𝘾𝙝𝙖𝙥 4 :: Lebih Kuat dan Tak Lemah

43 11 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.

.

.

MPLS selesai di hari Rabu. Hari Kamis, hari dimana mereka harus menonton demo ekskul. Mulai dari photograph, islamic, basket, bola, pokoknya banyak deh. Blaze tak tertarik menonton itu semua, malah ia sangat menantikan paskibra sekolahnya. Berbeda dengan Ice, dia lebih tertarik dengan ekskul memasak. Bahkan Ice mencatat bahan - bahan dan proses pembuatan untuk membuat potato cheese bread. Menu itu yang ingin ia recook selama ini karena sedang viral.

Kini tiba saatnya paskibra tampil, mereka benar - benar tampil se perfectional itu. Bahkan Blaze sampai heboh sendiri. Tak jarang Ice menjadi tumbal untuk menjadi tempat Blaze meremas atau mengguncangkan tubuhnya. Meski begitu, Ice terima - terima saja. Ia terbiasa dijadikan tumbal, namun bukan pesugihan.

"WOAAA, KERENN!" Blaze kagum akan kekompakan para pasukan paskibra itu. Blaze berpikir keras, se letih apa mereka berlatih?

Ice salah fokus pada kakak - kakak OSIS yang mencegah para PDB kembali ke kelas, salah satu di antara OSIS tersebut adalah Elena. Terlihat jelas wajah Elena yang di penuhi peluh karena kewalahan mengatur pada PDB. Hingga paskibra selesai tampil, Ice menarik tangan Blaze secara tiba - tiba.

Blaze sontak hampir jatuh karena tarikan Ice, "Icye!"

"Diem. Anter aku ke kantin." Nada dingin Ice tak berani dilawan oleh Blaze.

Blaze menurut saja, kebetulan dia butuh es batu untuk mendinginkan kepalanya karena terpapar sinar matahari. Ternyata wilayah kantin juga dicegah oleh OSIS, akan tetapi mereka pergi ke kantin menggunakan waktu 5 menit di dalam. Jika lebih dari 5 menit, para OSIS itu tak segan - segan mencatat nama dari anak - anak PDB.

"Pak, beli esteh nya 15. Dibungkus semua." Bapak penjual esteh pun mengiyakan pesanan Ice.

"Kamu mau ngapain beli banyak - banyak, Icye?!" Seumur hidup Blaze hanya mampu membeli 2 atau 3 esteh dengan seharga 2 ribu. Blaze menghitung dulu 2 dikali 15, untungnya Blaze tak sebodoh itu dalam matematika. "30 ribu?!"

Ice sendiri tak tau apa yang membuat Blaze se terkejut itu, padahal uang 30 ribu adalah uang kecil bagi Ice. "Kenapa?"

"GILA, BELI ESTEH JUMBO BISA DAPET 6 GELAS TUH." Sebenarnya Ice malu dengan tingkah Blaze, tapi yaudah dia tahan aja.

Ice duduk di bangku kantin disana, diikuti oleh Blaze di samping. Ice menunggu pesanannya selesai, walau akan sedikit lama. ini akan lebih dari 5 menit, tetapi lebih baik ia dicatat.

Tubuh Elena mulai terhuyung kesana kemari karena terlalu pusing dan lelah, apalagi dia memiliki darah rendah. Yasmin dengan sigap menangkap tubuh Elena yang hampir pingsan dan menyuruhnya duduk di tanah dengan kaki lurus, tujuannya untuk merileks kan otot - otot kaki.

Beranjak DewasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang