𝔼𝕡𝕚𝕝𝕠𝕘

374 37 4
                                    

𝐻𝑎𝑝𝑝𝑦 𝑅𝑒𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 ❣

______

'Jangan pernah takut pada musuh di depanmu, takutlah pada musuh di belakangmu, yang berpura-pura menjadi temanmu.'

"Hmm... Kita lupakan saja tentang Sowon, memang kali ini kau salah memilih teman karena hanya dia yang mau berteman denganmu, tetapi tenang saja Shua, nanti kalau kau sudah menjadi istriku, pasti banyak yang berlomba-lomba ingin berteman denganmu."

"Apa?" Wonwoo dan Joshua berseru bersamaan, sementara Jeonghan menatap Wonwoo dengan penuh tekad.

"Kau boleh memiliki Joshua, Wonwoo. Tetapi tidak lama, aku akan segera menikahinya segera setelah Joshua lulus kuliah dan membawanya kembali ke rumahku."

Joshua tergelak ketika melihat Wonwoo dan Jeonghan berganti-ganti saling menatap tajam. Hatinya dipenuhi oleh perasaan bahagia. Dia sudah menemukan cintanya dalam diri Jeonghan dan dia berharap kedepannya semua akan berjalan baik. Sementara itu Wonwoo masih merengut mendengar rencana Jeonghan, dia menyipitkan matanya.

"Mungkin aku akan mengenalkan laki-laki tampan kenalanku, banyak perempuan cantik, banyak pemain musik klasik yang tampan dan cantik yang pasti akan mau mendekati Joshua, mereka tidak punya niat jahat membawa adikku pergi jauh dariku."

Jeonghan terkekeh, dia menarik Joshua supaya duduk di sebelahnya dan merangkulnya erat-erat.

"Kau tidak akan bisa melakukannya, Joshua mencintaiku." matanya yang tajam menatap Joshua penuh ingin tahu. Sebenarnya dia sendiri bahkan belum mendengar pernyataan cinta dari Joshua untuknya.

Joshua tersenyum dengan pipi memerah, lalu menganggukan kepalanya, "Ya Jeonghan, aku mencintaimu."

Binar bahagia tampak di mata Jeonghan.

"Nah karena kita sudah membereskan segala salah paham dan kegilaan ini.."

Lelaki itu mengeluarkan cincin mungil dari saku jasnya, membuat Wonwoo membelalakkan matanya.

"Apa-apaan, kau tidak serius kan Jeonghan?"

"Aku serius." mata Jeonghan tampak benar-benar serius, lelaki itu dengan susah payah berusaha berlutut meskipun lengannya yang luka agak menghambatnya. Dia mengulurkan kotak cincin itu ke depan Joshua dan membukanya.

"Shua... maukah kau menikah denganku nanti setelah kau lulus? Cincin ini adalah tanda janjimu, tanda bahwa kau adalah milikku."

Joshua terperangah, bingung. Tetapi kemudian dengan mata berkaca-kaca dia menganggukkan kepalanya. Air matanya menetes ketika Jeonghan meraih jemarinya dan menyelipkan cincin itu di jari manisnya. Dengan lembut Jeonghan menarik Joshua menunduk, lalu mengecup bibirnya.

"Terima kasih karena telah bersedia." bisik Jeonghan lembut, bibirnya hendak melumat bibir Joshua ketika Wonwoo berdehem dengan sengaja.

Jeonghan menatap Wonwoo dengan kesal, "Tidak bisakah kau pergi saja?" gumamnya mencela.

Tetapi Wonwoo bersedekap dan menatap Jeonghan dengan tatapan menantang,

"Kau melamar adikku di depan mataku dan tidak meminta restuku?"

"Restumu?" Jeonghan mengangkat alisnya,

"Sejak kapan Yoon Jeonghan meminta restu orang lain?"

Sekali lagi Joshua terkekeh geli melihat tingkah dua sahabat ini. Dia berusaha memisahkan mereka berdua.

"Sudah. Kalian akan menjadi saudara juga nantinya." gumamnya menggoda, membuat Jeonghan mengedipkan matanya dengan senang, lalu duduk di sebelah Joshua lagi dan memeluknya.

Wonwoo menatap kedua pasangan ini dalam senyum, lalu dia mencibir, "Kurasa aku harus pergi dari sini sebelum mual karena nuansa cinta yang berbunga-bunga di ruangan ini." gumamnya sebelum kemudian membalikkan tubuhnya dan melangkah pergi, memberikan kesempatan kepada Joshua dan Jeonghan untuk berduaan. Jeonghan dan Joshua saling bertatapan, lalu lelaki itu berubah menjadi serius, Jeonghan mengecup Joshua dengan sayang, lalu mengecup pipi, rahang, dahi dan ujung hidungnya.

"Terima kasih sudah datang di kehidupanku dan merubahku menjadi lelaki yang lebih baik." bisiknya parau.

"Aku sangat mencintaimu Shua dan kuharap aku juga bisa menjadi yang terbaik untukmu."

Joshua tersenyum dan menggenggam jemari Jeonghan,

"Terima kasih juga telah menjagaku. Aku yakin kau adalah yang terbaik untukku."

Dua anak manusia itu bertatapan penuh cinta. Pada awalnya mereka seperti musuh, tetapi kemudian cinta tumbuh dan mereka bisa saling mencintai. Joshua teringat kepada ayahnya dan merasa syukur mendalam dalam hatinya, ayahnya di surga pasti merasakan kebahagiaan ketika melihatnya sekarang.

______

~THE END~

Sweet Enemy (YoonHong) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang