"Kita nginep di rumah papi, yuk!" Ajak Amanda.
Saat ini Rosa dan Amanda sedang berada dalam perjalanan pulang setelah bermain bersama dengan Ivana dan Thalita.
"Ke rumah Papi?" Tanya Rosa yang sedikit terkejut. "Tapi aku belum bilang apa-apa ke Arthur." Lanjutnya.
"Ya udah, bilang aja sekarang. Tenang aja dia pasti ngebolehin, kok. Dia pasti juga langsung nyamperin kita ke rumah Papi." Ucap Amanda.
Rasa terdiam sejenak untuk berpikir. "Baiklah, aku akan mengatakannya pada Arthur." Ucapnya lalu mengeluarkan ponselnya.
"Jangan dikirimin pesan, langsung ditelepon aja." Ucap Amanda.
"Ohh, baiklah." Ucap Rosa yang kemudian menelpon Arthur.
"Jangan lupa dinyalain speakernya." Ucap Amanda dan di angguki oleh Rosa.
--📞--
"Assalamualaikum." Ucap Arthur di balik telpon.
"Waalaikumsalam, mas." Jawab Rosa.
"Ada apa, Sa? Kamu sudah pulang?" Tanya Arthur.
"Sudah mas, ini aku lagi di jalan pulang bareng Manda." Jawab Rosa.
"Alhamdulillah, hati-hati di jalan ya. Kasih tahu ke Amanda jangan ngebut." Ucap Arthur.
"Iya, mas. Dan, mas, begini, aku diajak Amanda ke rumah Papi, boleh?" Tanya Rosa.
"Ke rumah Papi? Untuk apa kalian ke sana?" Tanya Arthur
"Ah, itu—" Ucapan Rosa terpotong.
"Masa menantunya mau main ke rumah mertuanya sendiri aja ditanyain mau ngapain sih? Ya tentu aja lah mau silaturahmi, mau nginap bareng aku, kamu enggak usah ikut ya, di rumah kamu sendiri aja." Sela Amanda. "Kalau mau jemput istrinya besok pagi aja." Lanjutnya.
"Baiklah, saya izinkan, tapi langsung ke rumah papi ya, jangan mampir ke mana-mana lagi, sudah malam, tidak baik bagi perempuan keluyuran." Ucap Arthur.
"Ihh, kenapa lo tiba-tiba ngomong kayak gitu? biasanya juga kalau gue pulangnya sampai subuh juga enggak kenapa-napa, lo enggak komentar apa-apa tuh, kenapa tiba-tiba jadi gini?" Tanya Amanda sinis.
"Saya berpesan untuk istri saya Amanda." Jelas Arthur.
"Ih! Dasar pilih kasih!" Pekik Amanda. "Matiin aja teleponnya, Sa! Nanti gue jadi darah tinggi kalau denger omongan dia terus." Lanjutnya dan kemudian tanpa persetujuan dari Rosa Amanda sendirilah yang langsung mematikan teleponnya.
-----
"Huh! Dasar jahat! Masa dia begitu sih ke gue!" Ucap Amanda. "Gue tahu kok kalau gue itu emang hebat! Bisa 8 macam jenis bela diri dari berbagai negara, dan yang paling gue banggakan adalah bisa dapat sabuk hitam taekwondo saat gue 8 tahun!" Lanjutnya.
"Wow." Sahut Rosa pelan.
"Enggak usah kagum, suami lo itu jauh lebih berbakat dari gue, dia berhasil punya sabuk hitam di usia nya yang ke 6." Ucap Amanda kesal.
"Ohh~" Sahut Rosa sambil mengangguk.
Setelah sekitar 20 menit berkendara, Rosa dan Amanda tiba di kediaman orang tua Arthur. Mereka langsung disambut oleh Ibunda dari Arthur begitu memarkirkan mobil mereka di garasi.
"Rosa! Mami kangen sekali!" Ucap Margareth, Ibu dari Arthur dan Amanda yang langsung memeluk tubuh Rosa. "Kamu kok enggak main-main ke sini sih, Mami selalu nungguin kedatangan kamu loh." Lanjut nya.
Rosa membalas pelukan tersebut dan berkata. "Maaf, Mi. Banyak yang tugas yang harus aku kerjakan akhir-akhir ini."
"Kamu atau si Arthur yang banyak tugas?" Sahut Amanda.
Margareth melepaskan pelukannya dan menatap Rosa. "Benar, pasti anak itu kan yang tidak mau ke sini? Dia itu susah sekali kalau disuruh untuk bertemu dengan papi dan maminya sendiri."
"Enggak kok, Mi! Enggak gitu!" Ucap Rosa terburu-buru, ia tidak ingin suami nya di cap jelek.
Margareth terkekeh kecil. "Mami cuma bercanda kok, sayang." Ucapnya dan kemudian menatap wajah putrinya. "Manda juga, jangan jadi kompor ya." Lanjutnya sambil memencet hidung Amanda.
"Hehe, iya, Mi. Maaf." Jawab Amanda.
"Ya sudah, sekarang kita ke atas, yuk! Papi kalian sudah menunggu kita untuk makan malam bersama nih. Mami sudah masak udang dan cumi saus Padang kesukaan nya Manda loh." Ucap Margareth.
Mata Amanda terbuka lebar. "Seriously?!"
"Sure." Balas Margareth.
"Yey! Kalau gitu aku naik duluan, ya! Aku tunggu kalian di atas! Pa-pay!" Ucap Manda yang langsung berlari meninggalkan Margareth dan Rosa.
Margareth tersenyum melihat tingkah laku putrinya, ia menatap Rosa kemudian. "Mami masak makanan itu karena lusa Mami mau pergi ke Europe loh."
"Ah?" Ucap Rosa yang kaget.
"Mami belum sempet bilang ke Manda karena Papi ngasih infonya mendadak tadi, Mami mau bilang nanti setelah kita makan malam. Tapi sebelum itu, Mami mau tanya ke Rosa, Rosa mau tidak menginap di tempat ini menemani Manda selama Papi dan Mami pergi ke Europe?" Tanya Margareth.
"Tenang, Mami sudah berbicara dengan Arthur, dia akan segera ke sini, kamu bisa menjawabnya setelah berunding bersama dengannya nanti." Lanjutnya.
Rosa tersenyum kecil dan mengangguk. "Baik, Mi. Terima kasih."
"Sama-sama, sayang. Sekarang ayo kita naik ke atas, Amanda bisa marah jika kita terlalu lama di sini." Ucap Margareth.
Rosa mengangguk dan kemudian mereka berdua pun pergi ke ruang makan bersama-sama.
×××××
To be continued 🌬️
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kecil Sang Dosen Tampan
Fiksi Remaja"Kamu enggak minta saya jadi dospem kamu?" "Enggak, Pak. Saya sudah minta Bu Maya buat jadi dospem saya." "Kenapa?" "Saya sudah cukup di bimbing sama Bapak di rumah setiap hari. Sekaligus, biar kita sama-sama lebih profesional saja sih, Pak."