8 | Pertikaian Lagi?

6 3 0
                                    

“Kak Hyun, pacaran yuk?”

Hyunjin terkejut dengan tutur kata Sora yang cukup pelan setelah sekian lama. Namun, karena ucapan Sora terkesan tak mendasar dan tak serius, Hyunjin berusaha menyembunyikan keterkejutannya, “Gak minat incest.”

Kala itu Hyunjin mengajak temannya lagi untuk menginap di rumahnya, hanya demi menjaga Sora agar tak sendirian di rumah. Meski, Hyunjin juga harus menyesuaikan jadwal dengan teman-temannya.

Seungmin masih ragu untuk menceritakan perilaku Felix yang ia ketahui pada Hyunjin. Pun sama halnya dengan Sora yang masih enggan membahas insiden hari itu. Hyunjin tak mendapatkan petunjuk sama sekali, alhasil dirinya hanya diam hingga waktu dapat membongkar semuanya.

Namun, yang ia khawatirkan kini adalah Sora. Perkataan Sora membuatnya mengernyitkan dahi, “Kak Hyun, pacaran yuk?” Bahkan sang Adik mengulang kalimat yang sama kala Hyunjin telah menolaknya.

“Dek, kamu kenapa sih? Jangan bilang kamu baper sama perlakuan Kakak selama ini? Kamu kalau ada masalah tuh cerita makanya,” Hyunjin mengabaikan gengsi, dan mulai menunjukkan kekhawatiran.

“Kak Hyunjin?” panggil Sora pelan. Hyunjin menyahut, namun Sora terdiam beberapa saat. Hingga ia melanjutkan langkahnya menuju pintu dan hendak keluar rumah begitu saja.

Hyunjin dengan segera mencegahnya, “Mau kemana, hei? Udah malem, anak perawan gak boleh keluar!” Dan membuat Sora terdiam seketika.

Meski, tak dapat membuat gadis itu mengurungkan niatnya. Justru, Sora membalas, “Males di rumah, lain kali jangan tampung orang gila di sini. Aku mau nginep di rumah sepupu di sebelah, udah izin juga tadi.”

Hyunjin tercengang dengan kepergian Sora, berbeda dengan ketiga temannya yang sudah ribut dan menuduh satu sama lain mengenai siapa 'orang gila' yang dimaksud Sora.

“Sora jelas bilang itu Minho, manusia sinting kayak dia bisa-bisanya ditampung ke circle kita, mana paling tua sendirian,” cibir Jeongin.

“Dendam kesumat gak usah di bawa-bawa, Je. Lagian, kalau Felix sama sepupunya gak berantem juga ada yang lebih tua dari Kak Minho. Malah gua curiga orang gilanya lo, yang kalau ngomong nyelekit mulu.” Jisung membalas ucapan Jeongin, yang kemudian Jeongin mencebikkan bibirnya sebagai respon.

Mendengar nama Felix disebutkan buat Seungmin yang sedari tadi menyimak sembari menyesap kopinya itu sedikit tertarik. Pemuda yang disebutkan itu justru hanya fokus pada ponselnya. Mungkinkah berusaha menahan sesuatu?

“Mulut netizen emang gak mendasar, bodo amat sih. Yang penting kan quality time gue sama Sora lebih dari sekedar anggapan 'orang gila' yang kalian tuduhin ke gua,” sahut Minho menimpali meski dirinya tengah sibuk pada koleksi buku milik keluarga Hwang itu.

Jisung membelalakkan matanya mendengar hal itu, lantas menatap Felix, “Wah, parah. Lix, hati-hati Minho siap nikung lu!” Jisung berseru sedikit heboh.

Namun yang menjawabnya justru bukan Felix, “Kenapa sih yang ribet malah cowoknya, biarin aja sih ceweknya suka siapa? Mana tau plot twist suka yang cuek kayak Jeongin.” Melainkan, Seungmin.

“Kata orang yang pernah jadi orang ketiga.” Salah satu sudut bibir Seungmin terangkat mendengar Felix akhirnya berbicara. Baiklah, sepertinya Seungmin memang memancing Felix untuk tak terus diam.

“Kalau ngomongin masa lalu, lo juga gak mau liat dari sudut pandang gue sih, gue kasih saran baik-baik juga gak mau. Ya udah, sekalian gue jadi antagonis di cerita cinta lo. Lagian, emosi gak bikin semuanya membaik,” balas Seungmin.

Respon dari teman-temannya itu kompak, mereka mendelikkan matanya ke arah Seungmin. Tingkahnya yang satu ini memang cukup diluar nalar dan memancing pertikaian. Beruntung, Hyunjin menyela.

“Apa, Lix? Mau apa lo? Gak usah ribut di rumah gua! Masalah lo berdua tuh cewek aja terus. Kalau kalian masih mau sindir-sindiran terus kayak gini, kapan beresnya? Lo juga, Seungmin, udah tau temen lo batu, kenapa coba gak cari cara lain?” Semuanya terdiam, tak berani membantah Hyunjin yang memang emosinya belum sepenuhnya stabil semenjak insiden yang menimpa Sora.

“... Batu dilempar bukannya jadi lunak, malah mental ke kepala lo sendiri, Kim Seungmin,” lanjut Hyunjin sembari menatap Felix, yang bahkan masih tetap tak peduli dan terus memainkan ponselnya.

“Jadi gak nih acara nginepnya? Kapan lagi, 'kan, bisa nginep terus besoknya libur? Kalau iya, gue sama Seungmin mau tidur nih,” ujar Jeongin memecahkan ketegangan seraya pergi dengan tangan yang menarik Jisung.

“Lo gak ada sopan santunnya jadi bocah, ya!” seru Jisung kesal, ia hampir terjatuh karena sulit menyamakan langkah dengan Jeongin yang terlalu cepat.

“Eh, kita 'kan udah janjian mau bakar-bakaran di belakang rumah Hyunjin?!” teriak Minho berusaha menghentikan langkah Jeongin dan Jisung, padahal itu hanya sia-sia saja.

“Itu besok sama dua member lain! Lo pikun apa gimana dah? Jangan keliatan tuanya dong, Kak,” ejek Seungmin yang ikut meninggalkan ketiga temannya di ruang tamu.

“Ayo, dah, sekarang tidur aja. Lo berdua jangan ada yang pindah ke kamar Sora, awas aja! Tidur di kamar gua.” Hyunjin pun menyusul Jeongin, Jisung serta Seungmin. Ia pergi ke kamarnya, namun tak langsung berbaring di atas kasur.

Setelah pemuda itu telah menyiapkan karpet bulu yang tebal di lantai kamarnya, serta merapikan tempat tidur, Hyunjin membuka pintu balkonnya dan menggeser kursi kecil di kamarnya ke sana kemudian mendudukkan dirinya dengan gelas berisi air kopi dalam genggaman.

Hyunjin tak yakin jika Sora sangat serius untuk tak tidur di rumahnya sendiri malam ini. Maka dari itu, Hyunjin berusaha terjaga agar bisa membukakan pintu untuk sang Adik yang akan pulang sewaktu-waktu.

“Dek, pelakunya bukan salah satu dari mereka, 'kan?”

✧✧✧

@fluffyxno
Have a nice day!

You're My Sister [Kim Seungmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang