7. Ego

30 4 0
                                    

Rosa terkejut kita namanya di panggil oleh seorang dosen tepat pada saat dia ingin pulang. "Bu Lisa?"

"Rosa, pulang bareng saya yuk!" Ucap Lisa. Di sekitar mereka tidak ada mahasiswa lain sehingga mereka tidak perlu bersikap terlalu formal.

Rosa terkejut karena jika dia pulang bersama dengan Lisa itu berarti juga ia pulang bersama dengan Arthur. "Tapi Bu—"

"Udah, enggak apa-apa. Kamu pasti sudah dengar rumor itu kan?" Tanya Lisa.

Rosa mengangguk. "Iya, Bu. Saya sudah mendengarnya. Dan saya tidak ingin membuat rumor itu semakin besar, Bu. Jadi, biarkan saya pulang sendiri saja ya?"

Lisa merengut. "Rosa—"

"Hai! Rosa!" Panggil seseorang yang ternyata saat Rosa menoleh adalah Dave.

"Dave?" Ucap Rosa saat melihat nya.

Dave tersenyum saat melihat Rosa, kemudian dia terkejut ketika melihat Lisa. "Bu Lisa!" Ucapnya kaget.

"Hai, Dave." Balas Lisa dengan senyuman.

"Selamat sore, Bu." Ucap Dave kemudian.

"Sore." Balas Lisa.

"Ibu ada apa ya sama Rosa?" Tanya Dave.

"Ahh, tidak ada apa-apa. Kamu sendiri bagaimana?" Tanya Lisa.

"Saya sudah janjian sama Rosa buat pulang sekolah bareng hari ini, Bu." Jelas Dave.

Lisa terkejut. "Pulang bareng!?"

Dave mengangguk. "Iya, Bu."

"Ohh, ya-ya." Ucap Lisa dengan gugup.

"Kalau gitu saya boleh ngambil Rosa nya untuk pergi sekarang enggak, Bu?" Tanya Dave.

"Ah, silahkan." Ucap Lisa.

"Terima kasih, Bu." Ucap Dave dengan senyuman. "Ayo Rosa! Kita lanjut yang kemarin!" Ajak Dave yang di angguki oleh Rosa.

Lisa tertegun sejenak melihat kepergian Arthur dan Rosa. Dia menggelengkan kepalanya dan menghembuskan nafas panjang kemudian pergi ke parkiran. Dia masuk ke dalam mobil Arthur bagian belakang dan duduk di sana. "Udah gue ajakin tapi dia enggak mau." Ucap Lisa sembari memakai sabuk pengamannya.

"Dan, umm, gimana ya bilanginnya? Enggak enak deh gue." Kata Lisa sembari menyenderkan tubuhnya.

"Kenapa?" Tanya Arthur yang melihat Lisa dari spion depan mobilnya.

"Tadi, Rosa sepertinya pulang sama Dave deh." Jawab Lisa pelan.

Dahi Arthur mengerut. "Dave?"

Lisa mengangguk. "Iya, brondong incaran gue itu loh~"

"Kenapa mereka pulang bareng?" Tanya Arthur.

Lisa mengangkat kedua bahunya. "Mana gue tahu, tanya aja sana ke bini lo, gue kan juga penasaran. Tapi yang jelas tadi si Dave duluan yang nyamperin istri lo, terus dia juga bilang kalau dia 'mau ngelanjutin yang kemarin' sama bini lo. Sus banget enggak sih kata-kata nya?"

Tak lama Lisa tersadar akan perkataannya. "Ehh, gue enggak bermaksud jadi kompor ya! Lo tahu kan istri lo itu baik banget? Dan enggak mungkin ngelakuin hal jelek. Jadi, jangan curiga ke dia, ya. Jangan berpikiran negatif dulu, lebih baik lo langsung tanyain aja ntar sama bini lo itu pas udah di rumah nanti." Jelas Lisa.

Arthur mengangguk. "Iya."

"Ya udah, sok atuh jalanin mobilnya, lo pengen cepet-cepet ketemu sama bini lo kan? Gue juga pengen cepet-cepet rebahan di kasur gue nih." Ucap Lisa.

Arthur mengangguk dan mulai mengemudikan mobilnya, setelah sekitar 20 menit berkendara Arthur memberhentikan mobilnya di depan rumah Lisa.

"Terima kasih, ya." Ucap Lisa sambil melepaskan sabuk pengamannya.

Arthur mengangguk dan berkata. "Sama-sama, titip salam buat Om dan Tante, ya."

"Iya, jangan lupa juga nanti kalau lo udah punya berita terbaru mengenai hubungan antara istri lo dan brondong gue kasih tahu ke gue ya." Pinta Lisa.

Arthur menganggukkan kepalanya. "Nanti malam ingatin aja lagi, ya."

"Siap! Bye." Ucap Lisa kemudian keluar dari kendaraan Arthur.

Arthur pun kembali menjalankan mobilnya menuju rumahnya, saat sudah memarkirkan mobilnya, Arthur dikejutkan karena melihat Rosa yang juga baru sampai di rumah.

Arthur pun keluar dari mobilnya dan bertanya kepada Rosa. "Kamu baru sampai di rumah?"

Rosa mengangguk, "Iya, tadi ponsel aku tertinggal di sekolah waktu aku sadar di pertengahan jalan, jadi aku kembali lagi ke sekolah untuk mencarinya dan ternyata itu memakan beberapa waktu." Jelasnya.

"Ohh, begitu." Jawab Arthur. "Ngomong-ngomong, umm—" Lanjutnya namun terhenti karena merasa ragu.

"Kenapa Pak?" Tanya Rosa.

"Ah, eee, tentang itu— umm—" Ucap Arthur gugup entah ingin berkata apa.

Rosa mendongak, "Tentang apa Pak?" Tanyanya.

"Ah! Lupakan saja! Bukan masalah penting!" Ucap Arthur sembari memalingkan wajahnya. "Lebih baik kita masuk ke dalam sekarang!" Lanjutnya.

"Ah! Sial! Rasa gengsi dan ego ku!" Batin Arthur.

"Pak Arthur kaku sekali sih. Berbeda sekali dengan yang jika berada di kampus. Sepertinya dia ingin bertanya tentang aku dan Dave? Kan hanya tinggal bertanya saja. Aku juga akan langsung menjawabnya kok. Jika aku memberitahunya lebih dulu aku takut kalau aku hanya ke gr-an dan itu hanya dugaan ku saja." Pikir Rosa

×××××

To Be Continued 🌬️

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak kalian dengan cara Vote dan Komen, thanks!

Istri Kecil Sang Dosen Tampan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang