𝔹𝕒𝕓_𝟙𝟛

295 29 2
                                    

𝐻𝑎𝑝𝑝𝑦 𝑅𝑒𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 ❣

_______

'Kau bisa menghilangkan kebencian dengan merelakan.'

Lama setelah mereka menumpahkan perasaan, Joshua mendongakkan kepalanya dan menatap Wonwoo, matanya penuh air mata, tetapi kemudian Wonwoo mengusapnya dengan jemarinya, dengan penuh rasa sayang.

"Apakah Sarah itu adalah ibu kandung kita?" Joshua teringat perempuan cantik yang selalu berdandan pergi ke pesta-pesta, tidak pernah ada di rumah dan meninggalkan Wonwoo dan Joshua kecil di tangan para pembantu. Dia tahu bahwa ibunya dulu tidak mempedulikan mereka, tetapi dia tidak menyangka kalau ibunya setega itu menculiknya hanya demi harta.

"Dia memang bukan ibu yang punya hati." Wonwoo mengernyit sedih

"Kau tahu kenapa aku membenci perempuan? Karena aku membencinya. Dia menjualku hanya demi uang dan bersenang-senang di luar negeri."

Joshua menutup mulutnya dengan tangannya, dia tidak pernah menyangka ibunya sekejam itu, hari itu dia dan Wonwoo dipisahkan dengan paksa. Joshua berpikir bahwa ibunya memang ingin membawa Wonwoo, tetapi ternyata ibunya hanya menganggap Wonwoo sebagai aset yang bisa mendatangkan uang untuknya. Jeonghan yang sejak tadi hanya diam dan mengamati pun mengernyit ketika mendengar kisah itu lagi. Ibu macam apa yang tega menjual anaknya demi uang? Ibu macam apa yang tega menyandera anaknya sendiri demi tebusan? Well, Jeonghan memang belum pernah menemui hal semacam ini, tetapi dia menemukannya dalam kasus Joshua dan Wonwoo. Tiba-tiba saja dia merasa beruntung, meskipun ibunya selalu sibuk dan jarang punya waktu, setidaknya ibunya selalu menjaganya.

Jeonghan berpikir mungkin ini waktu yang tepat untuk menyela,

"Aku tidak mau mengganggu reuni kalian." Jeonghan memilih menatap Wonwoo, masih tidak berani menghadapi kenyataan di mata Joshua, dia tidak siap kalau laki-laki itu ternyata menatapnya penuh kebencian.

"Apakah kau datang kemari untuk menjemput Joshua?"

Wonwoo mengangguk, dan meskipun sudah melepaskan pelukannya, dia tetap merangkul Joshua dengan posesif.

"Aku sudah berbicara dengan orang tuaku. Orang tua angkatku."  gumamnya mengkoreksi dengan senyum miris,

"Mereka tidak keberatan aku membawa Joshua tinggal di rumahku, mereka malah senang karena selama ini aku tidak ada teman di rumah. Dan aku pikir, aku adalah satu-satunya keluarga Joshua yang tersisa, kami harus bersama."

Jeonghan menghela nafas panjang, "Aku tidak berhak melarang sebuah keluarga untuk bersatu." gumamnya pedih.

"Maafkan aku atas semua kejadian di masa lalu yang memporak-porandakan keluarga kalian."

Wonwoo menatap Jeonghan lama lalu tersenyum kecut, "Tidak apa-apa Han, tanpa adanya kejadian itu, keluargaku mungkin tetap akan porak-poranda, ibuku adalah manusia jahat, entah bagaimana caranya dialah yang menjadi penyebab utama hancurnya keluarga kami, bukan kau."

Sebuah maaf. Jeonghan memejamkan matanya, lega mendengar jawaban Wonwoo itu. Lalu kemudian dia melirik ke arah Joshua, lelaki itu menunduk dan tidak menatap matanya, membuat Jeonghan kecewa.

"Kurasa kau mungkin ingin mengemasi pakaianmu."

Wonwoo menyentuh siku Joshua lembut, membuat Joshua mengangguk dan melangkah pergi dari ruangan itu. Lama kemudian Wonwoo dan Jeonghan saling bertatapan.

"Dia membenciku. Aku menceritakan semuanya tadi pagi, dan dia membenciku." gumam Jeonghan pedih, menatap ke arah pintu di mana tubuh Joshua menghilang.

"Pada awalnya pasti begitu." Wonwoo bergumam memaklumi, "Aku juga begitu pada awalnya, tetapi kemudian aku memahami bahwa semua itu bukan karena salahmu, seperti yang kukatakan tadi, dengan atau tanpa adanya dirimu, keluarga kami pasti akan hancur." Wonwoo tersenyum tenang dan mengulurkan tangannya,

Sweet Enemy (YoonHong) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang