Dua garis biru

6.8K 47 0
                                    

Satu bulan berlalu, setelah ia kembali dari rumah Regal tubuhnya melemah. Abel mengalami demam dan muntah- muntah akhur-akhir ini. Kini mommy nya tak lagi kerja, ia memutuskan untuk berhenti sejenak merawat Abel dan memantaunya.

Regal terus berusaha bertemu dengan sang kekasih, namun Baskoro bersikeras melarangnya. Pagi ini, Abel sudah ke toilet berkali-kali. Perutnya terasa tak enak, ia mengalami mual dan muntah hingga tubuhnya lemas.

"Ya ampun bel, kamu kenapa sih jangan buat mommy khawatir" ia memegangi lengan putrinya.

"Tante, ini Albi bawain buah "

"Oh ya, makasih ya nak" ucap mommy.

Albi datang dari beberapa hari yang lalu, pria itu juga sudah mengetahui permasalahannya. Ia tak menghakimi Abel ataupun orang tuanya. Ia disini hanya ingin Abel cepat pulih.

Abel berbaring di kasur dengan wajah pucatnya di bantu dengan Albi.

"Makan buah yah, ga mual kan? " Abel menggeleng. Albi mulai mengupas apel.

mommy tersenyum, ia memijat kaki putrinya. "Lihat Albi, dia masih muda bel. Banyak diluaran sana yang masih muda, Albi juga baik kok"

"Mom, aku lagi pusing kepalaku sakit jangan menghakimi aku terus! " ketusnya, bahkan minyak angin pun tak bisa ia cium karena pasti mual.

"Udah gapapa, ayo makan sedikit-sedikit yah " Albi dengan telaten menemani dan ikut merawat gadis itu. Albi ini sosok pria dewasa, walaupun dalam hatinya sakit melihat Abel yang tiba-tiba memiliki pacar beda 15 tahun tapi didepannya ia tak menghakimi.

Setelah makan apel dan minum obat, Abel memutuskan untuk tidur.

Albi turun ke bawah, mendapati orang tua Abel tengah duduk di sana.

"Gimana Abel,bi? " tanya baskoro.

"Alhamdulillah udah tidur om, tadi udah minum obat juga " kata Albi ikut duduk dengan mereka.

"Syukur, bahkan om pikir kalian akan bersama setelah terpisah. Om ga habis pikir bi, anak om satu-satunya terjerumus ke hal negatif"

"Mungkin sebaiknya jangan terlalu menghakimi Abel om, pelan pelan saja karena Abel pasti banyak pikiran jadi sakit begini " ucap Albi.

"Dad, tapi mommy curiga "

"Kenapa? " tanya daddy bingung.

"Abel ga bisa nyium bau-bau ikan, ayam, daging bahkan minyak angin pun langsung mual. Mommy perhatiin juga tiap pagi selalu mual dan muntah, apa jangan-jangan? "  mereka saling menatap.

"Ga mungkin mom, daddy ga yakin mereka... " ucapannya terhenti.

Tiba-tiba ia berpikir, anak gadis satu-satunya berpacaran dengan orang dewasa 15 tahun lebih tua dan parahnya lagi dia adalah ayah dari sahabatnya sendiri. Apakah mungkin mereka pernah melakukannya?

-----------

Badannya bergetar lemas, ia sebisa mungkin membuka pintu toilet. Menatap orang tuanya yang sudah menunggu di luar.

"Bagaimana hasilnya? daddy yakin kamu ga melakukannya kan , nak? "

Tangis gadis itu pecah, bibirnya bergetar"Mom, dad... maafin abell... "

Mata kedua orang tuanya melotot tajam, mommy nya langsung meneteskan air mata.

"Ga mungkin, ga mungkin bel ga mungkin! " ia sebagai seorang ibu terus menggoncangkan tubuh Abel.

"Tenang tante, " Albi membantu menenangkannya.

PLAK

Tamparan keras membuat pipi Abel memerah, "Dadd... maafin abelll"

"KAMU SUDAH RUSAK BEL RUSAK! "

"Hksss... dadd.. momm... mommy maafin abelll.. " Abel berusaha meraih tangan mommy dan daddy nya. Mommy keluar dari kamar dengan tangis yang terisak sementara daddynya, ia sudah naik darah wajahnya memerah padam.

"BILANG SAMA DADDY, KAMU SUDAH DI PERKOSA KAN SAMA BAJINGAN ITU!? "

"KURANG AJAR!! "

"Engga dad, engga.. kami sama-sama mau dad.. jangan salahin om Regal.. hiksss.. "

"APA? GILA DADDY BISA GILA! "

Abel berlutut memeluk kaki daddynya, "Maafin abelll dadd.. hiksss.. hukum abell tapi jangan hukum om Regal dad.. hikss"

"KAMU BENAR-BENAR SUDAH DI CUCI OTAKNYA! "

"DADDY JAGAIN KAMU DARI DIA BIAR GA SAMPE KEJADIAN TAPI TERNYATA DADDY TERLAMBAT! DADDY GAGAL JAGAIN PUTRI SATU-SATUNYA, DADDY GAGALLL" Baskoro meneteskan air matanya. Ia keluar dari kamar itu meninggalkan Abel yang masih terisak dan Albi yang hanya diam duduk di tepi ranjang.

Suasana menjadi mencekam, Baskoro sudah kalut dalam emosinya. Ia dengan terburu-buru mengambil kunci mobil dan mengusap kasar air matanya.

"Albi.. jagain daddy.. ikutin daddyy bii tolongg.. hiksss" Albi langsung bangkit tanpa mengatakan apapun.

Jujur Albi pun kecewa, ia pikir mereka bisa bersama lebih dari hubungan teman kecil. Tapi ternyata harapannya pupus begitu saja.

"Biar aku yang nyetir om " Albi dengan sigap mengambil kunci mobilnya.

"Saya tidak akan segan menghukum orang yang sudah merusak putri ku! "

beberapa menit kemudian, mereka sampai di lobi kantor. Albi hanya menunggu di mobil, ia tak akan ikut campur urusan keluarga ini. Sedangkan Baskoro masuk dengan tergesa-gesa, wajahnya memerah padam siapapun yang melihatnya pasti sudah mengira orang itu sedang marah.

"Dimana ruangan Regal?! " tanya Baskoro kepada salah satu karyawan dengan nada tegas.

"Mari saya tunjukan " ucap seorang karyawan itu, ia tak banyak tanya karena mungkin ada hal penting.

Baskoro mendobrak pintu ruang CEO dengan kasar. Regal yang sedang fokus menatap layar komputer nya terkejut dengan kedatangan laki-laki ini.

"Ada apa, pak Baskoro? " tanya Regal dengan sopan.

"Ada apa kamu bilang?! "

"ANAKU, PUTRI KU KAU RUSAK! " Ia tak bisa lagi menahan amarahnya.

Regal nampak bingung, "Maksudnya bagaimana? sebaiknya anda tenang dulu"

"Tenang kamu bilang?! PUTRIKU HAMIL, KAU PELAKUNYA KAN BRENGSEK?! "

Regal tentu saja terkejut, ia menggelengkan kepalanya tak mungkin. Tapi jika di pikir memang bisa saja terjadi, mereka telah melakukan beberapa kali hubungan intim tanpa pengaman.

Wajahnya lesu, rasanya ingin menangis. Ia tertunduk dan belutut di hadapan pria berusia 50 tahun ini.

"Saya pelakunya, saya akan bertanggungjawab" ucapnya dengan bibir bergetar.

PLAK

PLAK

Dua tamparan sekaligus, Regal menerimanya walaupun pipinya terasa begitu perih.

Baskoro melayangkan kepalannya ke wajah Regal, "Teganya kau merusak anak ku, hah! " ia menarik kerah kemeja Regal.

Dengan nafas yang tersengal-sengal, ia kembali meninjunya dengan penuh tenaga. Membuat sudut bibir Regal mengalirkan darah.

"Brengsek! " Baskoro menendang tubuhnya, Regal hanya bisa pasrah. Ia akan menerima segala resikonya.

***********

vote dong BABYHH😘

OM REGAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang