Perjalanan pulang

1K 10 0
                                    

Malam itu, setelah makan malam yang indah, Regal duduk di balkon kamar hotel, menikmati udara malam yang dingin. Ia memandang ke langit yang dipenuhi bintang, lalu meraih ponselnya. Sebuah pesan singkat untuk Lisa sudah ia persiapkan sejak tadi. Meski hubungan mereka renggang, ia ingin berbagi kebahagiaan ini.

Dengan hati-hati, Regal mengetik pesan:

Halo Lisa, kami sedang di Swiss, liburan keluarga kecil kami. Ini beberapa foto dari hari ini. Semoga kamu baik-baik saja. Aurora tumbuh cepat, dia mulai senang bermain salju. Papa harap bisa segera bertemu kamu dan cerita lebih banyak. - Papa”

 - Papa”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menambahkan beberapa foto Aurora, Regal menekan tombol kirim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah menambahkan beberapa foto Aurora, Regal menekan tombol kirim. Ia berharap Lisa akan merespons, meski ia tahu mungkin ada banyak perasaan yang belum diselesaikan di antara mereka. Namun, untuk sementara, ia ingin Lisa tahu bahwa keluarga mereka baik-baik saja.

Ia meletakkan ponsel di sampingnya dan menatap keluar jendela, merasakan ketenangan malam. Abel sudah tidur, dengan Aurora di samping mereka, tidur nyenyak dalam pelukan ibunya. Regal merasa syukur dan damai, meski ada ruang kosong yang tidak bisa diisi sepenuhnya oleh kebahagiaan saat ini.

Regal menghela napas, kembali menatap foto yang baru saja ia kirim. Ia berharap Lisa bisa merasakan kebahagiaan yang mereka alami, meski mungkin saat ini hubungan mereka masih terhalang.

Dengan perlahan, ia kembali ke dalam kamar dan bergabung dengan Abel, menarik selimut untuk menutup tubuh mereka berdua, menjaga kehangatan malam yang penuh cinta dan harapan.

Beberapa jam setelah mengirimkan pesan, Regal merasa sedikit cemas menunggu balasan dari Lisa. Namun, seiring berjalannya waktu, ia memilih untuk tidak terlalu memikirkannya. Di sampingnya, Abel terlelap tidur dengan Aurora yang tampak sangat nyaman di pelukan ibunya.

Tiba-tiba, ponselnya berbunyi, tanda balasan dari Lisa. Regal segera mengambil ponselnya dan membuka pesan itu dengan hati-hati.

Papa, aku nggak tahu harus mulai dari mana. Tapi aku bisa merasakan kalau banyak yang sudah berubah. Aku nggak pernah menyangka kita akan sampai di titik ini. Aku memang masih kangen sama kalian, tapi banyak hal yang perlu aku pikirkan. Semoga papa ngerti. Terima kasih sudah berbagi foto-fotonya, aku senang melihat kalian bersama, meski aku merasa sedikit cemburu. Aku akan hubungi papa lagi setelah aku siap.

Regal membaca pesan itu dengan perasaan campur aduk. Lisa jelas masih belum siap untuk bertemu atau berbicara lebih lanjut tentang hubungan mereka, tapi setidaknya ada pengakuan bahwa ia masih merindukan mereka, meski perasaan itu dikombinasikan dengan cemburu dan kebingungannya.

Dengan perlahan, Regal mengetik balasan:

Papa ngerti, Lisa. Papa nggak pernah bermaksud membuat kamu merasa cemas atau kecewa. Kita mungkin butuh waktu, tapi Papa harap kita bisa memperbaiki semuanya di masa depan. Jangan terburu-buru, Papa akan selalu menunggu kabar darimu. Semoga kamu bisa menemukan ketenangan dalam dirimu sendiri. Kami tetap di sini, menunggu kamu. .”

Setelah mengirimkan pesan itu, Regal merasa sedikit lega. Meskipun situasi mereka masih jauh dari selesai, dia tahu bahwa ia sudah melakukan yang terbaik untuk membuka jalur komunikasi dengan Lisa. Mungkin butuh waktu lebih lama untuk semuanya kembali seperti semula, tapi yang penting adalah mereka mulai mencoba untuk saling memahami lagi.

Dia meletakkan ponselnya dan berbaring di samping Abel, memandang wajah istrinya yang tenang. Momen ini, meski sederhana, terasa sangat berarti bagi Regal. Ia merasakan ketenangan yang luar biasa, dengan Abel di sampingnya dan Aurora tidur dengan damai.

"Mas," bisik Abel, terjaga sejenak dan memandang Regal,

"kamu baik-baik saja?"

Regal tersenyum, menyentuh pipi Abel dengan lembut.

"Ya, Sayang. Aku baik-baik saja. Semua akan baik-baik saja."

Abel tersenyum dan kembali tidur dengan damai di sampingnya, sementara Regal memejamkan mata, berdoa agar hubungan mereka dengan Lisa bisa diperbaiki, dan bahwa ia akan selalu ada untuk keluarganya—terutama untuk Abel dan Aurora yang menjadi prioritas utama dalam hidupnya.

------

Setelah beberapa hari menikmati liburan di Swiss, keluarga kecil Regal dan Abel mulai merencanakan perjalanan pulang. Meskipun mereka merasa senang telah menghabiskan waktu bersama, ada rasa haru yang menyelimuti perasaan mereka. Aurora, yang baru pertama kali merasakan salju dan petualangan luar negeri, mulai terlihat lebih ceria dan aktif. Setiap kali mereka berfoto di depan pegunungan atau berseluncur di salju, senyumnya membuat semua orang terpesona.

Pada pagi hari terakhir mereka di Swiss, Regal dan Abel tengah menikmati sarapan di hotel dengan pemandangan pegunungan yang indah. Meskipun mereka berdua sangat sibuk dengan pekerjaan dan kehidupan sehari-hari, momen ini memberikan kedamaian bagi mereka.

Abel yang sedang memberi makan Aurora berkata, "Mas, aku nggak bisa berhenti berpikir tentang bagaimana cepatnya waktu berlalu. Aurora sudah tumbuh begitu banyak selama kita di sini." Ia tersenyum sambil menatap putri mereka yang tengah tertidur pulas setelah disusui.

"Ya, sayang. Aku juga merasa begitu," jawab Regal dengan nada lembut.

"Tapi waktu liburan ini sangat berharga, bisa rehat sejenak dari semuanya dan benar-benar menikmati momen keluarga. Aku merasa lebih dekat dengan kamu dan Aurora."

Abel tersenyum, memegang tangan Regal, dan menatap Aurora dengan penuh kasih. "Aku juga, Mas. Meskipun kita lelah, tapi momen-momen seperti ini yang akan kita ingat selamanya. Aku nggak sabar untuk pulang dan melanjutkan kehidupan kita, tapi aku ingin selalu mengingat liburan ini."

Mereka berdua berbincang sambil menikmati makanan, kemudian mereka mulai merencanakan hal-hal yang perlu disiapkan sebelum pulang. Regal memeriksa tiket penerbangan mereka, sementara Abel memastikan semua barang bawaan mereka sudah siap. Aurora yang masih kecil, sudah disiapkan segala kebutuhannya, termasuk pakaian hangat dan mainan yang bisa membuatnya nyaman di perjalanan.

Setelah sarapan, mereka berjalan-jalan terakhir kali di sekitar area hotel yang indah, mengambil beberapa foto kenang-kenangan, dan menikmati udara pegunungan yang segar. Ketika saatnya tiba untuk pergi, mereka mengemas koper dan menuju bandara.

Di dalam pesawat, Regal duduk di samping Abel, memegang tangan istrinya dengan lembut. Aurora terlelap di pangkuan Abel, nyaman dalam pelukan ibunya.

Regal memandang ke luar jendela pesawat, merasa bersyukur atas liburan ini.

"Aku merasa segar kembali, sayang. Waktu seperti ini sangat langka bagi kita. Aku ingin kita lebih sering mengambil waktu untuk kita bertiga."

Abel tersenyum sambil membelai rambut Aurora. "Aku juga, Mas. Kita pasti akan melakukannya. Untuk keluarga kecil kita ini."

Mereka duduk berdampingan, menikmati perjalanan pulang, dengan perasaan hangat dan bahagia di hati mereka.

*********

voteeeee

OM REGAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang