Terimakasih sudah menyempatkan
untuk membaca cerita ini.
Jangan lupa vote ya karna vote itu gratis
⭐Follow IG : @daily1ran
Cuaca sore itu sedang mendung.
Elvano dan Samuel yang hendak belajar bersama dikelas jadi mengurungkan niatnya karena tak ingin terjebak hujan disekolah. Mereka memutuskan untuk belajar dirumah Elvano, keduanya ingin cepat-cepat sampai karena sebentar lagi akan turun hujan.Sesampainya dirumah Elvano mereka berdua istirahat sejenak karena lelah berlari menuruni lereng bukit. Dan benar saja tak lama mereka sampai tempat tujuan hujanpun turun dengan derasnya.
"Siapa dulu yang mau belajar?" tanya Samuel.
Elvano berfikir sejenak. "Mau suit?" Bukannya memberi jawaban ia malah balik bertanya.
"Lu dulu aja, abis itu gua" ucap Samuel. Elvano hanya menganggukan kepala, lelaki itu membuka lembaran buku gambar yang khusus untuk dirinya belajar.
Samuel membulatkan matanya melihat buku milik temannya itu yang isinya penuh dengan coretan yang belum sempurna. "Gua udah nyoba berkali-kali tapi tetep aja hasilnya jelek, bahkan udah sampe liat tutorial diinternet tapi sama aja hasilnya" Elvano meratapi nasibnya.
Samuel mengambil secarik kertas dan satu buah pensil lalu mulai mengajari temannya itu goresan demi goresan. Mulai dari goresan dasar yang terus diulang-ulang agar Elvano paham metodenya. Perlahan demi perlahan kini Elvano mulai terbiasa dengan goresannya meski masih sedikit kaku ia harus membiasakan gerakan tangannya agar semakin lihai.
Saat sedang mengajari Elvano menggambar Samuel sendari tadi sudah merasa kehausan namun sepertinya Elvano yang terlalu bersemangat untuk belajar sampai lupa untuk menawarkan temannya itu minum.
"Gua haus" celetuk Samuel.
Mendengar itu Elvano reflek melepaskan pensil ditangannya. "Astaga gua lupa. Maaf ya"
"Parah banget"
"Mau minum apa?" tanya Elvano.
Samuel berdecak sebal. "Apa aja, tapi kalo ada anggur merah atau kawa-kawa boleh deh"
"Dih, Serius!" Tegas Elvano.
"Terserah asal gak diracunin" ucap Samuel.
Elvano berdecak sebal lalu pergi kedapur menyiapkan minuman untuk temannya itu.> > > > >
Tak terasa sudah satu setengah jam Samuel mengajari Elvano menggambar dan sekarang waktunya Elvano yang membantu Samuel untuk mengerti tentang setiap materi yang dijelaskan dikelas.
Elvano mengeluarkan buku-bukunya untuk dibaca Samuel. "Lu yang gak ngerti materi apa?" tanya Elvano.
"Semua"
Elvano terdiam dan menatap sinis pada Samuel. "Masa gak ada satupun yang lu ngerti?" tanya Elvano.
"Ada sih tapi dikit mending lu jelasin ulang semua materinya" jawaban itu membuat Elvano menepuk keningnya lalu menggeleng cepat kepalanya lalu melanjutkan membantu Samuel belajar.
Karena Samuel sudah terbentuk sebagai anak yang pemalas Elvano sedikit kesulitan untuk mengajari temannya itu namun bagaimanapun Elvano bukanlah anak yang mudah menyerah, ia terus mengajari Samuel dengan perlahan agar anak itu mudah mengerti. Tak lupa juga ia sedikit menyelipkan candaan ditengah-tengah belajarnya agar suasana tidak begitu tegang.
Waktu begitu terasa cepat sebentar lagi hari mulai gelap namun hujan masih turun dengan deras beserta gemuruh petir. Meskipun Elvano meminjamkan payung tapi gemuruh petir membuat Samuel mengurungkan niatnya untuk pulang. Mereka berdua menghabiskan waktu dengan berbincang-bincang seputar pelajaran sekolah sembari Elvano yang terus mencoba belajar menggambar.
Samuel terbesit sesuatu dipikirannya. "Kita battle gambar yuk" Elvano mendengar ajakan itu mengerutkan daninya, karena jelas saja tantangan itu pasti Samuel yang menang. Meski begitu Elvano tetap menerima tantangan dari Samuel, anggap saja ini untuk mengasah kemampuannya.
"Punya lu kok lebih bagus, punya gua jelek banget" Elvano membuang muka ke lawan arah sembari berdecak sebal. "Gua gak mau gambar lagi" sambungnya diakhir.
"Udah lumayan bagus itu buat pemula" ujar Samuel. "Yaudah bikin lagi yang gampang deh biar punya lu bagus" Samuel merayu Elvano agar anak itu mau menggambar. "Gambar kucing yang gampang coba"
Elvano menuruti ucapan Samuel, ia pun kembali menggambar dibuku nya menggunakan pensil.
"Kok gak ada mukanya?" tanya Elvano saat melihat gambar milik Samuel.
"Ini ceritanya kucing lagi marah, nama kucingnya Elvano soalnya Elvano kalo marah buang muk-"
Plak.
Belum selesai Samuel berbicara Elvano langsung melayangkan tamparan kecil pada Samuel. Anak itu kembali merajuk sementara Samuel malah terus menertawakannya.
JANGAN LUPA VOTE KARENA VOTE ITU GRATIS
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
KAMU SEDANG MEMBACA
BALANCE || SHUOMO / MOSHUO
Fanfiction!Disclaimer this is friendship not BL! ________________________________________ "Teori tanpa praktik bagaikan orang yang tidak bisa berjalan dan Praktik tanpa teori bagaikan orang yang kehilangan arah" - 151 Pepatah itu menggambarkan kepribadian Elv...