Sembilan

23 3 0
                                    

Terimakasih sudah menyempatkan
untuk membaca cerita ini.
Jangan lupa vote ya karna vote itu gratis

Follow IG : @daily1ran

Hari demi hari sudah berlalu tak terasa ini sudah hari Sabtu lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari demi hari sudah berlalu tak terasa ini sudah hari Sabtu lagi. Sama seperti minggu sebelumnya siswa-siswi kembali berkerumun sembari memandangi handphone masing-masing.

Namun kali ini semua orang menatap ke-arah Samuel. Jelas Samuel yang baru datang ke sekolah bersama Elvano merasa terheran-heran karena sepanjang jalan mereka menuju kelas pasti seseorang menatapnya dengan tatapan yang tak biasa.

"Ini gua kege-eran atau emang dari tadi orang pada liatin gua?" tanya Samuel.

"Emang liatin lu" jawab Elvano.

"Gua ada salah apa?, Salah baju atau muka gua kenapa?"

Elvano menatap Samuel dari ujung rambut sampai ujung kaki. "Gak ada yang aneh"

Sesampainya mereka dikelas semua orang terus memandangi Samuel dengan tatapan yang tak biasa sambil saling berbisik.

Karena merasa tak nyaman Samuelpun menanyakan kepada salah satu teman kelasnya perihal dirinya. "Lu kenapa sih ngeliat gua kayak gitu?"

"Lu pasti belum liat menfess, coba lu liat deh" jawab seorang teman kelasnya.

Samuel segera merogoh saku untuk mengambil ponselnya, lalu ia langsung membuka akun menfess yang dimaksud anak tersebut.

Samuel segera merogoh saku untuk mengambil ponselnya, lalu ia langsung membuka akun menfess yang dimaksud anak tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"APASIH" Setelah membaca isi menfess itu Samuel tampak seperti orang yang jijik. Samuel memperlihatkan isi menfess itu pada Elvano, lelaki itupun bereaksi sama.

"Cieee, Terima aja"

"Gak" Samuel dengan ketus.

"Kalo dia cantik gimana?" tanya Elvano.

"Mau dia cantik kek atau dia kaya raya tujuh turunan, gua gak mau titik!" Tegas Samuel.

"Gimana Sam, mau diterima gak adik kelas itu?"
"Kalo gak diterima kasian loh dia udah ngetik panjang"
"Kayaknya sih diterima yakan Sam?"
"Terima"
"Terima, terima, terima"

Ejekan demi ejekan dari teman sekelasnya itu berdengung ditelinga Samuel, namun lelaki itu tetap mendiamkan mereka karena jika ia menjawab hanya akan menguras emosinya.

Beruntungnya Elvano dan Samuel harus pergi dari kelas untuk mengikuti bimbingan di aula, hal itu membuat Samuel tidak terus-terusan mendengar ejekan tersebut.

> > > >

Bell jam istirahat pertama telah berbunyi, seperti biasanya semua murid keluar kelas untuk pergi ke kantin atau hanya sekedar mencari udara segar. Kecuali Elvano dan Samuel yang baru selesai mengikuti bimbingan dan saat itu sedang tidak ingin kemana-mana, hanya berdiam dikelas sembari bermain ponsel.

"Sam! Liat lapangan sekarang!" Pekik seseorang didepan pintu.

Semuel dan Elvano langsung bergegas keluar kelas untuk melihat lapangan basket.

Alangkah terkejutnya mereka melihat kerumunan murid kelas 10 Akuntansi 4 di lapangan basket yang menghadap ke kelas mereka. Masing-masing dari anak-anak itu membawa setangkai bunga mawar merah serta membawa spanduk bertuliskan kata-kata pujian untuk Samuel.

Elvano yang tak kuat melihat itu berjalan mundur lalu tertawa terbahak-bahak. Sementara itu Samuel masih ternganga dengan apa yang dilihatnya.

"Kak Samuel mohon diterima cintanya ketua kelas kami" ucap salah satu anak kelas sepuluh.

"Ayo kak terima" ucap mereka berbarengan, mereka berbondong-bodong membantu ketua kelas mereka.

Semua mata tertuju pada Samuel, ia sangat ini benar-benar tak menyangka jika gadis yang menyukainya itu begitu nekat.

"Sam, turun sam turun" ucap Boy—salah satu teman kelasnya.

"Gua gak mau turun!" Tegas Samuel.

"Kalo lu gak turun dan ngasih jawaban mereka pasti bakal disitu terus" ucap Yuda—ketua kelasnya.

"Yaudah biarin aja"

"Kalo mereka gak ditanggepin mereka bakal terus ngelakuin ini, kita gak tau si cewe yang suka sama lu itu siapa sampe anak kelasnya nurut sama dia. Kalo guru tau ada ribut-ribut gini pasti yang kena bukan lu doang tapi kita sekelas juga bakal kena karna gak bantu bubarin mereka" jelas Boy.

"Gua bingung harus gimana!"

"Lu tinggal jawab mau atau gak!" Tegas Yuda. "Keburu guru-guru pada liat entar" lanjutnya.

Terlihat Elvano yang masih menertawakan kejadian itu. "Van, jangan ketawa terus, tolongin gua" Samuel seperti orang pasrah ia berlutut depan teman-teman kelasnya.

"Mohon perhatian, panggilan kepada Kak Samuel Nicholas kelas sebelas DKV dua, dimohon untuk segera menemui kami dilapangan basket"

Terdengar suara seseorang dipengeras suara sekolah. Suara itu menarik perhatian semua murid dan menyaksikan keributan itu.

"Sam, ni cewe kayaknya bukan anak sembarangan deh, dia nekat banget berasa ni sekolah punya bapaknya kali" ucap Elvano.

"Kata gua sih sekarang terima aja dulu Sam, abis mereka bubar lu putusin lagi tuh cewe" saran salah satu teman kelasnya.

"Nah betul gua setuju" ujar Yuda.

"Van, jadi pacar gua deh sekarang!" Samuel asal mengucap karena benar-benar sudah berada dititik pasrah dengan keadaan.
"Atau Salah satu dari kalian pura-pura jadi pacar gua deh"  ucap Samuel didepan teman-teman lelaki sekelasnya.

"Lah, kasus ini mah. Disuruh ngehindarin kasus malah bikin kasus" ucap Boy.

"Samuel"
"Samuel"
"Samuel"
Mereka terus menyuarakan nama Samuel agar Samuel segera turun dan menerima ungkapan cinta dari gadis yang menyukainya itu.

"Samuel""Samuel""Samuel" Mereka terus menyuarakan nama Samuel agar Samuel segera turun dan menerima ungkapan cinta dari gadis yang menyukainya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JANGAN LUPA VOTE KARENA
VOTE ITU GRATIS
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️

BALANCE || SHUOMO / MOSHUO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang