kesalahpahaman

3.8K 45 1
                                    

Abel sudah siap dengan riasan naturalnya. Ia memakai gaun berwarna baby blue yang di kirim oleh Regal. Kini ia memakai heels yang cukup tinggi berwarna putih yang cocok dengan gaunnya .

Ia menuruni anak tangga, menghampiri daddy nya yang baru saja pulang pagi tadi. Tentu saja Daddy nya di undang dalam acara ini.

"Wah putri daddy cantik sekali" puji sang ayah.

Abel tersenyum, "Daddy kemana aja baru sadar sekarang? " daddynya hanya tertawa ringan.

Suasana gedung itu sudah nampak ramai , Orang-orang mulai berdatangan. Abel berjalan dengan anggun di sampingnya. Ia di perkenalkan oleh para rekan bisnis ayahnya sebagai putrinya.

Setelah beberapa sambutan acara peresmian pun telah selesai. Sedari tadi ia hanya duduk bersama sang ayah. Ia menatap bangga pada Regal sang kekasih yang sudah membuka perusahaan yang begitu besar. Banyak ora dari luar negeri yang berdatangan.

Abel menghindari dari ayahnya, membiarkan ia berbincang dengan para teman bisnis. Ia jalan ke arah tempat cake, susunan berbagai macam cake di sana. Abel tergoda dengan cake itu, lupakan soal dietnya untuk hari ini saja.

"ABELL" Tiba-tiba ia di peluk dari belakang membuatnya terkejut, wanginya ia kenal.

"LISA?! " ia menatap binar senang akan kehadiran sahabatnya .

"Gue kangen banget Bel" Lisa tak melepaskan pelukannya, ia terus mempererat pelukan itu.

"Gue juga, kok lo ga bilang kalo pulang? " tanya Abel.

"Surprise, sengaja biar lo kaget" ujar Lisa terkekeh.

"Ya elah, pantes bokap lo kekeh nyuruh gue dateng" kata Abel sebelum Lisa menanyakan keberadaan nya.

"Iya itu karena gue yang mohon ke papa, biar lo dateng hehe" -Lisa

"Gimana kehidupan disana? pasti udah banyak temen kan? " -Abel

"Ya gitu lah, temen cuma sekedar temen Bel. Seru juga sih belajar banyak hal disana " -Lisa

"Bagus deh kalo lo nyaman.btw, baru beberapa bulan lo disana udah banyak berubah juga nih penampilannya" -Abel

"Wah jelas dong, gimana cantik kan gue? " -Lisa

"Wah senengnya liat sahabat lama ketemu lagi" tiba-tiba Regal datang.

"Ih papa" -Lisa

Abel langsung menyalami Regal di depan Lisa, "Halo om congratulations ya "

Regal tersenyum tipis, "Lisa temen mu loh udah punya pacar, kamu kapan nak bawa cowo kerumah? "

Abel melotot, apa maksud Regal?

"Hah iya pa? siapa? kok papa tau? " tanya Lisa kepo.

"Jelas tau dong, waktu itu papa liat boncengan mesra di jalan. Kamu juga jangan kalah dong anak papa" - Regal.

"Waduh om, itu bukan pacar Abel. cuma temen kelas doang " elaknya.

"Ohh.. si Bara ya? dia udah ngincer lo tuh dari lama jadi sekarang kalian udah jadian nih? " ledek Lisa.

"Apa sih lis, bukan gitu gue ga pa--"

"Halo semua, perkenalkan saya Jemima. Halo pak Regal" Wanita dengan dress jauh di atas lutut membentuk lekukan body dan belahan payudara yang terlihat, rambut panjangnya terurai badai membuat perdebatan mereka terhenti.

"Loh tante? " Lisa memeluk wanita itu.

"Kalian kenal? " tanya Regal.

"Jelas dong pa, papa lupa ? kan yang urus kedatangan aku kesini tante Jemima " jelas Lisa.

"Oh ya Bel, ini tante Jemima. Calon mama aku " ucap Lisa sambil bercanda.

