Bab 6

2.2K 209 15
                                    


Sudah hampir satu bulan berlalu semenjak pertemuan tak sengaja yang terjadi antara Bianca dan Nevin, teman Bianca sekaligus cinta monyetnya semasa sekolah dulu.

Siang itu setelah Bianca meminta kepada Nevin untuk bertemu di toko pada jam makan siang, pria itu benar-benar menyusul setelah bertanya lewat pesan dimana alamat toko kue Luna berada.

Saat itu kemunculan Nevin yang datang menjemputnya sempat membuat Luna kaget sekaligus kehebohan sendiri. Setelah pertemuan mereka hari itu, terus disusul oleh pertemuan-pertemuan selanjutnya. Pria itu selalu mengusahakan untuk mengajaknya makan siang kalaupun tidak sempat diganti dengan makan malam. Komunikasi mereka juga semakin intens dengan saling berkirim pesan mengabarkan kegiatan masing-masing.

Bianca juga sudah mendapatkan kembali pekerjaan sebagai editor di salah satu redaksi berita online. Tapi, karena permintaan dari Luna juga Bianca memilih masih tinggal di rumah sahabatnya itu.

"Cie, ada yang CLBK nih sama mantan" goda Luna, sebagai dua orang yang sejak kecil saling bersahabat, tentu Luna sudah tahu siapa itu Nevin.

"Enggak, biasa aja" balas Bianca, tak acuh. Hari ini Bianca libur bekerja dan ia memutuskan untuk membantu Luna di toko seperti biasa.

"Kalo dia tiba-tiba ngajakin lo nikah gimana, Bi?" Tanya Luna, yang membuat gerakan Bianca menyusun kue-kue yang selesai dibuat ke etalase terhenti. Bianca diam, ia tak memiliki jawaban apapun untuk itu. Untuk sekarang Bianca hanya ingin fokus menyembuhkan luka hati sekaligus mencoba meniti kembali karirnya.

"Gue terima" balas Bianca, tak lama, pikirannya tiba-tiba berubah saat pandangan matanya tak sengaja melihat seseorang yang sangat tidak ingin ia temui masuk melewati pintu.

"Meski dia yang putusin gue, dulu juga kami putus baik-baik karena dia mau lanjut sekolah di luar, dia juga sekarang makin keren, enggak ada salahnya untuk balikan"

"Kamu mau balik sama aku, Bi?" Sambar Arlo, tiba-tiba karena pria itu sempat mendengar sekilas akhir ucapan Bianca.

"Ngarep, mending mati daripada balikan sama kamu" ucap Bianca, diakhiri dengusan sinisnya, membuat Arlo yang tadi sempat berbinar kesenangan kembali tertunduk lesu.

"Aku mau pesen, Bi, tapi aku maunya dilayanin sama kamu" ujar Arlo.

"Ya udah, mending enggak usah beli" balas Bianca, tanpa beban.

"Kue untuk ulangtahun Mami, Bi, aku bingung enggak tau kue apa yang Mami suka. Tolong bantu aku pilihin kue kesukaan Mami" pinta Arlo yang membuat Bianca hanya bisa menghembuskan nafas pelan. Jika sudah perihal mantan ibu mertuanya, tentu Bianca tak akan menolak. Hari ini memang Lana, mantan ibu mertuanya berulangtahun, Bianca juga sudah mengucapkan selamat tadi pagi lewat telpon.

Mereka berbicara cukup panjang dan wanita tua itu meminta Bianca nanti malam untuk datang karena seperti biasa akan ada perayaan kecil-kecilan, seperti tahun-tahun sebelumnya. Tapi, Bianca dengan halus menolaknya. Pasti rasanya sangat aneh berkumpul kembali dengan keluarga mantan suaminya. Bianca juga tentu sudah menyiapkan kado tapi ia berencana memberikannya nanti, akan ia ajak mantan ibu mertuanya itu bertemu diluar.

"Aku buatin, nanti sore kamu ambil lagi kesini" ucap Bianca yang Arlo balas anggukan semangat.

"Aku mau liat kamu bikin kuenya, ya" pinta Arlo penuh antusias yang kembali Bianca berikan delikan sinisnya.

"Enggak usah ngelunjuak, udah sana keluar, ambil lagi kuenya nanti sore!" Ucap Bianca, sambil berlalu. Ia memilih beranjak pergi menuju kitchen dan menyerahkan pekerjaanya yang belum selesai pada pegawai yang lain.

"Izinin gue ke dapur liat Bianca ya, Lun" pinta Arlo, pada Luna yang sejak tadi hanya diam. Respon yang Arlo dapat sama seperti yang Bianca berikan padanya, berupa delikan sinis dari sahabat terdekat mantan istrinya itu.

Heartbreak AnniversaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang