𝔹𝕒𝕓_𝟠

221 28 2
                                    

𝐻𝑎𝑝𝑝𝑦 𝑅𝑒𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 ❣

_______

'Bukankah menyedihkan? Dia ada dalam jangkauan tanganmu, tetapi kau tidak bisa merengkuhnya?'

Berjalan bersama tiga lelaki tampan ternyata sedikit mengintimidasi. Joshua melirik ketiga lelaki yang berjalan beriringan bersamanya, sibuk bercanda. Mereka melewatkan tatapan kagum para perempuan dan lelaki yang berpapasan dengan mereka di taman hiburan itu. Joshua memutar bola matanya. Hanya dia satu-satunya yang tampak tidak pas di gerombolan ini.

"Aku mau naik itu." Jeonghan menunjuk ke sebuah wahana permainan yang tampak mengerikan. Sebuah tiang tinggi dengan kursi-kursi di ujung-ujung kincir angin, di mana kursi itu hanya dipakukan di satu titik.

Joshua langsung merinding. Mereka akan diputar ke segala arah kalau naik wahana itu.

"Aku tidak mau." memikirkannya saja sudah membuat Joshua mual karena takut.

Jeonghan tertawa dan melirik Joshua dengan tatapan mencemooh, "Pengecut."

"Aku bukan pengecut, aku punya akal sehat." Joshua membelalakkan mata.

"Silahkan naiki wahana itu dan buat dirimu muntah sesudahnya."

Wonwoo tertawa mendengar jawaban Joshua untuk Jeonghan, membuat Jeonghan langsung memelototinya. Lelaki itu menatap Joshua, seolah ingin membantah, tapi kemudian memutuskan menyerah.

"Oke kalau begitu, kita naik wahana yang membosankan saja. Mungkin kau bisa mencoba komedi putar di sana itu, sepertinya cocok dengan penampilanmu yang seperti anak SD."

Joshua menatap Jeonghan dengan pandangan mencela, lalu memelengoskan muka dan berjalan menjauhi Jeonghan. Wonwoo buru-buru mengikuti Joshua, mengajaknya bicara tentang sesuatu sementara Jeonghan mengamati mereka, lalu mau tak mau berjalan mengikuti Joshua dan Wonwoo di belakangnya. Seungcheol mendekat ketika mereka berjalan mengikuti Joshua.

"Kenapa denganmu sobat?"

Jeonghan mengernyitkan keningnya, "Kenapa apa? Apa maksudmu?"

"Kau. Sikapmu aneh."

"Aneh? Aku biasa saja." Jeonghan mengedikkan bahunya bingung.

Seungcheol terkekeh, "Sikapmu aneh kepada Joshua. Aku belum pernah melihatmu bersikap begitu kepada orang lain. Seolah-olah kau sedang... kebingungan."

"Aku? kebingungan menghadapi Joshua? Itu tidak mungkin Seungcheol. Memangnya apa yang dilakukan Joshua sampai membuatku bingung?"

"Itu yang harus kau tanyakan kepada dirimu sendiri, Ayolah Jeonghan, aku temanmu sejak kecil. Kau seperti buku yang terbuka di depanku. Sikapmu itu sangat kontradiktif, kau seolah-olah ingin menarik Joshua mendekati tetapi sekaligus ingin mendorongnya jauh-jauh. Dan hal itu membuatmu tampak defensif didepan Joshua. Mungkin kau harus temukan, sebenarnya apa yang kau rasakan untuk Joshua!"

Jeonghan membeku. Menatap bagian belakang tubuh Joshua yang sedang berjalan di depannya. Lalu menghela nafas. Bahkan dia sendiri bingung dengan perasaannya. Bagaimana mungkin dia bisa menjawab pertanyaan Seungcheol?
_______

"Sepertinya Jeonghan berperan sebagai kakak yang baik untukmu." Wonwoo tersenyum lembut ketika mereka duduk di cafe di tengah taman hiburan itu. Mereka sudah naik rollercoaster, mencoba wahana kereta gantung, dan juga rumah hantu.

Sekarang mereka sedang makan siang. Cafe itu menyediakan makanan-makanan sederhana untuk mengisi perut. Joshua melirik Jeonghan yang sedang berada di luar Cafe bersama Seungcheol, lelaki itu tadi melihat Joshua yang memandang terpesona kepada pedagang peemen kapas berwarna pink yang lewat. Dan meskipun bersungut-sungut serta mengejek Joshua yang kekanak-kanakan, Jeonghan akhirnya keluar dan membelikannya untuk Joshua. Joshua  dan tersenyum dan menatap Wonwoo,

Sweet Enemy (YoonHong) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang