Dua Belas

23 1 0
                                    

Terimakasih sudah menyempatkan
untuk membaca cerita ini.
Jangan lupa vote ya karna vote itu gratis

Follow IG : @daily1ran

Dalam waktu kurang dari tiga hari saja menfess yang biasanya digunakan untuk mengungkapkan perasaan kepada seseorang yang disukai berubah menjadi zona gosip, semua orang saling melempar kebencian bahkan bullying

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dalam waktu kurang dari tiga hari saja menfess yang biasanya digunakan untuk mengungkapkan perasaan kepada seseorang yang disukai berubah menjadi zona gosip, semua orang saling melempar kebencian bahkan bullying.

Orang-orang kini mulai tak fokus dengan pelajaran disekolah, bahkan mungkin sekarang tujuan mereka berangkat sekolah bukan untuk belajar tapi untuk bergosip. Peristiwa ini membuat sebagian orang takut rahasia kelam mereka terbongkar dan menjadi bahan gosip selanjutnya yang disebar menfess.

Begitu dengan Elvano, sudah dua hari lelaki itu terus murung bahkan tak beranjak dari kelas selain untuk mengikuti bimbingan. Bukan tanpa sebab Elvano seperti karena ia takut jika rahasianya juga akan dibongkar seseorang.

•   •   •

Selain orang-orang yang terfokus dengan berita mentah dari menfess ada juga golongan orang-orang yang disibukkan dengan persiapan untuk lomba acara bulan bahasa.

Termasuk Samuel dan Elvano yang menjadi perwakilan untuk perlombaan kriya. Samuel disibukan dengan membuat konsep kerajinan, sementara Elvano dibidang menulis Essay. Kombinasi dari perbedaan bakat ini sangat cocok dan bisa saling melengkapi.

> > > >

Samuel kembali ke kelas setelah membeli pensil dikoperasi sekolah, ia hendak melanjutkan menggambar konsep kerajinan yang akan dibuatnya untuk dipresentasikan diperlombaan.

Namun kali ini ia sadar jika teman sebangkunya itu tak seperti biasanya. Sudah dari dua hari yang lalu Elvano murung dan selalu menundukkan kepalanya, itu membuat Samuel mulai khawatir dengan kondisi temannya itu.

"Van, lu kenapa?" tanya Samuel. "Pusing gara-gara bikin essay-nya susah?" Samuel menaruh telapak tangannya diatas kepala Elvano dan mengelus lembut rambutnya. "Sini gua bantuin, tapi pake Chat GPT" Sambungnya.

Elvano sedikit mengangkat kepalanya. "Nggak" jawab Elvano singkat.

"Sakit?" Samuel memeriksa suhu tubuh Elvano dengan menaruh tangan dikening anak itu.

"Nggak Sam" Elvano menyingkirkan tangan Samuel dari keningnya.

"Terus kenapa diem terus?" Elvano tak menjawab pertanyaan itu. "Kayak anak kucing abis kehujanan"

Karena tak mendapat jawaban Samuel memilih untuk melanjutkan mengerjakan tugas menggambarnya, mengingat perlombaan sudah sangat dekat dan kurang dari seminggu.

"Lu gak takut rahasia lu kebongkar?" tidak ada angin dan hujan, spontan Elvano melontarkan pertanyan itu.

"Gua gak punya rahasia" Samuel terhenti dan berfikir sejenak. "Kalo emang bakal ada yang bongkar, mungkin soal graffiti yang gua buat dibelakang bangunan waktu itu. Tapi gua gak peduli, palingan disuruh denda doang" Samuel melanjutkan pekerjaannya.

"Kalo lebih dari sekedar denda gimana?" Tanya Elvano.

"Maksudnya gua dikeluarin dari sekolah gitu?" Samuel balik bertanya, Elvano menganggukan naik-turun kepalanya. "Chill aja, itu gak bakal terjadi" jawab Samuel.

"Lagian lu kenapa sih ngomong gitu, soal menfess?"

"Takut aja korban selanjutnya gua" Elvano menjawab sembari memalingkan wajahnya. "Gua takut rahasia soal gua gak bisa gambar kesebar juga" sambungnya diakhir.

Mendengar itu Samuel reflek tertawa kecil, ia menepuk pundak Elvano yang membuat anak itu reflek menoleh. "Vano, itu bukan rahasia" Sembari menahan tawa Samuel menghela nafas panjang. "Satu kelas juga tau kalo lu gak bisa gambar"

Elvano berdecak sebal sembari menangkis tangan Samuel dipundaknya, dan seperti bisa anak itu selalu merajuk dengan membuang muka ke arah yang berlawanan.

Samuel tertawa sembari mengacak-acak rambut Elvano, Jelas itu membuat Elvano semakin emosi sampai menangkis tangan Samuel rambutnya.

"Kuman" Elvano sedikit menjauh dari Samuel. "Jangan pegang-pegang gua, tangan lu banyak kumannya" ucap Elvano yang masih kesal.

Melihat reaksi Elvano yang mudah marah membuat Samuel semakin senang meledek anak itu. "Jelek banget ngambeknya"

"Suka-suka gua"

"Kalo ngambek terus cepet tua entar"

"Brisik, cepet selesain gambar lu yang gak ada artinya itu" Elvano menunjuk ke arah buku gambar Samuel.

"Udah selesai ni liat" Samuel menunjukan hasil gambarnya, namun Elvano yang masih kesal hanya melirik sinis dan tak perduli dengan karya Samuel. "Anak rajin gitu loh" Samuel menyenggol bahu Elvano.

"Rajin tapi kalo ulangan nyontek" ujar Elvano.

"Shit!" Samuel menepuk keningnya. "Besok ada ulangan sejarah" Samuel menaruh kepalanya dimeja sembari memasang ekspresi memelas didepan Elvano. "Van. Gua kan sibuk ngerjain kriya ini, boleh dong nyontek"

"Gak bisa" jawab Elvano ketus. "Nantikan duduknya diacak" sambungnya.

"Yaudah lempar-lemparan kertas aja"

Elvano melirik sinis. "Kuno banget yang ada malah ketauan!"

"Pake bahasa isyarat" ucap Samuel.

"Kalo pake gerakan tangan bakal ketauan juga"

"Pake ekspresi muka" Samuel asal mengucap.

"Ngarang!" Elvano tersenyum kecil. "Lagian kenapa gak belajar sendiri aja sih?!"

"Gua sibuk banget ngerjain tugas negara" Samuel sedikit hiperbola agar Elvano luluh.

Elvano diam sejenak sembari berfikir. "Gimana nanti aja deh, gua pikirin lagi" akhirnya anak itu luluh dan menuruti permintaan Samuel.

 "Gimana nanti aja deh, gua pikirin lagi" akhirnya anak itu luluh dan menuruti permintaan Samuel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JANGAN LUPA VOTE KARENA
VOTE ITU GRATIS
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️

BALANCE || SHUOMO / MOSHUO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang