Rosa menghela nafas berat, masalahnya dengan Amanda saja belum selesai tapi sekarang masalah yang dia hadapi sudah bertambah saja. Rosa tidak menyangka bahwa sebuah potret dirinya dan Dave yang sedang berbicara di taman sebelumnya dapat menghebohkan satu fakultas nya, bukan hanya fakultas nya saja, tapi foto tersebut juga menghebohkan satu kampus, tepatnya para penggemar dari Dave.
Dave adalah seorang pria yang terkenal bukan hanya di fakultasnya tapi juga di seluruh kampus, ia merupakan seorang mahasiswa yang berprestasi di sekolah, selain berprestasi wajah tampannya juga menjadi sebuah primadona bagi para kaum hawa. Lagipula juga, siapa orang yang sembarangan memotret dirinya dan Dave. Seperti Dave tidak pernah bersama dengan wanita lain saja.
Saat Rosa sedang memikirkan masalah kehidupan yang sedang ia alami saat ini, dering telepon berhasil membuat fokusnya membuyar. Rosa melihat layar ponsel, disana ada nama seorang 'Dave' sebagai orang yang menelponnya.
———📞———
"Halo Rosa?" Ucap Dave dari sebrang telpon.
"Iya, Dave." Sahut Rosa.
"Aku baru lihat di Ig, maaf ya, jadi melibatkan kamu." Ucap Dave yang merasa bersalah.
"Enggak, Dave. Kamu juga duduk di sana gara-gara mendengarkan curhatan aku. Harusnya aku yang minta maaf." Balas Rosa.
"Pokoknya ini salah gue! Kan gue yang duluan nyamperin Lo. Dan, stop buat minta maaf lagi, biarin berakhir di gue! Nanti kita malah perang-perangan buat minta maaf. Gue bakalan cari pelakunya. Tunggu, ya." Ucap Dave yang langsung mematikan sambungan teleponnya.
—————
Rosa kehabisan kata-kata ketika mengetahui bahwa Dave memutuskan sambungan mereka. Ia menggelengkan kepalanya pelan sambil bergumam. "Dave~"
Rosa termenung kembali sembari sesekali meneguk hot coffee yang ia pesan sebelum, saat ini Rosa sedang berada di sebuah kafe, ia duduk sendirian di mejanya sembari melihat rintik hujan yang berjatuhan di luar kafe. Sesekali ia juga melihat jam yang ada di ponselnya agar ia tidak ketinggalan untuk bus yang akan ia tumpangi agar bisa pulang.
"Rosa?" Panggil seseorang yang membuat Rosa menoleh untuk mencari sumber suara tersebut.
"Yola?" Ucap Rosa begitu melihat sosok wanita yang tidak asing baginya.
Yolanda tersenyum dan bertanya. "Boleh aku duduk disini?" Tanya Yolanda sembari menunjuk kursi yang ada di hadapan Rosa.
Rosa mengangguk cepat. "Silahkan."
"Terima kasih." Ucap Yolanda sembari tersenyum dan duduk di hadapan Rosa.
"Kamu lagi apa di sini?" Tanya Yolanda.
"Aku lagi nungguin jadwal bus aku yang selanjutnya, soalnya tadi aku ketinggalan jadwal bus yang sebelumnya, dan karena jadwalnya masih agak lama, aku putusin untuk ke kafe ini dulu deh." Jawab Rosa.
"Ohh~" Ucap Yolanda sambil mengangguk-angguk kecil. "Kalau pulangnya bareng sama aku aja gimana? Mau enggak? Kamu temenin aku makan dulu di sini."
"Tidak perlu, arah rumah kita kan berbeda, Yola. Lagi pula aku masih punya waktu sekitar 20 menit untuk menemanimu makan di sini." Ucap Rosa menolak halus tawaran Yola sembari memberikan alasannya.
"Aku mau pergi ke rumah Veronica dulu kok untuk mengambil tugas proyek ku yang tertinggal di rumahnya, jadi aku bisa sekalian mengantar mu pulang. Lalu aku juga sepertinya butuh lebih dari sekedar 20 menit saja, aku ingin berbincang mengenai hubungan mu dan Dave, hihi. Lagipula, kita kan juga sudah lama tidak berbincang berduaan seperti ini~" Jelas Yolanda sembari terkekeh kecil.
Rasa berpikir sejenak, selalu menjawab. "Baiklah, aku setuju. Memangnya Apa yang ingin kau tanyakan tentang aku dan Dave?"
Yolanda tersenyum senang. "Umm, jadi apakah berita itu benar?" Tanya Yolanda. "Apakah kalian benar-benar sedang berada di hubungan yang istimewa?" Tanya Yolanda kembali sambil berbisik.
"Apa kau percaya dengan berita itu? Tentu saja itu tidak benar? Aku dan Dave hanyalah teman. Foto saat aku memasuki mobil Dave itu, sepertinya diambil ketika Dave memberiku tumpangan untuk pulang karena saat itu bus tidak ada yang lewat, yang kalau tidak salah hal itu disebabkan oleh kondisi lalu lintas yang cukup parah di saat hujan dan terjadinya kecelakaan." Jawab Rosa.
"Lalu yang saat di lorong fakultas itu adalah ketika kami membicarakan tentang sesuatu hal, dan gambar terakhir itu diambil pada hari ini di pagi hari tadi saat aku dan Dave sedang mengobrol." Lanjut Rosa.
"Sungguh?" Tanya Yolanda yang tampaknya tidak yakin.
"Kami ini berbeda, Yola. Aku seorang pemeluk agama Islam dan Dave adalah seorang penganut agama Kristen jadi dari situ saja sudah terlihat bahwa kita tidak bisa bersama." Jelas Rosa.
"Aku dan Dave sama-sama merupakan orang yang insyaallah taat pada Tuhan kami dan kami juga tidak akan menjalani hal yang Tuhan kami jelas melarangnya. Aku tidak ingin keluar dari agama aku hanya karena cinta kepada seorang manusia dan aku juga tidak ingin kalau orang lain keluar dari agamanya hanya karena mencintaiku." Lanjutnya.
Yolanda tersenyum lebar. "Baikla-baiklah, aku paham. Lalu, aku juga ingin bertanya, sejak kapan kau dekat dengan si Dave itu? Itu sama sekali tidak terduga tahu."
Rosa tersenyum tipis. "Jadi, begini ceritanya —"
Rosa pun menceritakan bagaimana awal pertemuannya dengan Dave yang bisa membuat mereka menjadi dekat, kemudian Rosa juga menjawab beberapa pertanyaan lain dari Yolanda yang entah itu menyangkut tentang dia Dan Dave maupun tentang hal-hal lainnya.
×××××
To be continued 🌬️
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kecil Sang Dosen Tampan
Teen Fiction"Kamu enggak minta saya jadi dospem kamu?" "Enggak, Pak. Saya sudah minta Bu Maya buat jadi dospem saya." "Kenapa?" "Saya sudah cukup di bimbing sama Bapak di rumah setiap hari. Sekaligus, biar kita sama-sama lebih profesional saja sih, Pak."