Dua

77 18 5
                                    

Terimakasih sudah menyempatkan
untuk membaca cerita ini.
Jangan lupa vote ya karna vote itu gratis

Suatu hari dua orang laki-laki dari jurusan Akuntansi sedang mengantarkan buku kelas mereka kekantor, namun saat dikantor salah satu dari mereka menyenggol buku gambar milik siswa jurusan lain yang tak lain adalah juruan DKV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suatu hari dua orang laki-laki dari jurusan Akuntansi sedang mengantarkan buku kelas mereka kekantor, namun saat dikantor salah satu dari mereka menyenggol buku gambar milik siswa jurusan lain yang tak lain adalah juruan DKV.

Anak itu mengambil salah satu buku yang terjatuh. "Buku siapa nih?" tanya salah satu dari lelaki itu sambil membuka lembaran buku.

Ekspresi mereka berdua berubah, mereka kompak mengerutkan dahi dan membuka lebar kelopak mata karena melihat isi buku gambar itu yang menurut mereka kurang bagus. "Dih, jelek banget" mereka terus membuka lembaran demi lembaran. "Kok ada anak DKV yang gambarnya sejelek ini" ucap salah satu dari lelaki itu sambil menertawakan isi buku.

"Coba liat punya siapa" mereka hendak membuka kembali lembaran awal untuk melihat nama pemilik dari buku itu.

"Gak sopan buka buku orang tanpa izin" tiba-tiba Samuel datang merebut buku itu dari mereka berdua, ternyata lelaki itu sudah dari tadi memperhatikan mereka.

Keduanya terkejut saat mendapat terguran mendadak. "Sorry Sam, kita gak tau" ucap mereka berbarengan.

"Btw, itu buku lu?" tanya salah salah satu dari kedua lelaki itu.

"Kenapa? Isinya jelek? Mau buku ini punya gua atau bukan, Kalian gak ada hak buat buka-buka buku ini!" Tegas Samuel. Karena takut terkena semprot lagi oleh Samuel keduanya memutuskan untuk cepat-cepat keluar dari ruang guru.

Saat dua orang dari jurusan lain itu sudah keluar, Elvano menghampiri Samuel. "Kenapa dimarahin? Emang bener kok gambarnya jelek" ucap Elvano.

Samuel berdecak sebal. "Cuman karna gak bisa gambar jadi lu ngerasa berhak dapet cemoohan dari orang-orang gitu?" tanya Samuel.

Elvano menganggukan kepalanya. "Gua pantes digituin soalnya gua bego" jawab Elvano mengasal.

"Kalo lu bego gak mungkin setiap ulangan gua nyontek ke lu" ujar Samuel sambil melirik sinis.

"Mangkanya belajar biar gak nyontek" ujar Elvano.

"Lu juga belajar gambar, anak DKV gak bisa gambar" Samuel melangkah meninggalkan Elvano. Namun langkahnya terhenti saat Elvano menarik tangan Samuel dengan erat.

Anak itu memasang muka memelas. "Ajarin gambar" Elvano memohon.

Karena tak tega dengan temannya yang sama sekali tak punya basic menggambar itu akhirnya Samuel luluh untuk membantu Elvano. "Ada syaratnya"

"Apa? apapun itu bakal gua turutin tapi ajarin gua gambar" Elvano terus menarik-narik tangan Samuel.

"Gua bakal ajarin lu sampe bisa tapi dengan syarat selama satu semester setiap ada ulangan gua boleh nyontek lu terus, gimana?" Tawaran yang cukup gila, jelas saja Elvano akan menolak syarat itu karena ia tak ingin temannya itu terus mengandalkan contekan dari dirinya tanpa mau belajar materi sendiri.

"Gak mau!" Tolak Elvano.

"Yaudah gak bakal gua ajarin"

"Eh, barter aja. Lu ajarin gua gambar, gua bantu lu hafal materi gimana?" Karena Samuel memang anak yang malas untuk belajar jadi ia sangat menolak tawaran itu.

Keduanya tak jadi terlibat perjanjian karena mereka saling tak setuju dengan setiap tawaran yang diberikan.

> > >

Saat ini dikelas sedang mempelajari mata pelajaran fotografi, dijam akhir guru mata pelajaran itu memberitahu jika dua hari kedepan akan ada ujian lisan. Guru tersebut juga menyuruh siswanya untuk belajar lebih giat karena materi yang keluar saat ujian akan sama dengannya yang telah dijelaskan.
Tak lupa pula guru itu mengabsen muridnya yang selalu mendapat nilai kurang untuk lebih giat belajar. "Arkan, Dea, Farel, Nisa, Samuel. Nama-nama yang ibu sebut tolong lebih giat lagi ya belajarnya, ini buat menambah nilai kalian di rapot juga" ucap guru tersebut.

Kelima anak yang telah disebut namanya itu menuruti ucapan gurunya. Tak terkecuali Samuel, ia sadar jika ia selalu gagal setiap ujian lisan bahkan harus berkali-kali remedial. Mau tak mau dirinya harus menerima tawaran dari Elvano untuk barter belajar.

Samuel mendatangi meja Elvano. "Gua ajarin lu gambar, sebagai gantinya lu bantuin gua buat ngerti pelajaran tadi biar gua gak remed terus" mendengar itu Elvano senang karena akhirnya temannya itu mau belajar materi bersamanya.

"Oke, sekarang kita bikin jadwalnya dulu kapan kita mau belajar" Elvano dengan semangat mencatat jadwal belajarnya.

"Buat apa?" tanya Samuel.

"Biar kita konsisten belajarnya Sam" jawab Elvano.

"Ngapain? tinggal belajar doang gak perlu dijadwalin, dikira Les private" Elvano menghela nafas panjang saat tau Samuel tak mengerti cara belajar yang konsisten.

"Sam, gunanya dijadwal biar kita konsisten. Ini juga bakal ngaruh fokus belajarnya kita, tapi kalo kita asal-asalan ujung-ujungnya bakal males terus belajarnya ditunda-tunda terus" Jelas Elvano dengan singkat.

"Do you understan?" tanya Elvano.

"Ohh, yes yes im understan little-little" jawab Samuel.

"Apaan sih jawabanya aneh" ucap Elvano.

Samuel berdecak sebal. "Itu artinya, saya ngerti sedikit-sedikit" Elvano hanya menggeleng kepalanya.

 "Itu artinya, saya ngerti sedikit-sedikit" Elvano hanya menggeleng kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote ya karna vote itu gratis
⭐⭐️⭐️⭐️⭐️

BALANCE || SHUOMO / MOSHUO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang