat! " pekik Pangeran Baldema sambil bersiul untuk memanggil kuda-kuda mereka. Tapi saat kuda itu datang, mereka hanya berjumlah 5 ekor.
" Dimana Dogou dan Muge? " tanya Pangeran Kenzero. Mendengar pertanyaan itu, Pangeran Valderan baru ingat jika kuda-kuda itu sedang dia ikat di hutan. " Astaga.. " gumam Pangeran Valderan pelan.
" Kau tau dimana mereka Pangeran Valderan? " tanya Pangeran Kenzero curia.
" Hehe.. mereka sedang berpesta di hutan " ucap Pangeran Valderan polos. Tau dengan maksud Pangeran Valderan, Pangeran Ellimazen semakin dibuat menggebu-gebu, rasanya ingin sekali dia menebas Pangeran Valderan tapi dia tidak mempu.
" Itu mereka, segera tangkap mereka!! " pekik pengawal itu yang ternyata masih mengejar mereka.
" Sudahlah, cepat naik dulu! " ucap Pangeran Baldema, akhirnya Pangeran Valderan bersama Pangeran Baldema, dan Pangeran Xavier menahan para pengawal itu.
Setelah melarikan diri dari kejaran para pengawal itu, kini para pangeran sedang berlindung di dalam goa. " Syukurlah mereka tidak mengejar kita lagi, apa kau bai-baik saja Pangeran Xavier? " tanya Pangeran Rabazen.
" Hm, aku baik-baik saja " ucap Pangeran Xavier.
" Pangeran Valderan, ada apa denganmu? Kau hampir membuat kita semua celaka! " ucap Pangeran Ellimazen yang masih kesal.
" Turunkan nada bicaramu Pangeran Ellimazen, jangan membentaknya " tegur Pangeran Baldema.
" Kau masih membelanya dalam situasi seperti ini Kak? "
" Tenanglah Pangeran, kau sedang dikuasai amarah " ucap Pangeran Kenzero menenangkan adiknya.
" Ck, menyebalkan! " ucap Pangeran Ellimazen kesal.
" Maafkan aku, aku tau kesalahanku kak.. " ucap Pangeran Valderan pelan, Pangeran Ellimazen yang mendengar itu sedikit tertegun, apa benar dia membentak Pangeran Valderan?
" M-maksudku bukan seperti itu-- "
" Aku tau kau kesal padaku, jadi sebagai permintaan maaf yang tulus, aku memberikan hadiah ini padamu " ucap Pangeran Valderan sambil mengalungkan sebuah ular piton kecil.
" PANGERAN VALDERAN!! " pekik Pangeran Ellimazen, dirinya sudah merasa bersalah karna membentak si bungsu, tapi lihat hanya persekian detik dirinya sudah dibuat kesal kembali.
" Bolehkah aku memenggalnya? " batin Pangeran Ellimazen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjaga Aset Negara
FantasyPertualangan seorang pangeran dengan ke 6 Kakaknya, mempunyai jiwa yang aktif, ceria, kreatif namun konyol