Rosa mengetuk pintu kamar Arthur dan setelah diberikan izin ia baru masuk ke dalam kamar Arthur. Ia menaruh air hangat di atas meja samping tempat tidur Arthur.
Sekedar informasi, Arthur dan Rosa menikah karena perjodohan, atau lebih tepatnya Rosa yang menikah dengan Arthur karena perjodohan. Sudah hampir 5 bulan sejak mereka menikah namun Arthur dan Rosa masih tetap tinggal di kamar yang terpisah karena permintaan dari Arthur.
"Rosa, tugas dari saya sudah selesai?" Tanya Arthur.
"Sudah, Pak." Jawab Rosa.
Arthur terdiam sejenak. "Jangan lupa untuk membawanya ya. Atau hukumannya akan bertambah nanti. Lalu jangan sampai terlambat juga lain kali."
"Iya, Pak." Jawab Rosa sembari menundukkan kepalanya.
Sunyi melanda untuk sekilas. Jika Rosa menatap Arthur ,mungkin dia akan tahu bahwa dari gelagat dan ekspresinya Arthur sepertinya ingin mengatakan sesuatu.
"Umm, apakah masih ada yang di perlukan lagi?" Tanya Rosa.
Arthur terdiam sejenak. "Tidak, kamu boleh keluar."
Rosa mengangguk dan keluar dari kamar Arthur. Ia pergi ke kamar nya yang letaknya tidak bersebelahan dengan kamar sang suami.
Rosa duduk di atas kasurnya dan membuka ponselnya. Dia mengernyit saat mengetahui bawah Arthur mengirimkan pesan kepada nya. "Ah, tadi aku tidak mengecek ponselku dulu setelah membersihkan diri."
Ternyata pesan yang dikirimkan oleh Arthur menanyakan apakah Rosa sudah pulang atau belum. Karena Arthur sudah mengetahui bahwa ia (Rosa) sudah pulang jadi Rosa memutuskan untuk tidak membalas pesan yang dikirimkan oleh Arthur.
Rosa merebahkan tubuhnya. Ia menghela napas panjang. Dan kemudian memejamkan matanya. Rosa kembali membuka matanya saat mendengar suara petir, ia menatap langit dan bergumam. "Sepertinya ini sudah mulai memasuki musim penghujan."
Rosa membuka ponselnya dan memilih untuk memainkan ponselnya, ia memainkan beberapa game yang ada di ponselnya dan kemudian memilih untuk melihat-lihat media sosial miliknya.
Saat sudah menunjukkan pukul 17.00 sore Rosa keluar dari kamarnya dan pergi menuju dapur untuk menyiapkan makan malam. Rosa sedikit terkejut melihat Arthur yang juga ada di sana. Arthur nampak sedang mencari sesuatu.
"Apa anda sedang mencari sesuatu?" Tanya Rosa yang cukup membuat Arthur kaget.
"Oh, tidak tidak apa-apa saya sudah menemukan apa yang saya inginkan." Jawab Arthur cepat.
Rosa mengangguk. "Lalu, apa yang ada yang ingin anda makan untuk makan malam hari ini?"
"Makan apa saja tidak masalah kok." Jawab Arthur.
Rosa mengangguk. "Baiklah."
"Kalau begitu saya akan kembali ke kamar saya sekarang." Ucap Arthur yang langsung meninggalkan Rosa.
Setelah Arthur pergi Rosa mulai memasak dan kemudian menyiapkan makan malam saat makan malam tidak ada obrolan khusus di antara kedua insan tersebut. Dan sampai pada akhirnya Arthur mengeluarkan suaranya dan bertanya kepada Rosa setelah selesai makan. "Apa tadi kamu pulang bersama dengan Amanda?"
Rosa mengangguk. "Iya."
"Kenapa?" Tanya Arthur kembali.
"Aku lupa membawa payungku jadi aku tidak bisa pergi halte, aku juga tidak bisa naik ojek karena hujan dan karena aku juga membawa laptop, lalu aku tidak bisa memesan taksi karena lalu lintas sekitar macet cukup parah. Dan kemudian aku bertemu dengan Amanda, Ivana serta Thalita mereka mengajak untuk pulang bersama, jadi aku pulang bersama mereka." Jelas Rosa.
"Kelas terkahir mu selesai pukul 1 kan?" Tanya Arthur.
Rosa kembali mengangguk. "Benar."
"Lalu—" Ucapan Arthur terpotong dengan sendirinya, suaranya seperti tidak bisa keluar untuk melanjutkan kata-kata yang ingin dia sampaikan.
Arthur tidak bisa berbicara untuk beberapa saat hingga menyebabkan Rosa menatap ke arahnya. "Apa Anda baik-baik saja?" Tanya Rosa yang nampak cukup khawatir.
"Sa— Saya tidak apa-apa." Kata Arthur sambil mengalihkan pandangannya. Rosa biasanya senantiasa menunduk saat berbicara dengan Arthur jadi Arthur selalu memperhatikannya, namun sekarang saat Rosa menatapnya, Arthur merasa ada yang tidak beres dengan kecepatan laju jantungnya.
"Kamu bisa menanyakan kepada saya apakah saya bawa payung atau tidak terlebih dahulu, sehingga kamu tidak perlu menunggu terlalu lama dan bisa pulang menggunakan bus lebih cepat." Lanjut Arthur.
"Baiklah." Ucap Rosa kembali menundukkan kepalanya karena merasa ada yang aneh dengan Arthur setelah ia menatap Arthur. Dalam benaknya ia berpikir, "apakah Arthur sebegitu tidak inginnya menatapku?"
×××××
To Be Continued 🌬️
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kecil Sang Dosen Tampan
Fiksi Remaja"Kamu enggak minta saya jadi dospem kamu?" "Enggak, Pak. Saya sudah minta Bu Maya buat jadi dospem saya." "Kenapa?" "Saya sudah cukup di bimbing sama Bapak di rumah setiap hari. Sekaligus, biar kita sama-sama lebih profesional saja sih, Pak."