"Hahaha.. kamu bisa aja Lisa, Halo saya Jemima kamu temannya Lisa ya? "

Abel tersenyum, "Iya tante, aku Abel"

Lisa meraih tangan Regal dan Jemima, "Bel menurut lo cocok ga kalo mereka nikah? "

Sakit? jelas. Mata Abel tak bisa bohong melihat hal itu, wajahnya panas memerah seperti ingin menangis.

Abel berusaha tetap tenang dan tersenyum, "Oh jelas cocok dong " dengan ucapan meyakinkan.

Lebih sakit lagi dengan sikap Regal yang hanya diam saat Lisa bicara seperti itu. Kini Jemima tengah berangkul lengannya dengan senyuman manis seolah ia sudah mendapatkan restu dari Lisa.

"Ayo dong pa nikahin tante Jemima, aku pengen punya adek" rengek Lisa.

"Eum.. maaf semuanya saya harus ke toilet sebentar, lis ke toilet dulu ya nanti kesini lagi " mereka mengangguk.

Air mata yang sudah di tahan akhirnya jatuh juga. Regal kenapa ia begitu? bukankah harusnya ia mengelak saat Lisa menjodohkannya dengan wanita itu? Abel menatap wajahnya di cermin bedak, memang tidakah pantas ia bersanding dengan Regal?

Sementara disisi lain, kini Jemima sedang  mengobrol dengan Regal.

"Aku tak memiliki anak, mantan suami ku kabur membawa sejumlah uang " Regal mengabaikan orang itu, matanya terus mencari dimana keberadaan Abel kekasihnya.

"Oh ya mau minum bersama, Pak Regal? "

"Saya minta maaf ada urusan kamu bisa ngobrol dengan yang lain, permisi" Jemima menatap kepergian Regal dengan kecewa.

---------

"Aku ga mau berdebat mas, lagian Lisa lebih setuju kamu menikahi janda itu kan"

"Engga Bel, Lisa ngomong kaya gitu karna dia belum tau hubungan kita. Bel, mas yakin Lisa merestuinya "

Regal terus minta maaf dengan kejadian itu, tapi salah paham membuat mereka beradu.

"Kamu juga, apa maksudmu peluk laki-laki lain? mesra banget " - Regal.

"Oh jadi mas mau menyalahkan aku juga? aku di paksa mas, pria itu udah lama ngejar aku tapi akunya gamau! " -Abel

"Iya tapi sekarang mau kan? Sampe peluk-pelukan di atas motor " -Regal

"Engga mas, sumpah Demi apapun aku di paksa "

"Saya ga percaya, saya melihat kalian dengan mata kepala sendiri " - Regal

"Oke baiklah kalo memang kamu tidak bisa menerima saya yang berstatus duda anak 1 . Tidak masalah jika kamu menginginkan laki-laki single. Tapi bicarakan dengan saya baik-baik, tidak usah seperti ini kamu diam-diam memiliki kekasih lain di belakang saya" -Regal

"Oh sekarang mas nyalahin aku? oke. Aku udah jelasin semuanya, aku di paksa. Terserah mas percaya atau ga, silahkan kalo mas udah ga mau lagi sama aku. Silahkan kalau mas mau sama JANDA HOT ITU! "

Abel pergi dengan perasaannya yang kesal, ia menahan air matanya. Berjalan tak terarah karena ayahnya sudah pulang terlebih dahulu. Ia terus menangis sesenggukan di trotoar jalan kota yang ramai. Tak memperdulikan tatapan aneh dari orang-orang yang berlalu lalang.

Rasanya sakit dituduh yang tidak benar, di salahkan padahal ia sudah menjelaskan yang sebenarnya. Sakit dan kecewa karena pria itu tak mempercayai ucapannya.

Dan lebih sakit ketika Lisa seakan tak memberi sinyal kepadanya, Lisa yang memperkenalkan perempuan itu sebagai calon ibu tiri. Lagian memang tak pantas jika ia bersanding dengan Regan, ia terus menepuk dadanya yang sakit.

---------

kalo jadi Abel sakit sih😥

OM REGAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang