9 | Pesta Kecil

5 4 0
                                    

“Puding rotinya mana?”

Hyunjin serta kelima pemuda lainnya melakukan pesta kecil di belakang rumah, kali ini ada dua pemuda lain yang turut serta. Sedangkan Sora yang tengah disodorkan satu meja kecil yang terdapat banyak puding itu rupanya masih mencari jenis puding kesukaannya.

Minho yang berada tak jauh dari gadis itu terkekeh pelan, “Itu puding buat kamu banyak loh? Masa mau cari yang gak ada, yang lain aja kedapetan satu wadah kecil,” ujarnya.

“Yang udah gak ada emang suka dicari, pas masih ada aja gak dilirik, kayak mantan contohnya,” celetuk Jisung yang sibuk memakan camilan sembari menonton aktivitas teman-temannya.

“Galau gak usah di sini, bakar daging sono!” sentak Jeongin.

Sora tersenyum tipis dengan tingkah keduanya, meski setelahnya merengut kesal ke arah yang Minho, “Tapi, 'kan kirain nyiapinnya puding roti gitu. Kak Sky 'kan biasa kasih yang itu daripada puding biasa.”

“Hah? Apa tadi?” di sudut lain, Hyunjin yang tengah menyiapkan beberapa jenis makanan untuk di bakar itu pun menghentikan pergerakannya sejenak dan menatap Sora. Baru saja tadi protes, kini mulutnya sudah dipenuhi puding.

“Apanya?” tanya Sora balik setelah mulutnya kosong.

“Ya itu, tadi kamu panggil Minho sebutan apa? Sky? Sejak kapan nama dia jadi Sky, kayak nama cewek aja,” ujar Hyunjin sedikit meledek Minho. Namun, setelahnya ia meringis sakit melihat api yang mengenai jarinya.

Kepalanya menoleh ke samping, tepatnya ke arah temannya yang terlihat memukuli api dengan sepotong jagung yang ditusukkan ke tusukan sate, sepertinya hal itu yang membuat jarinya hampir terbakar.

“Kenapa sih, lo?” Hyunjin bertanya, namun tak mendapatkan tanggapan apapun.

Jisung telah beranjak dari duduknya, giliran Jeongin yang bersantai. Lelaki yang hanya beda setahun dengan Sora itu bertanya, “Kenapa Minho malah jadi Sky?” Sang empunya bahkan nama ikut menoleh penasaran.

“Karena dia suka langit? Case ponsel, jaketnya juga, tema langit. Lagian, Sky itu gak cuma nama cewek, kok.” Minho mengernyit samar, meski setelahnya tersenyum simpul sembari mengangguk.

Dua pemuda yang masih asing di mata Sora itu tak terlihat tertarik berkenalan dengan Sora. Salah satu dari mereka, Bang Chan—kakak sepupu Felix—lebih teralihkan perhatiannya pada sang adik yang terlihat memisahkan diri sejak awal.

“Kenapa?” Felix menatapnya sengit, lalu hendak pergi menjauh dari Chan. Namun, Chan lebih dulu memegang tangannya dan membuatnya kembali terduduk ditempatnya semula.

“Terserah, masih mau marah apa gimana. Tapi, lo biasanya juga fine fine aja sama temen-temen, kenapa sekarang malah gak gabung? Mereka gak mungkin kucilin lo, 'kan?” ujar Chan dengan suara yang sedikit dipelankan.

“Gak usah peduli,” ketus Felix.

Chan menggeram kesal, “Ya seenggaknya kasih tau lo kenapa? Gua Kakak lo.”

“Gua cuma mau ngelindungin diri gue sendiri. Udah sana.” Setelah mengatakan itu, Felix hendak menjauh dari Chan. Namun sepupunya itu rupanya masih tak puas dengan jawabannya.

“Mau ngapain? Emang salah lo apa? Seenggaknya kalau lo dikucilin, gue bantu,” ujar Chan dengan tangan yang kembali menarik lengan Felix agar terduduk.

“Gue cuma gak mau di bunuh,” gumam Felix dengan nada mencibir. Itu hanya kiasan sebenarnya, tapi pemuda itu muak dengan tingkah Chan yang membuat emosinya terpancing.

Felix masih mampu menahannya, namun Chan justru kelepasan berteriak, “Siapa yang mau bunuh lo? Kalau cerita gak usah setengah-setengah bisa gak? Lo tuh hidup gak sendirian, gak usah belagak gak punya siapa-siapa buat dimintain tolong.”

Jelas hal itu membuat semua tatapan tertuju ke arahnya, Felix memutar bola matanya malas. Entah bagaimana caranya ia akan menghindari pertikaian kali ini.

“Lah, Lix? Gue gak tau lo pendem masalah, biasanya juga gak diem-diem aja?” Jisung meletakkan sepiring makanan begitu saja di atas meja, membersihkan tangannya secara asal lalu menghampiri Felix dan Chan. Di susul kelima lainnya.

Pemuda bernama Seo Changbin menoleh ke belakang, ke arah Seungmin yang tak beranjak sedikitpun untuk menariknya pergi, “Kita semua temen, harus ada solidaritas.” Membuat Seungmin terpaksa ikut.

Sedangkan Minho menatap Sora lebih dulu sebelum menghampiri Felix. Sora sendiri mengatakan, "Bantuin dia aja dulu, Kak. Samperin. Aku sama temen-temen mau makan duluan aja nasi bakarnya, kita gak bakal ganggu kok.”

Sora sebenarnya tak enak hati pada ketiga gadis yang diundangnya itu. Mereka baru saja datang. Ketiga gadis itu diantaranya Yoona, lalu ada sepupunya yang bernama Shin Ryujin yang rupanya gadis itu mengajak temannya yang bernama Hwang Yeji.

“Maaf, ya, kayaknya mereka ada masalah dulu deh,” ujar Sora pada ketiga temannya.

“Santai aja. Ini, gapapa kita makan duluan? Kayaknya tunggu mereka aja deh, rame-rame lebih seru, tau.” Yeji membalas ucapan Sora.

Akhirnya keempat gadis itu berbincang santai sembari menunggu permasalahan kedelapan lelaki itu selesai. Meski Sora hanya menyimak. Sedangkan para lelaki menunggu Felix yang belum juga mengeluarkan suaranya.

“Ayo, cerita dong, Lix. Gue mau tau kali ini lo bakal berkelit kayak gimana. Lo berantem sama cewek lo, apa gimana?” Seungmin akhirnya membuka suaranya.

“Sejak kapan Felix punya cewek?” Changbin mengernyitkan dahinya heran.

“Jangan bilang lo beneran deketin Adek gua?!” Hyunjin berteriak, menarik perhatian keempat gadis di belakang sana, juga semua teman-temannya.

Chan menyingkirkan lengan Hyunjin yang ingin mencengkeram Felix. Di tatapnya sang Adik sembari berkata, “Lix, orang yang lo maksud tadi itu Hyunjin?”

“Hei, itu kiasan doang! Jangan dianggap serius kenapa sih? Lo semua juga tau Hyunjin itu hiperbola, apalagi dia emang protektif buat keselamatan adeknya,” sela Jeongin berusaha menengahi.

“Lo bisa ngomong gitu karena lo gak tau Sora abis diapain, Je. Seberapa stres Hyunjin karena trauma Sora diungkit lagi sama orang gak tau diri. Gue gak curiga sih, tapi kenapa lo tiba-tiba berhenti deketin Sora setelah dia kecelakaan? Pacar yang baik itu harusnya bantu rawat.” Seungmin kembali berbicara.

Sora telah menduga apa yang terjadi pada mereka, napasnya mulai tak stabil, meski tubuhnya dipaksakan berdiri untuk menghampiri Hyunjin dengan emosinya yang telah diujung tanduk.

“Kak Hyun, ....” Sora memanggilnya dengan lirih. Hyunjin tak tega melihat keadaan Sora yang kini bergetar ketakutan dengan napas tersengal-sengal.

“Bajingan!”

✧✧✧

@fluffyxno
Have a nice day!

You're My Sister [Kim Seungmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang