13 | Keluarga Besar (2)

4 4 0
                                    

“Pa, aku udah ikut kelas akselerasi, aku masuk kuliah juga belum lama, gak bakal langsung naik ke semester dua! Aku udah ikutin semua mau Papa, dan sekarang aku mau keluar sebentar aja masa gak boleh?” protes Seungmin sembari menatap tajam Ayahnya.

“Seungmin, tapi sekarang itu waktunya gak pas, banyak pesaing bisnis Papa di luar, mereka bisa aja ngancem kamu. Kalau tetep mau, bawahan Papa harus ikut buat jagain kamu.” Bahkan Ibunya sama saja, menahan Seungmin untuk tidak keluar.

Seungmin sudah tak sanggup lagi menahan dirinya, dengan penuh emosi ia menolak, “Gak usah egois! Lagian, aku bukan narapidana sampe harus dikawal kayak gitu!” Lalu bergegas pergi.

Entah sang Ayah benar-benar mengirimkan seseorang untuk mengawalnya atau tidak, Seungmin berusaha untuk tidak peduli dan memilih fokus untuk menemui Yoona yang telah sampai lebih dulu di tempat tujuan.

Ya, semoga saja rencananya berjalan sesuai rencana dan emosinya dapat terkendali dengan baik. Meski, Seungmin memang tak tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Termasuk respon Yoona, saat ia telah mengungkapkan perasaannya.

“Kak Seungmin? Aku pikir kita bukan temen kecil deh, kirain Kakak deketin aku karena pertemuan di panti waktu itu,” jawab Yoona.

Seungmin menggelengkan kepalanya, tak percaya dengan perspektif Yoona, “Nggak. Kamu sendiri bilang kalau kamu dari panti asuhan Lentera Cinta, 'kan? Aku sering main ke sana dan aku inget jelas temen kecilku itu kamu, Seol!”

Yoona menghela napasnya, “Kayaknya ada beberapa kesalahpahaman di sini. Aku gak tau apa yang Kak Seungmin sama Seola alamin, tapi aku juga inget jelas temen di panti aku itu bukan Kakak, tapi Kak Minho...,” jelas gadis itu

“... Sayangnya, Kak Minho kayaknya suka sama Seola, jadi perspektif kalian yang salah itu dibuat seolah-olah itu jadi bener,” lanjutnya.

Seungmin tercengang tak percaya dengan informasi yang baru saja didapatkannya. Terlebih, ucapan Yoona selanjutnya mengejutkannya, karena gadis itu berkata, “Terus, kelas sebelas di SMK itu suka ada praktek kerja, Seola katanya dapet di kantor pemerintahan di kota sebelah. Biar gak telat, Kakak harus susul Seola sekarang.”

Entah apa alasan Yoona mengatakan hal itu, yang jelas Seungmin yang panik pun segera pamit dan mulai mengendarai motornya menuju rumah Sora karena tak ingin terlambat bertemu dengan teman masa kecilnya itu. Padahal, dalam lubuk hatinya, ada rasa tak rela setelah mendapat penolakan dari pujaan hatinya.

✧✧✧

Sora terus menundukkan kepalanya dengan jemari yang memainkan tangan milik Hyunjin. Sora mengerti, namun tak menyangka jika pertemuan keluarga besar yang dilakukan orang-orang dari kalangan atas dengan suasana formal seperti ini menambah kesan ketegangannya.

Hwang bersaudara, bersama Ryujin, memutuskan untuk tak ikut serta dengan pembahasan orang tua mereka. Pun, memisahkan diri dari sepupu-sepupu lainnya. Perbedaan perilaku yang terlalu signifikan membuat ketiganya tak nyaman.

Tatkala ketiganya fokus dalam lamunan masing-masing, seorang pria menghampiri mereka dan menarik lengan Sora hingga tautan jemarinya dengan tangan Hyunjin terlepas begitu saja, “Ayo! Udah cukup kamu kabur selama empat belas tahun ini!” ucap pria itu memaksa.

Tubuh Sora bergetar ketakutan, hati dan pikirannya menolak keras, namun respon dari tubuhnya justru kaku. Beruntung, Hyunjin membantu menahan tubuhnya agar tak di seret pria itu.

“Om apa sih! Dia Adek aku, jangan paksa bawa gitu aja, Adek bukan barang!” sentak Hyunjin menahan tubuh Sora dengan cara dipeluk dari belakang.

Pria itu terlihat marah dan berusaha melepas pelukan Hyunjin yang begitu erat dari Sora, “Dia anak saya, kamu gak usah ngaku-ngaku!”

Dengan jarak wajah keduanya yang cukup dekat, Hyunjin menolehkan kepalanya ke arah Sora serta bertanya, “Emang iya, dek? Kamu bukan anak Papa Minhyun?” Dan tentu saja Hyunjin dengan sengaja menyebutkan nama Ayahnya.

Sora menggeleng pelan hingga rambutnya yang pendek mengenai wajah Hyunjin, “Kak Hyun, dia siapa? Aku gak kenal,” cicitnya.

Udah kubilang, orang kaya itu serem plus nyebelin, batin Sora.

Minhyun dan Jisoo pun datang dan menjauhkan 'Kakak Sulung' dari hadapan anak-anaknya lalu Jisoo sembari berujar, “Sora gak kabur, kamu yang memalsukan kematian anakmu sendiri dan buang dia ke panti asuhan! Kami punya bukti dan bisa aja jeblosin kalian berdua ke penjara!”

“Menantu gak tau diri! Berani kamu ngelakuin itu ke anak sulungku? Kamu itu gak ada ikatan darah sama sekali sama Sora, gak usah berlagak kayak bertaruh nyawa lahirin dia! Kamu gak lihat, Sooyoung selama ini nangis nyariin anaknya yang kamu sembunyiin itu?” Astaga, bahkan Nenek Hwang ikut serta dalam pertikaian ini.

“Kenapa gak tanya aja anaknya, dia nyaman gak selama ini tinggal sama Kakak sulung dan Kak Sooyoung?” Tiffany Hwang, Ibu dari Shin Ryujin ikut menimpali untuk membela Sora.

Nenek Hwang berdecih, “Seharusnya saya gak pernah undang kamu lagi ke sini. Pertemuan ini khusus keluarga Hwang. Kamu, suamimu dan anakmu bahkan gak sudi pake marga dari Hwang, marga kamu sendiri,” sindirnya.

“Nek! Gak usah merembet ke mana-mana! Gak usah salahin Tante Tiffany, gak usah salahin Mama, Papa. Nenek sama Kakek bisa gak berhenti buat terus bela Om Chansung? Nenek bahkan gak tau, sekejam apa dulu Om Chansung sama Tante Sooyoung perlakuin anaknya sendiri!”

Baiklah, semua hening. Bukan karena takut menghadapi kemarahan Hyunjin, hanya saja ia dengan segala luapan emosinya akan sangat mengacaukan suasana pertemuan kali ini. Pun, jika orang-orang dewasa sama kerasnya, tingkah Hyunjin akan semakin menyebalkan.

“Kamu gak usah sebar fitnah kayak gitu, ya.” Sepupunya yang lain, yang terlihat sebaya dengan Hyunjin ikut dalam pembicaraan.

Seperti yang telah diduga Minhyun dan Jisoo, anak sulungnya itu terpancing emosi, “Kamu bisa bilang gitu karena gak pernah peduli gimana keadaan keluarga Om Chansung kalau di rumah! Bahkan gak pernah peduli setiap kali Om Chansung gak dateng ke pertemuan!”

“... Aku yang selama ini jadi saksi sendirian! Rumahnya selalu banyak pecahan kaca, teriak-teriakan, dan Sora yang masih balita, masih suka nangis, malah di suruh diem jangan berisik! Kalian gak sadar diri! Kalian marahin anak kecil padahal kesalahannya di kalian!”

Chansung, yang kerap dipanggil 'Kakak sulung' menggeram marah. Sedangkan Hyunjin yang masih belum puas pun melanjutkan, “Kalian manfaatin kecelakaan buat memalsukan kematian Adik aku, terus buang dia ke panti asuhan, dan pas keluargaku udah bikin dia bahagia, kalian mau rebut lagi? Otak udang!”

Emosi Chansung telah di puncaknya, Jisoo dan Tiffany histeris karena pria itu melayangkan pukulannya kepada Hyunjin yang tengah merangkul Sora. Dengan kata lain, Sora ikut terkena pukulan secara tidak langsung.

“Saya yakin ucapan Hyunjin bukan khayalan, bahkan kamu gak peduli anakmu kena pukulanmu sendiri. Dan, itu jadi bukti, kalau kamu selama ini melakukan kekerasan terhadap istri dan anakmu sendiri,” tegas Minhyun.

“Ayo, nak, kita pulang aja.” Jisoo memapah Hyunjin, sementara Minhyun merangkul Sora dan berusaha menahan pergerakan Chansung dan Sooyoung yang masih bersikeras meraih Sora.

“Selangkah kalian keluar dari rumah ini, artinya kalian bukan lagi bagian dari keluarga besar Hwang, dan harta warisan untuk kalian secara resmi ditarik,” tegas Kakek Hwang.

Namun, rupanya itu sama sekali tak menggoyahkan keluarga Minhyun, bahkan keluarga Shin yang mengikuti dari belakang. Kali ini Tiffany membalas, “Kami gak peduli dengan semua itu. Dan yang perlu Papa ingat, kalau dari dulu, aku sama Kak Minhyun gak pernah sekalipun menginginkan atau diizinkan untuk sentuh harta kalian.”

“... Semua hal milik keluargaku dan keluarga Tiffany itu dari hasil jerih payah kami sendiri, tanpa campur tangan kalian,” sambung Minhyun kemudian.

✧✧✧

@fluffyxno
Have a nice day!

You're My Sister [Kim Seungmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang