17 | Ending

10 3 0
                                    

Sora pergi bersekolah seperti biasa. Namun, hari ini tujuannya bukan lagi ke gedung sekolahnya, melainkan kantor pemerintahan, tempatnya melakukan praktik kerja.

Hyunjin awalnya bersikeras ingin mengantarkan Sora ke tempat tujuan, namun Sora sama kerasnya karena Seungmin lebih dulu menjanjikan dirinya untuk itu. Jadilah, Hyunjin mendengus kesal sekarang.

“Jagain dia! Lo tau masalah dia, 'kan? Jangan sampe lupa. Kalau mau jadi ojek pribadi dia, lo harus sampe sepuluh menit di tempat dia PKL, sebelum waktunya Sora pulang,” tegas Hyunjin sembari melempar tatapan tajam.

“Bawel, iya.”

Seungmin memang memastikan Sora sampai dengan baik. Sora pun berpikir bahwa Chansung dan orang-orang suruhannya tak berlebihan seperti dalam pikiran Hyunjin. Jadi, ia selalu bersikap santai ketika berada diluar ruangan.

Itu awalnya. Hingga ketakutan Hyunjin pun terjadi. Sora pergi bersama teman yang berada praktik di tempat yang sama dengannya. Namun, karena para pekerja dari tempat lain pun sedang beristirahat, suasana di sana sangat ramai dan antre.

Untuk beberapa saat, Sora terpisah dengan temannya. Bahkan belum sempat Sora memesan makanan, seseorang tiba-tiba saja menariknya dan membawanya pergi. Semua terlalu tiba-tiba, gadis itu kesulitan melakukan penolakan.

Walaupun sulit untuk kabur, Sora menyempatkan diri untuk mengirim simbol SOS hanya kepada Seungmin.

Di lain sisi, sesaat setelah mendapat kode SOS dari Sora, Seungmin panik dan bergegas menyelesaikan semua urusannya. Lalu memanfaatkan bawahan Ayahnya untuk ikut menolong Sora.

“Pak Lim tolong telepon polisi ke lokasi yang saya kirim, ya, kalian ikut saya juga ke lokasi, tolong kerja samanya.”

Lagipula, pelacak lokasi di ponselnya yang sempat keduanya—tak lupa dengan Hyunjin—rencanakan sebelumnya menunjukkan bahwa lokasi gadis itu tak begitu jauh dari tempatnya sekarang. Seungmin dapat sampai lebih dulu daripada pria gila itu.

Dengan beberapa kendala yang tiba-tiba terjadi, untungnya Seungmin dapat membawa Sora tanpa luka sama sekali. Meski, gadis itu ketakutan. Setelah kejadian ini, mereka tak dapat memastikan rencana Chansung selanjutnya. Karena pria itu belum jera.

✧✧✧

Akhir pekan ini Seungmin menepati janji untuk menemani Sora dan juga Hyunjin seharian penuh. Ya, meski ada sedikit kebohongan untuk bagian Hyunjin, tapi pemuda itu tampak tak masalah sama sekali, bahkan sesekali tersenyum melihat raut wajah Sora tatkala tak sengaja melihat keduanya.

“Kak Hyun, ikut nonton yuk! Kak Sky sama aku mau liat film horror, ada popcorn juga loh!” teriak Sora memanggil Hyunjin yang tengah bersantai di kamarnya.

“Paling ujungnya tetep aja ada unsur romansanya,” cibir Hyunjin, meski tetap menghampiri keduanya.

Bahkan ketika Hyunjin telah mengambil tempat duduk di tengah, di antara Seungmin dan Sora, cibiran kembali keluar dari mulutnya, “Puding roti lagi, puding roti lagi. Hidup lo gak jauh-jauh dari yang namanya puding roti apa, ya? Belum lagi itu boneka buluk tetep dipelihara dari dulu.”

Sontak Seungmin pun memukul lengannya cukup keras, juga mendapat tatapan tajam dari Sora, “Lo gak tau perasaan gue buat puding roti sama boneka ini, apalagi pas orangnya langsung nge-ghosting,” sahut gadis itu.

“Lah, kok aku juga kena?” Tak ingin membiarkan Sora dan Seungmin melanjutkan pembicaraan berdua, Hyunjin pun menyumpal mulut Seungmin dengan jagung berondong di atas meja, juga menyuapi puding untuk Sora.

Lama-kelamaan, Hyunjin rupanya jengah. Orang yang baru jatuh cinta selalu bertingkah seolah dunia milik berdua. Akhirnya Hyunjin menyalakan ponsel dan menelpon seseorang.

Rupanya sang Kakak tak mau kalah dengan Adiknya. Karena kini, Hyunjin juga ikut larut dalam obrolan telepon bersama seorang gadis, yakni Yeji.

Saking terlalu larut dengan aktivitas masing-masing, ketiganya tak sadar jika waktu menunjukkan pukul tiga sore. Seungmin pun berdiri, diikuti Sora.

“Kak Hyun, gue mau ngobrol bentar sama Kak Sky, lo jangan nguping,” ucap Sora memperingati Hyunjin.

“Suka-suka lo, orang gue lagi masak kok.” Hyunjin menyetujui, jadilah Sora dan Seungmin pergi ke halaman depan rumahnya.

“Kak, makasih ya udah mau kembali jadi Kak Sky-nya Seol yang dulu, makasih udah mau luangin waktunya seharian padahal Kakak pasti capek setelah weekdays sibuk kuliah. Aku seneng bisa ketemu Kakak lagi,” pungkas Sora.

Seungmin mengangguk seraya tersenyum lalu membalas, “Kembali kasih, apapun yang terjadi, aku gak bakal biarin orang lain pisahin kita lagi, kamu juga harus tegas, okay? Kamu harus tetep jadi Adeknya Kak Sky.”

“Masih sebatas Adik, ya ...,” batinnya

Sora mengangguk dan tersenyum bahagia, meski tak menyangka jika Seungmin masih tetap menganggapnya sebagai seorang Adik. Setelahnya mereka berdua saling memeluk satu sama lain untuk sesaat.

Dari balik pintu yang hanya terbuka sedikit, Hyunjin mengintip sembari menggerutu kesal, “Udah paling bener emang gak usah nguping, kirain bakal jadian.”

Ia kembali pergi ke dapur, dengan pikiran yang melayang teringat kejadian sepekan yang lalu, tepatnya pada kalimat yang dilontarkan kawan baiknya itu.

“Tolong bantu Sora move on dari gue, bantu dia cari cowok yang bisa ngertiin dia juga. Sorry, tapi gue tetep gak bisa ngemilikin dia lebih dari sekedar Adek buat gua, demi kenyamanan Sora juga ....”

“... Kita gak tau, sewaktu-waktu bisa aja Papa gua kerja sama bareng Pak Chansung karena gue yang nekat deketin Sora.”

Dari kalimat tersebut, sudah jelas bahwa Hyunjin seharusnya tak terkejut dengan kejadian yang tadi ditontonnya secara diam-diam. Meski, ya, sebaiknya ia berpura-pura tak tahu apapun selagi Sora tak menyinggung hal itu di hadapannya.

“Sekuat apapun kita memaksa takdir, pada akhirnya kita hanya sebatas Adik-Kakak, ya? Haha. Terima kasih telah datang ke dalam hidupku yang penuh dengan warna abu-abu.” Tertanda, Hwang Seol-Ah.

✧✧✧

@fluffyxno
Have a nice day!

Visualisasi puding roti kesukaan Seola

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Visualisasi puding roti kesukaan Seola

You're My Sister [Kim Seungmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang